Perubahan Iklim Bikin Tubuh Kuda Nil Menyusut

Reporter

Selasa, 30 Oktober 2012 07:22 WIB

Kuda nil sedang makan rumput di Zona Afrika Taman Safari Indonesia II Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu, 26 Mei 2012. Tempo/ABDI PURMONO

TEMPO.CO, Jakarta-- Satu juta tahun yang lalu, kuda nil raksasa adalah pemandangan umum di seluruh Eropa. Mereka adalah bagian penting dari satwa liar Eropa bersamaan dengan mammouth maupun beruang gua raksasa.

Palaentolog menulis di jurnal Boreas percaya bahwa perubahan iklim selama era Pleistosen mungkin telah memaksa kuda nil Eropa ini menyusut menjadi berukuran kerdil sebelum mereka berada di iklim yang lebih hangat.

"Spesies kuda nil purba Eropa termasuk Hippopotamus antiquus raksasa beratnya bisa mencapai 1 ton lebih dibandingkan dengan kuda nil Afrika hari ini," kata Paul Mazza, pemimpin penulis dari Universitas Florence. Penelitian ini difokuskan pada fosil dari seluruh Eropa. Fosil yang sudah ditemukan itu dibandingkan dengan database pengukuran yang diambil dari kuda nil modern Afrika dan fossil kuda nil Eropa.

"Fosil Jerman dari Unterma-feld adalah kuda nil terbesar yang pernah ditemukan di Eropa, diperkirakan beratnya hingga 3,5 ton," kata Mazza.

Para penulis menemukan bahwa ambang batas ukuran terlihat sangat jelas antara spesimen kuda nil yang diinformasikan dari berbagai era Pleistosen. Spesimen yang lebih besar muncul kembali selama jaman Pleistosen akhir, meski hanya sebentar.

Kuda nil dari Pleistosen awal adalah yang terbesar yang pernah dikenal, sementara spesimen kecil muncul selama Pleistosen tengah. Dan spesimen yang lebih besar lagi muncul selama Pleistosen akhir meskipun hanya sebentar.

"Kami percaya bahwa perbedaan ukuran berhubungan dengan kondisi lingkungan yang terus saja berubah sepanjang masa Pleistosen," ujar Mazza. Kuda nil Ortona adalah spesimen terkecil yang tinggal di jaman es yang terus berada di iklim dingin. Sementara padang rumput berubah menjadi lebih hangat di seluruh Mediterania.

Penurunan temperatur dan curah hujan selama masa Pleistosen menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap kehidupan tanaman di seluruh Eropa. Ini menyebabkan stepa berumput menjadi tambah luas. Dan kuda nil telah beradaptasi di lingkungan baru seperti ini.

Tanpa diduga, dalam keadaan dingin itu mereka menyusut. Ukuran itu akan kembali seperti semula selama periode hangat di akhir zaman Pleistosen, ketika pohon dan hutan kembali mendominasi padang rumput.

Kuda nil mencapai ukuran raksasa selama tahap iklim hangat dan relatif lebih lembab. Dan akan menjadi lebih kecil dan bahkan sangat kecil jika mereka hidup dibawah kondisi lingkungan yang non-ideal," ujar Mazza. Penelitian ini menunjukkan faktor lain seperti ketersediaan pangan yang sama pentingnya.

DAILY MAIL | ISMI WAHID

Baca juga:
Misteri Arus Listrik Dasar Laut Terkuak

Perkenalan dengan Windows 8

Dell XPS One 27 Tampilkan Resolusi Tertinggi

Pindah Windows 8, Cara Mudah Cari Aplikasi Google

RW-Net Jadi Ladang Bisnis Baru di Bandung

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya