Akibat Perubahan Iklim, Ukuran Ikan Menyusut  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 1 Oktober 2012 10:46 WIB

Sejumlah anak buah kapal memindahkan jaring ke atas kapal sebelum ritual tawur jaring dikawasan Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Rabu (6/06). Ritual tawur jaring dilakukan dengan membasahi jaring dengan air laut sebelum digunakan untuk menjaring ikan. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Oslo - Ukuran spesies ikan diduga menyusut hingga 24 persen akibat pemanasan global. Menurut para ilmuwan, perubahan iklim tersebut menyebabkan ketersediaan oksigen di lautan berkurang. Mereka menggunakan model 600 jenis ikan laut, seperti ikan cod, halibut maupun plaice yang mengalami penyusutan ukuran tubuh hingga tahun 2050 nanti.

"Penurunan ini akan mempengaruhi ekosistem secara keseluruhan," kata peneliti William Cheung dari Universitas British Columbia. Perairan hangat dapat mempengaruhi ketersediaan oksigen laut. Jumlah oksigen yang sedikit akan mengurangi berat tubuh ikan secara signifikan.

Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa perubahan suhu air laut memiliki dampak terhadap distribusi dan kemampuan reproduksi ikan. Namun, penelitian terbaru yang dipublikasikan melalui jurnal Nature ini menunjukkan bahwa ukuran ikan juga akan berpengaruh.

Mereka membangun sebuah model dalam perangkat komputer untuk melihat bagaimana ikan bereaksi terhadap keterbatasan oksigen dalam air. "Tingkat oksigen di dalam air adalah kunci. Ikan besar akan sulit mendapatkan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan," kata Cheung. Suhu air yang naik juga akan menambah tekanan pada tingkat metabolisme ikan.

Tim peneliti juga menggunakan model untuk memprediksi pergerakan ikan akibat pemanasan air ini. Melalui model itu, mereka percaya bahwa sebagian besar populasi ikan akan bergerak menuju kutub bumi.

Berdasarkan data perubahan gerakan perpindahan ikan dan dampak fisiologis ikan terhadap suhu air yang meningkat itu, mereka menyimpulkan ukuran tubuh ikan menyusut sebesar 14-24 persen. Penurunan terbesar berada di lautan Hindia dan Atlantik. "Mungkin orang akan berharap melihat banyak ikan bertubuh kecil di perairan tropis masa depan," ujar Cheung.

REUTERS | BBC | ISMI WAHID

Berita terpopuler lainnya:
Penjara bagi Pengunduh File Bajakan di Jepang
Yogyakomtek Targetkan Transaksi Rp 40 Miliar

App.Net Bagikan Insentif ke Pengembang Aplikasi

Dell Perbarui Sistem Fluid Data pada Storage

Lotion Anti-Nyamuk dari Tembelek

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

10 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

10 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

10 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

15 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

21 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

24 hari lalu

Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.

Baca Selengkapnya

Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

28 hari lalu

Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco

Baca Selengkapnya

Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

33 hari lalu

Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

40 hari lalu

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.

Baca Selengkapnya