Kalender 2012-2014 Ternyata Ada Dua Versi  

Reporter

Editor

Rabu, 14 Desember 2011 10:43 WIB

Seorang jamaah Tarikat Syatariah menunjukan kalender Taqwim (untuk melihat awal bulan) di Medan, Sumatera Utara, (1/8). ANTARA/Irsan Mulyadi

TEMPO Interaktif, Bandung - Perbedaan tanggal perayaan Idul Fitri 1432 Hijriah pada Agustus 2011 lalu diyakini tidak akan terulang pada kalender 2012. Namun anggota Badan Hisab dan Rukyat Thomas Djamaluddin mengatakan bakal ada perbedaan tanggal dimulainya puasa pada tahun depan. “Ormas Muhammadiyah lebih maju sehari, tapi Lebaran sama,” kata Thomas dalam percakapannya dengan Tempo, Selasa, 13 Desember 2011.

Dengan kata lain, kata Djamaluddin, pengikut ormas Muhammadiyah akan berpuasa selama 30 hari. Sedangkan yang mengacu pada kalender hasil ketetapan pemerintah hanya berpuasa 29 hari. Perbedaan itu disebabkan oleh tak samanya cara perhitungan penetapan tanggal kalender Islam.

Menurut Djamaluddin, tanggal Lebaran di kalender 2011 tidak sesuai bukan karena meleset. “Kita perlu memberi edukasi ke masyarakat bahwa penentuan hari raya itu harus menunggu hasil sidang isbat,” katanya.

Walau begitu, pemerintah lewat Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Menteri Tenaga Kerja telah menetapkan hari-hari libur juga hari raya keagamaan hingga 2014 berdasarkan tiga kriteria utama.

Di antaranya, kata Djamaluddin, bulan baru Islam berdasarkan ketinggian bulan minimal 2 derajat saat muncul di ufuk barat, dan jarak bulan dengan matahari dari mata penglihat sejauh 3 derajat saat magrib. ”Kriteria itu terakhir ditetapkan lagi pada 21 September lalu,” kata astronom dari Lapan itu.

Dari kalangan ormas Islam yang besar, ujar dia, hanya Muhammadiyah yang tidak sepakat soal ketinggian bulan minimal 2 derajat saat muncul. Muhammadiyah tetap berpatokan di bawah 2 derajat asal bulan sudah terlihat. “Ketinggian minimal 2 derajat itu hasil kesepakatan ormas-ormas Islam, juga Malaysia, Singapura, dan Brunei,” katanya.

Secara ilmiah, penanggalan pada kalender 2012-2014 itu bisa dibuktikan dengan perangkat lunak yang biasa dipakai para astronom. “Sudah dibuktikan akurasinya untuk perhitungan waktu gerhana bulan atau matahari yang akan terjadi,” ujarnya. Sebab, kata Djamaluddin, peredaran bulan dan matahari berlaku tetap.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat Ayat Dimyati sepakat. Namun diakuinya memang ada perbedaan tanggal 1 Syawal 1433 Hijriah atau pada 2012. “Satu Ramadhan kami jatuh pada 20 Juli, sedangkan Lebaran 1 Syawal sama dengan perhitungan pemerintah, 19 Agustus 2012,” kata dia.

Kalender tahun depan versi Muhammadiyah kemarin telah disebar ke anggotanya di Jawa Barat. Terkait dengan kemungkinan pencetakan kalender 2011 yang mengacu pada kalender versi Muhammadiyah, Ayat mengaku tak tahu. “Wallahualam kalau waktu itu mengacunya ke Muhammadiyah,” katanya. Masyarakat banyak yang terkecoh dan bingung karena tanggal Lebaran berbeda dengan hasil sidang isbat pemerintah.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya