Hewan Berkerangka Pertama di Bumi Ditemukan  

Reporter

Editor

Sabtu, 10 Maret 2012 03:41 WIB

Livescience.com

TEMPO.CO , Page:Hewan tertua yang memiliki kerangka telah ditemukan. Hewan itu diidentifikasi sebagai Coronacollina Acula. Para peneliti mengatakan, makhluk berbentuk seperti bidal yang hidup di dasar laut itu berusia lebih dari setengah miliar tahun lalu.

"Coronacollina adalah contoh dari salah satu hewan paling awal di Bumi," kata Erica Clites, seorang ahli paleontologi di Glen Canyon National Recreation Area di Arizona, yang merampungkan penelitian tentang Coronacollina saat masih di Universitas California, Riverside.

Ratusan fosil hewan bernama C. Acula itu ditemukan di lapisan batu pasir kuno di selatan Australia. Daerah tersebut dulunya diperkirakan pernah menjadi dasar laut dangkal. Clites mengatakan, fosil C. acula sekilas tampak seperti garis-garis dan lubang di batu. Tetapi jika diamati lebih detil akan tampak tekstur yang menggambarkan elemen organisme multiseluler.

C. acula memiliki tinggi tubuh 1,5 sentimeter dan lebar 2,2 sentimeter. Empat jarum spikula tampak "memancar" dari bagian atas tubuhnya, masing-masing jarum panjangnya 37 sentimeter. Para peneliti menduga jarum itu digunakan sebagai kerangka pendukung tubuhnya, mirip seperti kerangka pada tenda. C. acula bukan jenis hewan yang bisa bergerak, cara makannya seperti pada spons laut, yakni menyaring makanan dari air.

Makluk ini diperkirakan berusia 550-560 juta tahun, yaitu pada periode Ediacaran. Clites mengatakan, hewan-hewan yang hidup pada periode Ediacaran kebanyakan aneh dan sangat sulit dihubungkan dengan kelompok hewan modern.

"Sampai periode Cambrian, semua jenis hewan bertubuh lunak dan tidak memiliki bagian keras. Tapi Coronacollina memiliki bagian tubuh yang keras," kata Clites. "Coronacollina menjadi bukti tegas sebagai organisme makroskopik pertama pada periode Ediacaran yang memiliki struktur rangka."

Nasib hewan Ediacaran selama ini menjadi bahan perdebatan di kalangan ilmuwan. Banyak temuan menunjukkan hewan-hewan itu gagal bertahan hidup dan hampir semuanya punah sebelum terjadinya ledakan kehidupan pada periode Cambrian. Saat itu, semua kelompok utama hewan terbentuk secara cepat.

Namun, para peneliti mengatakan, C. acula dibentuk dengan cara yang sama seperti spons laut yang ditemukan pada periode Cambrian. Temuan itu bisa menjawab rantai yang hilang antara periode Ediacaran dan Cambrian, dan mengisyaratkan tidak semua hewan Ediacaran lenyap tanpa jejak.

"Coronacollina tidak hanya dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan spons laut, hewan yang paling mirip, tapi secara khusus dengan Choia, spons laut yang hidup pada awal periode Cambrian," kata Clites.

Clites menambahkan, temuan ini dapat menjelaskan evolusi awal kehidupan di Bumi, serta membantu para ilmuwan meneliti kemungkinan adanya kehidupan di tempat lain di alam semesta. "Memahami bentuk awal hewan di Bumi dapat membantu mengenali struktur serupa di planet lain yang mungkin tidak diperhatikan," kata dia.

Clites bersama Mary Droser dan James Gehling menerbitkan penelitian mereka dalam jurnal Geology.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya