TEMPO.CO , New Delhi - Sebuah aplikasi ponsel yang bisa menyelamatkan penggunanya dari pelecehan seksual diluncurkan di India. Inovasi ini menjadi solusi bagi penduduk di negara dengan tingkat kriminalitas tinggi.
"Fight Back" adalah nama aplikasi tersebut. Dibuat oleh organisasi nirlaba asal India, Whypoll, menyusul kecemasan akan meningkatnya kekerasan terhadap perempuan di negara mereka.
"Saya tumbuh di Delhi yang tak pernah aman. Sebagai perempuan, anda tak nyaman berada di jalan," ujar pendiri Whypoll Shweta Punj.
Kemudahan pemakaian menjadi daya tarik aplikasi ini. Saat merasa terancam, pengguna bisa menekan sebuah tombol darurat yang kemudian mengirimkan pesan minta tolong kepada keluarga dan teman yang telah terdaftar. Medium penyampai pesan bisa berupa pesan singkat, surat elektronik, dan Facebook.
Bersama pesan tersebut, aplikasi juga menyelipkan informasi posisi yang dikumpulkan melalui GPS. Aplikasi akan terus memutakhirkan posisi terakhir pengguna sampai bisa ditemukan.
Pengguna aplikasi sebenarnya bisa memasukkan nomor polisi ke dalam kontak penerima pesan darurat. Sayangnya, kebanyakan orang India belum percaya pada polisi.
"Masyarakat India lebih bergantung pada orang terdekat ketimbang aparat," tambah Hindol Sengupta yang juga pendiri Whypoll.
Aplikasi "Fight Back" dirancang agar berfungsi pada ponsel bermerek Nokia, Samsung, HTC dan BlackBerry. Calon pengguna yang berminat cukup merogoh kocek sebanyak US$ 1,9 untuk berlangganan aplikasi ini selama satu tahun.
India merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi. Prospek cerah ini membuka peluang bagi perempuan mendapatkan pekerjaan dan bepergian lebih banyak ke lokasi kerja. Namun survei pada tahun 2010 oleh pemerintah India menunjukkan 45 persen perempuan takut bepergian sendiri saat malam dan 65 persen takut menggunakan transportasi publik.
Setahun lalu, aktivis antikekerasan di Mesir meluncurkan program HarassMap. Melalui program ini, perempuan diminta melaporkan informasi lokasi ketika mengalami pelecehan seksual. Tujuan akhir program ini adalah membuat peta daerah berisiko terjadi pelecehan seksual.
