Pria berkostum Sinterklas melakukan atraksi bersama lumba-lumba dalam Dolphin Christmas Show di Gelanggang Samudera Ancol, Jakarta, Jumat (25/12). Pertunjukkan tersebut diadakan dalam rangka menyambut libur natal. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO , Jakarta - Indonesia menjadi satu dari puluhan negara yang menjadi jalur migrasi lumba-lumba hidung botol Indopasifik. Di negara kepulauan ini, lumba-lumba dijaring ke darat dan dipindahkan ke berbagai kota untuk tampil sebagai satwa sirkus.
Dari puluhan negara tersebut, hanya Indonesia yang masih mengadakan pertunjukan sirkus lumba-lumba keliling. "Indonesia menjadi negara terakhir di dunia yang memiliki sirkus lumba-lumba keliling," ujar Ketua Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Pramudya Harzani ketika ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
William M. Johnson melalui bukunya "A History of Animals in Entertainment" menjelaskan, pertunjukan lumba-lumba diadakan pertama kali pada 1938 di Florida, Amerika Serikat. Sejak saat itu, sirkus lumba-lumba menjamur di berbagai belahan dunia.
Namun perlakuan satwa yang buruk membuat aktivis menuntut penutupan gelanggang pertunjukan lumba-lumba. Sejak dilahirkannya Undang-undang Perlindungan Mamalia Laut pada 1975 di Amerika Serikat, satu persatu pentas lumba-lumba mulai gulung tikar. Di Inggris, 36 pentas lumba-lumba ditutup selang 1970-an hingga tiga dekade berikutnya.
Pramudya mengatakan, meski telah dilarang di seluruh negara saat ini masih ada setidaknya tiga grup sirkus lumba-lumba keliling. Pada Agustus lalu, sirkus ini diadakan di Lamongan, Garut, dan Surakarta.