TEMPO.CO, Amsterdam - Peternakan konvesional bakal memiliki pesaing baru. Sebentar lagi, seorang ilmuwan Belanda akan menyajikan hasil uji cobanya: hamburger dengan daging sapi yang 'diternakkan' di piring-piring kaca laboratoriumnya.
Mark Post, seorang ahli ilmu faal di Universitas Maastricht di Belanda, mengatakan proyek ini didanai oleh investor anonim yang tertarik dalam "teknologi transformasi kehidupan". Ia meyakini proyek yang menghabiskan dana US $ 330 ribu ini akan menjadi sebuah revolusi baru dalam industri makanan.
"Ini adalah sumber daya baru yang memiliki reputasi uang," kata Post di Vancouver, Kanada, pada pertemuan tahunan Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan.
Bagaimana rasanya? Post menyatakan sama persis dengan daging yang dikembangkan di peternakan. Ia menjanjikan akan mengundang media mengudap hamburger pertamanya yang akan diolah oleh koki kondang Heston Blumenthal.
Post menternakkan daging dengan cara menumbuhkan sel induk sapi di sebuah tabung besar, mentransformasikannya menjadi ribuan lapisan tipis sel otot daging sapi, dan mencincangnya menjadi potongan-potongan kecil. Potongan ini kemudian digabungkannya dengan daging yang sudah lebih dulu dikembangkan di laboratorium untuk membentuk gumpalan daging siap konsumsi seukuran bola golf.
Jika Post dan rekan-rekannya berhasil, itu akan menandai kemenangan teknologi setelah bertahun-tahun bekerja untuk memperbaiki metode daging laboratorium. Langkah ini ditujukan untuk menjamin keamanan pangan warga dunia.
Menurut para ahli, dengan makin terbatasnya lahan dan mahalnya energi, peternakan konvensional pada satu titik tak akan mampu mencukupi kebutuhan warga dunia. Data PBB menunjukkan bahwa peternakan memakan 30 persen daratan di planet ini. Dan selama 40 tahun ke depan, permintaan produk daging diharapkan dua kali lipat.
Jika asumsi para peneliti benar, daging yang diternakkan di laboratorium merupakan salah satu jalan keluar. "Bisa mengurangi pengeluaran energi sekitar 40 persen," kata Post. Daging laboratorium juga akan memusakan hati para pecinta hewan, antara lain PETA, karena sel-sel induk bisa diambil tanpa membunuh hewan.
TRIP B | COSMICLOG
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya