TEMPO.CO, Jakarta - Penawaran saham perdana Facebook Inc atau IPO (Initial Public Offering) menambah daftar kekayaan para pemegang sahamnya. Namun Komisi Sekuritas Bursa mengatakan beberapa di antaranya sudah diuangkan.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg, memiliki saham paling tinggi di perusahaan dengan jumlah mencapai US$ 533,8 juta atau setara dengan Rp 4,8 triliun.
Salah seorang pendiri Facebook, Dustin Moskovitz, sahamnya mencapai Rp 1,2 triliun. Tetapi tak satu pun nama dari pendiri lainnya, seperti Chris Hughes dan Eduardo Saverin, berada di daftar pemegang saham tertinggi. Itu artinya mereka telah melepaskan saham di perusahaan.
Namun, dalam salinan mengenai keterangan saham milik pendiri lainnya, Sean Parker, masih terdaftar di perusahaan bernama Spotify. Mereka bertiga telah menjual sahamnya ke pasar bursa milik swasta, SharesPost dan SecondMarket.
Kemungkinan besar, Hughes menyimpan uang hasil penjualan sahamnya ke perusahaan bernama Jumo yang kini telah merger dengan Good. Demikian juga dengan Severin yang telah menjual sahamnya dari Facebook ke perusahaan teknologi lainnya, Qwiki.
Jim Breyer dari Accel Partners memiliki US$ 201 juta atau setara dengan Rp 1,79 triliun. Peter Thiel memiliki US$ 44,7 juta atau Rp 402 miliar, sedangkan Mac Andreesen menanamkan saham sebesar US$ 36,7 juta atau senilai Rp 327 miliar.
Chief Operating Officer Sheryl Sadberg, Chief Financial Officer David Ebersman, Vice President and General Consel Theodore Ullyet, dan Head of Engineering Mike Schroepfer sampai saat ini belum menetapkan pilihan terhadap saham mereka. Kemungkinan mereka akan menjual sahamnya dengan nilai yang rendah.
ALL FACEBOOK | SATWIKA MOVEMENTI
Berita Terkait:
India Gusur Peringkat Facebook Indonesia
Go Public, Facebook Tawarkan Saham Rp 90 Triliun
Penawaran Saham Facebook Bernilai Rp 45 Triliun
Saat Tawarkan Saham, Pendapatan Facebook Rp 33 Triliun
Bos Facebook Bakal Digaji 1 Dolar per Tahun
Berita terkait
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis
22 Februari 2021
Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaSempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini
11 Juni 2018
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.
Baca SelengkapnyaKominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018
31 Mei 2018
Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.
Baca SelengkapnyaPangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan
24 Januari 2018
Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.
Baca SelengkapnyaSitus Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia
27 September 2017
Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.
Baca SelengkapnyaGoogle Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web
27 Agustus 2017
Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.
Baca SelengkapnyaIngin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...
10 Agustus 2017
Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?
Baca SelengkapnyaBagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?
10 Agustus 2017
Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?
Baca SelengkapnyaGoogle, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality
12 Juli 2017
Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality
Baca SelengkapnyaIngin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini
7 Juli 2017
Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.
Baca Selengkapnya