Facebook Bisa Tahu Kesehatan Mental Seseorang

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 27 Januari 2013 04:31 WIB

Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, California - Aktivitas media sosial dapat dijadikan alat diagnosis psikologi. Profil seseorang dalam laman Facebook dapat mengungkapkan tanda-tanda penyakit mental yang mungkin tidak selalu muncul dalam sesi pemeriksaan dengan psikiater. "Sebagai contoh, kuesioner sering bergantung pada memori seseorang yang mungkin tidak akurat," kata peneliti Elizabeth Martin, psikolog doktoral Universitas Missouri.

Martin dan timnya merekrut lebih dari 200 mahasiswa dan meminta mereka mengisi kuesioner untuk mengevaluasi tingkat ekstroversi, paranoia, kenikmatan interaksi sosial dan dorongan keyakinan yang aneh. Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner itu misalnya, apakah mereka setuju dengan pernyataan: Beberapa orang dapat membuat saya menyadari kehadiran mereka, hanya dengan berpikir tentang saya sendiri.

Responden juga diminta untuk login ke Facebook. Mereka diberitahu bahwa mereka akan memiliki pilihan untuk mem-black out beberapa bagian profilnya sebelum dicetak untuk kepentingan penelitian. "Dengan meminta pasien untuk berbagi aktivitas mereka di Facebook, kami dapat melihat bagaimana mereka mengekspresikan diri secara alami," jelas Martin. Bahkan mereka tampak menyembunyikan informasi tentang keadaan psikologis di beberapa aktivitas Facebook.

Peserta yang menunjukkan tingkat sosial anhedonia tinggi, yaitu kondisi sosial yang ditandai kurangnya kesenangan akan interaksi sosial biasanya memiliki sedikit teman di Facebook, sedikit berbagi foto dan komunikasi yang jarang di laman tersebut.

Sementara itu, mereka yang menyembunyikan lebih banyak aktivitas Facebook sebelum mempresentasikan profil mereka untuk penelitian cenderung memegang keyakinan aneh dan menunjukkan tanda-tanda penyimpangan persepsi. Ini merupakan pengalaman indra seseorang yang tidak teratur. Mereka juga menunjukkan tingkat paranoia yang lebih tinggi.

"Namun perlu dicatat bahwa peserta yang memiliki nilai paranoia tinggi ternyata tidak berbeda dengan responden paranoia rendah dalam hal jumlah informasi pribadi bersama," tulis para peneliti dalam laporannya di jurnal penelitian Psychiatry.

Temuan menunjukkan bahwa kelompok paranoia tinggi mungkin akan lebih nyaman berbagi informasi dalam akun jejaring sosial daripada bertatap langsung dalam sebuah interaksi.

LIVE SCIENCE | ISMI WAHID

Berita terkait

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

3 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

10 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

22 hari lalu

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

Pada aplikasi TikTok telah menjadi pedoman tetap namun bagi Facebook, ini sebuah inovasi dan kemajuan.

Baca Selengkapnya

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

25 hari lalu

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

Ada beberapa cara unblock teman di Facebook, bisa melalui handphone maupun laptop. Cukup ikuti beberapa langkah berikut ini.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

29 hari lalu

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

Hari Paskah dapat dirayakan menggunakan twibbon beragam pilihan. Berikut memilih twibbon Hari Paskah yang sesuai selera dan cara menggunakannya!

Baca Selengkapnya

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

30 hari lalu

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.

Baca Selengkapnya

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

30 hari lalu

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.

Baca Selengkapnya

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

32 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Download Stiker WhatsApp Edisi Ramadan

43 hari lalu

Begini Cara Download Stiker WhatsApp Edisi Ramadan

WhatsApp meluncurkan paket stiker terbarunya di Indonesia berkaitan dengan bulan Ramadan. Begini cara downlioad stiker WhatsApp edisi Ramdan.

Baca Selengkapnya

Facebook Disebut Memblokir Akun Jurnalis Foto Gaza Motaz Azaiza

43 hari lalu

Facebook Disebut Memblokir Akun Jurnalis Foto Gaza Motaz Azaiza

Jurnalis foto terkenal Palestina asal Gaza, Motaz Azaiza, memposting di akun X-nya bahwa dia telah dilarang di Facebook.

Baca Selengkapnya