Open BTS, Solusi Pemancar di Daerah Terpencil

Reporter

Editor

Sabtu, 7 Juli 2012 19:10 WIB

Fitria alias Pipit memanjat Menara BTS yang ada di Ciputat, Tangerang Selatan, (10/10). ANTARA/Muhammad Deffa

TEMPO.CO , Surakarta - Ahli teknologi informasi Onno W Purbo mengembangkan perangkat lunak dan perangkat keras Base Transceiver Station (BTS), yang biasa digunakan operator telepon seluler untuk memperluas jangkauan sinyal.

Berbeda dengan BTS milik operator seluler, Onno membangunnya dengan prinsip pengguna telepon seluler dapat menelepon dan mengirim pesan pendek secara gratis. “Ini solusi untuk masalah jaringan di daerah terpencil,” katanya kepada Tempo seusai seminar Open BTS di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sabtu, 7 Juli 2012.

Dia mengatakan operator seluler cenderung tidak mau membangun BTS di daerah terpencil mengingat investasinya yang besar. Dia menyebut untuk satu BTS, butuh biaya antara Rp 1,5 sampai 3 miliar. “Karenanya ada masyarakat Papua yang ponselnya hanya untuk mendengarkan musik. Karena disana tidak ada sinyal,” ucapnya.

Sedangkan Open BTS yang dia buat, hanya butuh biaya Rp 150 juta, termasuk untuk perangkat lunak dan perangkat keras seperti antena, personal computer, dan daughterboard. Dia mengklaim Open BTS bisa menjangkau radius 20 kilometer.

Menurut Onno, Open BTS cocok digunakan di daerah terpencil karena alat itu akan membangun jaringan sendiri, tanpa tergantung ada tidaknya jaringan lain seperti jaringan internet atau satelit. Selain itu, menjanjikan komunikasi dengan biaya yang jauh lebih murah dibanding menggunakan jaringan operator telepon seluler, bahkan bisa gratis.

Hanya saja, penggunaan Open BTS terhadang aturan. Sebab selama ini frekuensi telepon seluler hanya diberikan kepada operator. “Kalau memakai ini secara luas, bisa kena pidana,” ujarnya.

Namun paling tidak, dia memberi gambaran bahwa untuk mendirikan BTS tidak butuh biaya mahal. Begitupun biaya berkomunikasi, bisa lebih ditekan karena berbasis pada VOIP (Voice Over Internet Protocol).

Onno mengatakan sudah ada operator yang tertarik bekerja sama untuk menggunakan Open BTS. Jika itu terjadi, maka biaya berkomunikasi bisa lebih murah. “Tiap universitas juga bisa membuatnya. Tapi nanti untuk pemakaiannya harus menggandeng operator,” katanya.

Ketua Jurusan Diploma III Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS Surakarta, Palgunadi mengatakan Open BTS dapat membuka wawasan mahasiswa agar ke depan bisa membuat karya serupa.

Menurutnya, ide dari Onno relatif bisa diterapkan oleh mahasiswa. "Bisa saja setelah ini mereka membuat Open BTS sendiri secara sederhana. Kemudian bisa dibeli oleh perusahaan telekomunikasi," ujarnya.

Atau paling tidak, lanjut Palgunadi, mahasiswa punya keahlian dalam hal telekomunikasi sehingga lebih mudah mencari pekerjaan.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita terpopuler lainnya:
Wawancara Hartati: Itu Sumbangan, Bukan Suap
Sepuluh Haram Terpampang di Facebook

5 Alasan Anda Layak Jadi Korban Kiamat Internet

Tersangka Pertama yang Pakai Baju Tahanan KPK

Hilang Tahun 1926, Tiga Pendaki Alpen Ditemukan

Perceraian Tom Cruise, Ini Tanggapan Nicole Kidman

Berita terkait

Mengaku Anggota Ormas, Tiga Lelaki Rampas Ponsel Petugas Menara di Johar Baru

25 November 2020

Mengaku Anggota Ormas, Tiga Lelaki Rampas Ponsel Petugas Menara di Johar Baru

Di perjalanan, kedua tersangka meminta korban menepi dan merampas ponsel Andika. Setelah itu kedua tersangka kabur dari mobil.

Baca Selengkapnya

Lego 2.782 Menara Seluler, XL Axiata Kantongi Duit Rp 4,05 T

11 Februari 2020

Lego 2.782 Menara Seluler, XL Axiata Kantongi Duit Rp 4,05 T

Protelindo mengakuisisi 1.728 unit menara dan CMI 1.054 unit menara seluler milik PT XL Axiata Tbk.

Baca Selengkapnya

Nasib Pansus Menara Seluler di Tangan Ketua DPRD DKI Prasetyo

19 April 2018

Nasib Pansus Menara Seluler di Tangan Ketua DPRD DKI Prasetyo

Kerugian Pemda DKI karena biaya sewa menara seluler bisa mencapai triliunan rupiah. Pembentukan pansus menunggu izin Prasetyo.

Baca Selengkapnya

DPRD Curiga, Biaya Menara Seluler di Lahan Pemda DKI Kemurahan

19 April 2018

DPRD Curiga, Biaya Menara Seluler di Lahan Pemda DKI Kemurahan

Pansus akan menyelidiki segala dugaan pelanggaran dalam pendirian dan pengoperasian menara seluler atau tower microcell di lahan Pemda DKI.

Baca Selengkapnya

Tak Kantongi Izin, Tiga Tower Microcell di Depok Dibongkar  

22 Desember 2016

Tak Kantongi Izin, Tiga Tower Microcell di Depok Dibongkar  

Pemerintah Kota Depok membongkar tiga tower Microcell Pole (MCP) di Margonda dan Juanda lantaran berdiri tanpa mengantongi izin.

Baca Selengkapnya

Langgar Aturan, Pemkot Depok Segel Lima Menara BTS

7 Mei 2016

Langgar Aturan, Pemkot Depok Segel Lima Menara BTS

Berdasarkan catatan Dinas Komunikasi dan Informasi dari 644 menara BTS di Depok, sebanyak 250an belum mengantongi izin.

Baca Selengkapnya

Telkomsel Operasikan 128 BTS di Perbatasan

18 Agustus 2015

Telkomsel Operasikan 128 BTS di Perbatasan

PT Telekomunikasi Seluler mengoperasikan 128 base transceiver station (BTS) 3G di sejumlah titik perbatasan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Masuk Pelosok, Telkomsel Tambah BTS 'Hijau'  

18 Maret 2015

Masuk Pelosok, Telkomsel Tambah BTS 'Hijau'  

Sekitar 5 persen pelanggan potensial di pelosok tidak tergarap operator seluler.

Baca Selengkapnya

Bekasi Kebingungan Tertibkan Tower Ilegal  

20 November 2014

Bekasi Kebingungan Tertibkan Tower Ilegal  

Butuh Rp 25 miliar untuk menertibkan tower ilegal di Bekasi.

Baca Selengkapnya

Telkomsel Bantah Bangun Tower di Permukiman Padat

4 September 2014

Telkomsel Bantah Bangun Tower di Permukiman Padat

"Kami sudah memeriksa ke data kami. Hasilnya menunjukkan tidak ada tower milik Telkomsel di tempat tersebut."

Baca Selengkapnya