TEMPO.CO, Atlanta - Virus influenza berbahaya ternyata tidak hanya menyerang burung dan babi. Para ilmuwan menemukan virus influenza baru yang menginfeksi kelelawar.
Salah seorang peneliti, Ruben Donis, mengatakan belum mengetahui dampak virus flu kelelawar bagi kesehatan manusia. "Ini masih terlalu dini," ujarnya.
Pria yang menjabat kepala virologi molekuler dan vaksin di Divisi Influenza Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat ini juga belum bisa memastikan sampai sejauh mana kemungkinan virus flu kelelawar menular ke manusia.
Donis dan tim peneliti Amerika dan Guatemala menemukan virus flu kelelawar setelah mengisolasinya dari kelelawar kecil berbahu kuning di Guatemala. Kelelawar itu adalah jenis pemakan buah.
Penelitan virus flu kelelawar belum sampai tahap memutuskan bahwa kelelawar adalah sumber atau inang virus flu. Para peneliti justru menemukan kelelawar Guatemala membawa sejumlah penyakit yang dapat menyerang manusia dan hewan lokal, seperti infeksi saluran pernapasan akut, rabies, dan virus Marburg.
Menurut Donis, yang menerbitkan penelitiannya dalam jurnal Proceeding of the National Academy of Sciences akhir Februari 2012, persebaran, kelimpahan, perilaku sosial, dan kemampuan terbang jarak jauh sebenarnya membuat kelelawar cocok sebagai inang penyebar virus.
Virus flu kelelawar diberi nama menggunakan huruf H dan N, seperti H1N1 pada virus flu babi dan H5N1 pada virus flu burung. Setiap huruf mewakili sebuah protein di permukaan virus, yakni hemaglutinin dan neuraminidase.
Namun spesifikasi protein yang dimiliki virus flu kelelawar jauh lebih unik. Virus ini memiliki protein H dengan pengkodean baru, yaitu H17. Virus flu kelelawar juga memiliki protein N yang tampaknya lebih kuno daripada semua jenis virus Influenza A, bahkan dibandingkan virus Influenza B yang hanya menginfeksi manusia.
Para peneliti tidak dapat menumbuhkan virus flu kelelawar di laboratorium, tetapi mereka menemukan komponen dari virus bisa dipadupadankan dengan virus flu yang umum menyerang manusia. Ini berarti virus flu kelelawar seharusnya mampu melakukan modifikasi ulang sebagaimana sejumlah virus flu berbeda yang sama-sama menginfeksi satu sel yang dapat bertukar komponen dan menciptakan virus baru dengan sifat baru.
Proses serupa terbukti mampu menghasilkan strain virus berbahaya yang menyulut pandemi pada 2009, yakni virus flu babi (H1N1).
Donis tidak yakin proses modifikasi virus flu kelelawar bisa terjadi di alam. Sebab, untuk bisa terjadi proses modifikasi, virus flu kelelawar dan virus penginfeksi manusia harus menginfeksi hewan yang sama pada saat yang sama. "Para ilmuwan tidak tahu seberapa besar kemungkinan hal itu terjadi," ujarnya.
Kendati virus flu kelelawar sudah ditemukan, dia mengimbau masyarakat tidak abai dan tetap waspada terhadap perkembangan virus flu burung dan virus flu babi yang terbukti berbahaya bagi manusia.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita terkait
Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama
5 hari lalu
FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung
Baca SelengkapnyaTemuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
5 hari lalu
Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.
Baca SelengkapnyaFlu Burung Serang Unggas Liar, Brasil Darurat Kesehatan Hewan 180 Hari
23 Mei 2023
Brasil mengumumkan darurat kesehatan hewan selama 180 hari di tengah kasus flu burung pada unggas liar
Baca SelengkapnyaFlu Burung Merebak, Masyarakat Diimbau Jangan Khawatir Berlebihan
15 Maret 2023
Masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan beredarnya kabar terkait kemunculan kembali virus flu burung. Simak saran pakar.
Baca SelengkapnyaJangan Takut Makan Telur dan Ayam meski Muncul Kasus Flu Burung
2 Maret 2023
Masyarakat tak perlu takut mengonsumsi daging unggas seperti ayam serta produk turunannya, seperti telur, di tengah kewaspadaan pada kasus flu burung.
Baca SelengkapnyaWaspadai Risiko Penularan Flu Burung ke Manusia Meski Jarang
2 Maret 2023
Pakar mengatakan meski penularan flu burung ke manusia jarang terjadi, hal itu tetap berisiko sehingga tidak boleh dianggap remeh.
Baca SelengkapnyaKemenkes Pastikan Belum Ada Laporan Penularan Flu Burung ke Manusia
28 Februari 2023
Pemerintah mewaspadai wabah flu burung menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Baca SelengkapnyaWaspada Flu Burung Varian Baru, Pemkab Tangerang Siapkan 6 Jurus ini
26 Februari 2023
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Tangerang menyiapkan sejumlah langkah pencegahan dalam mewaspadai penyakit flu burung tipe HPAI
Baca SelengkapnyaIsi Surat Edaran Kemenkes Soal Waspada KLB Flu Burung yang Diterima Dinas Kesehatan DKI
25 Februari 2023
Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah menerima surat edaran Kementerian Kesehatan agar mewaspadai KLB penyakit flu burung.
Baca SelengkapnyaFlu Burung Disebut Bisa Picu Pandemi Selanjutnya, Ini Kata Pakar
15 Februari 2023
Waspadalah, pakar kesehatan mengatakan flu burung H5N1 berpotensi menjadi salah satu penyebab pandemi di masa depan.
Baca Selengkapnya