TEMPO.CO, Makassar - Menjadi blogger tak melulu untuk menyalurkan hobi menulis. Jika ditekuni secara serius, kegiatan ini bisa mendatangkan fulus, begitu kata blogger Asri Tadda dalam talk show Blogpreneur pada acara Kopdar Blogger Nusantara di Makassar.
Menurut dia, untuk blogger yang sudah lama eksis dan rutin membuat tulisan, penghasilan yang diperoleh dalam sebulan bisa mencapai miliaran rupiah. Ini terjadi pada sejumlah pemilik blog di luar negeri.
Di Indonesia, kondisinya tak jauh berbeda. Asri sendiri adalah salah seorang blogger profesional di Makassar. Blog yang ia kelola adalah www.asritadda.net. Ia juga memiliki sekolah blogging bernama Asta Media Group.
Asri menuturkan, jika seorang blogger berniat menjadikan blog sebagai sumber penghasilan, dia harus menekuninya dengan serius. Kuncinya adalah rajin melakukan updating. “Kalau pengelolaannya bagus, penghasilan yang masuk lumayan.”
Hal tersebut telah ia buktikan. Saat ini, Asri memiliki hampir 1.000 blog. Tentu tak semua ia kelola sendiri, melainkan ada tim khusus yang melakukannya.
“Dari beberapa blog yang saya kelola, penghasilan yang masuk bisa mencapai Rp 200 juta dalam sebulan,” kata Asri, yang juga melayani konsultasi komersial untuk memenangi pencarian di Google.
Melihat derasnya uang yang masuk, Asri yakin bahwa masa depan blogging sangat cerah. Apalagi Internet semakin sering diakses publik, yang membutuhkan informasi cepat dan spesifik.
Sejumlah jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan Istagram bukanlah saingan bagi blog. “Sebab, situs jejaring sosial semacam Facebook atau Twitter tak bisa digunakan untuk menulis panjang,” kata Asri.
Budi Putra, blogger profesional dari Jakarta, memiliki pandangan serupa. Menurut dia, ada dua tipe blogger dengan penghasilan menjanjikan. Pertama, blogger yang juga bekerja sebagai publisher. Kedua, blogger yang bekerja sebagai penulis freelance.
Blogger merangkap publisher, menurut Budi, bisa menentukan tema apa yang ingin diangkat. Salah satu keuntungan menjadi blogger yang juga publisher adalah bisa terus menulis secara aktif dan menarik pengiklan. Dari iklan itulah fulus datang.
“Blogger bisa menentukan sendiri tarif iklan yang akan dikenakan untuk setiap produk yang dipromosikan di blog-nya,” ucap Budi.
Sedangkan untuk freelance blogger, artikel yang dibuat biasanya berasal dari pesanan pengelola blog atau sesuai dengan tema yang diminta. Blogger akan mendapat bayaran sesuai dengan tulisan yang dimasukkan.
Budi, yang telah mencoba tipe ini, pun mengakui bahwa penghasilan yang diperolehnya sangat lumayan. “Yang pasti, penghasilan dari menjadi blogger jauh lebih besar ketimbang gaji yang diterima seorang karyawan perusahaan,” katanya.
Freelance blogger, menurut Budi, paling banyak dicari perusahaan luar negeri. Di samping mengelola blog sendiri, ia menganjurkan siapa pun untuk menjadi freelance blogger jika ingin menjadikan blog sebagai sumber mata pencarian.
Adapun keberadaan situs jejaring sosial bisa memberi keuntungan sendiri. “Bukan sebagai saingan, melainkan sebagai alat untuk publikasi,” kata Budi. Apalagi situs jejaring sosial yang banyak digunakan saat ini bisa secara otomatis dihubungkan ke blog untuk keperluan publikasi. “Ini bisa menjadi salah satu cara untuk menarik pembaca ke blog kita.”
ANISWATI SYAHRIR
Berita Terkait:
Agar Blog Banyak Dikunjungi
Komunitas Blogger Anging Mammiri
Iklan Lucu nan Sadis Ini Jadi Video Viral YouTube
Karena Pirate Bay, Polisi Sita Laptop Anak Kecil
Nge-twit, Blogger Cina Diancam 5 Tahun Penjara