TEMPO.CO, Jakarta - Baru akhir pekan lalu Google meluncurkan Google Fiber, layanan Internet berkecepatan tinggi. Kini, mereka sudah kebanjiran pesanan.
Dikutip dari situs teknologi The Verge, Senin, 30 Juli 2012, di Kansas, telah terdapat 3.900 pendaftar layanan ini. Kansas dan Missouri merupakan wilayah pertama yang dapat menikmati layanan ini.
Google Fiber dalam situs resminya menampilkan peringkat setiap area di kedua wilayah ini, yang ditentukan berdasarkan persentase rumah tangga yang melakukan registrasi. Peringkat tersebut nantinya akan menentukan urutan pemasangan fiberhood atau jaringan fiber.
Saat ini, ada 29 dari 129 area kedua wilayah tersebut yang telah berhasil memenuhi target agar Google Fiber dapat masuk wilayah mereka. Target ini beragam, antara 5-25 persen dari rumah tangga yang ada di wilayah tersebut. Jumlah ini akan terus bertambah mengingat masa pendaftaran masih dibuka hingga 41 hari ke depan.
Bahkan ada beberapa pihak yang berusaha ekstra keras demi memastikan sambungan Internet dengan kecepatan 1.000 Mbps ini segera masuk wilayahnya.
Misalnya saja CEO Zaarly, Bo Fishback. Ia menggaji orang untuk menjadi salesman Google Fiber, yang akan melakukan registrasi jemput bola ke rumah penduduk di wilayahnya. Startup ini juga yang akan membayarkan uang pendaftaran sebesar US$ 10 pada Google.
THE VERGE | TECH CRUNCH | RATNANING ASIH
Terpopuler:
Teknologi ''Kapal Perang Siluman'' dari Surabaya
Baterai Air Solusi Alternatif Atasi Krisis Listrik
Nokia Sediakan 200 Unit Lumia 900 Edisi Batman
Dell Inspiron 14z Dilengkapi Optical Drive
Facebook Kembali Bantah Bikin Ponsel
Smartfren Tingkatkan Layanan Data Selama Ramadan
Berita terkait
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis
22 Februari 2021
Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaSempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini
11 Juni 2018
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.
Baca SelengkapnyaKominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018
31 Mei 2018
Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.
Baca SelengkapnyaPangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan
24 Januari 2018
Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.
Baca SelengkapnyaSitus Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia
27 September 2017
Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.
Baca SelengkapnyaGoogle Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web
27 Agustus 2017
Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.
Baca SelengkapnyaIngin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...
10 Agustus 2017
Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?
Baca SelengkapnyaBagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?
10 Agustus 2017
Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?
Baca SelengkapnyaGoogle, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality
12 Juli 2017
Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality
Baca SelengkapnyaIngin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini
7 Juli 2017
Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.
Baca Selengkapnya