TEMPO.CO , Birmingham- Barisan awan raksasa itu bagai mengepung langit kota Birmingham di Alabama, Amerika Serikat, Jumat lalu. Awan berbentuk gelombang tsunami yang bergulung-gulung itu membuat stasiun cuaca setempat kebanjiran pertanyaan penduduk yang datang membawa foto awan aneh itu, “Apakah ini tsunami di langit?”
Para pakar mengatakan awan ini adalah contoh “gelombang Kelvin-Helmholtz.” Entah di langit atau di samudera, jenis turbulensi itu selalu terbentuk ketika lapisan atau cairan yang bergerak cepat meluncur di atas lapisan tebal yang bergerak lebih lambat sehingga menyeret permukaannya.
Gelombang air, misalnya, terbentuk ketika lapisan fluida di atasnya (udara) bergerak lebih cepat daripada lapisan fluida di bawahnya (air). Ketika perbedaan antara kecepatan angin dan air meningkat ke titik tertentu, gelombang pecah, membentuk seperti cabit yang condong ke depan. Bentuk itulah yang disebut sebagai bentuk gelombang Kelvin-Helmholtz.
Menurut Chris Walcek, ahli meteorologi di Atmospheric Sciences Research Center di State University of New York di Albany, angin yang bergerak cepat di langit dapat menyeret puncak awan tebal yang bergerak lambat di bawahnya dengan cara yang sama.
“Dalam gambar langit Birmingham, kemungkinan ada lapisan udara dingin dekat permukaan yang kecepatan anginnya rendah,” kata Walcek. “Itulah sebabnya ada awan atau kabut di lapisan itu. Di atas lapisan awan dingin yang bergerak lambat itu kemungkinan ada lapisan udara hangat yang bergerak lebih cepat.”
Umumnya, perbedaan kecepatan angin dan temperatur antara dua lapisan atmosfer ini begitu kecil sehingga udara yang bergerak cepat ini meluncur dengan lancar di atas udara yang bergerak lambat,” kata Walcek. Ada kalanya, perbedaannya begitu ekstrem. Jika perbedaan kecepatan angin terlalu besar, antarmuka antara kedua lapisan itu pecah menjadi turbulensi acak.
Gelombang Kelvin-Helmholtz terbentuk ketika perbedaan kecepatan angin dan temperatur di kedua lapisan menyentuh titik yang tepat. “Foto ini menunjukkan udara di antara dua lapisan atmosfer ini amat mendekati ambang batas turbulensi dan bercampur untuk menggabungkan kedua lapisan itu menjadi satu,” ujarnya.
LIVESCIENCE | TJANDRA
Berita terkait
Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata
8 menit lalu
Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG
Baca SelengkapnyaPiala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal
8 menit lalu
Taiwan akan menjadi lawan Indonesia pada babak semifinal Piala Thomas 2024. Chou Tien Chen mengalahkan Viktor Axelsen.
Baca SelengkapnyaKelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya
19 menit lalu
Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.
Baca SelengkapnyaPenyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang
34 menit lalu
Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaJokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh
44 menit lalu
Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.
Baca Selengkapnya3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan
54 menit lalu
Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.
Baca SelengkapnyaInsiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing
1 jam lalu
Banyak insiden yang menggerus reputasi Boeing sebagai produsen pesawat terkemuka di dunia, yang terakhir adalah kematian seorang pelapor.
Baca SelengkapnyaPiala Thomas 2024: Fajar / Daniel Puas Balas Dendam ke Korea Selatan dan Bawa Indonesia ke Semifinal
1 jam lalu
Fajar / Daniel menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Korea Selatan pada perempat final Piala Thomas 2024.
Baca SelengkapnyaGerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung
1 jam lalu
Spesialis bedah saraf tak menganjurkan penderita nyeri punggung untuk melakukan berbagai aktivitas berikut beserta alasannya.
Baca SelengkapnyaProgres Pembangunan Bandara VVIP IKN Sudah 18 Persen, Diklaim Tak Ada Masalah Lahan
1 jam lalu
Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN memastikan tidak ada permasalahan lahan untuk pembangunan runway Bandara VVIP di ibu kota.
Baca Selengkapnya