Penolak Serangga Kurang Efektif Tolak Nyamuk

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 22 Februari 2013 04:45 WIB

Nyamuk. Tempo

TEMPO.CO , London: DEET, penolak serangga yang banyak digunakan, tampaknya telah kehilangan efektivitas terhadap nyamuk. Para peneliti dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan bahwa awalnya nyamuk akan terhalang oleh pestisida itu, tetapi kemudian mengabaikannya. Mereka mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mencari alternatif DEET.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Plos One ini dilakukan pada Aedes aegypti, spesies nyamuk yang dapat menyebarkan demam berdarah. "Semakin kita dapat memahami tentang bagaimana penolak nyamuk bekerja dan bagaimana nyamuk mendeteksinya, maka semakin baik kita dapat bekerja mengatasi masalah itu," kata Dr James Logan dari London School of Hygiene and Tropical Medicine.

DEET atau N,N-diethyl-meta-toluamide adalah salah satu bahan aktif yang paling banyak digunakan untuk penolak serangga. Selama bertahun-tahun, tidak jelas persis bagaimana unsur kimia ini bekerja. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa serangga tidak menyukai baunya. Tetapi ada kekhawatiran bahwa beberapa nyamuk tumbuh resisten terhadapnya.

Untuk mengetahui lebih lanjut, para peneliti dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mencermati beberapa Aedes aegypti di laboratorium. Nyamuk ini disodori dengan lengan manusia yang sudah diolesi dengan DEET. Namun, beberapa jam kemudian ketika nyamuk yang sama ditawari kesempatan untuk makan lagi, para peneliti menemukan bahwa DEET kurang efektif.

Untuk menyelidiki mengapa ini bisa terjadi, para peneliti memasang elektroda ke antena serangga. "Kami mampu merekam respon reseptor pada antena. Apa yang kami temukan adalah nyamuk tidak lagi sensitif terhadap bahan kimia, sehingga mereka mengabaikan bau itu," kata Dr. Logan. Ada perubahan sistem penciuman mereka. Sehingga, kemampuan untuk mencium DEET kurang efektif.

Penelitian sebelumnya oleh tim yang sama malah menemukan bahwa perubahan genetik pada spesies nyamuk yang sama dapat membuat nyamuk kebal terhadap DEET. Meskipun belum jelas apakah ada nyamuk seperti ini di alam liar.

Dr Logan mengatakan bahwa ini penting untuk memahami perubahan penciuman permanen karena genetik atau hanya temporer. "Nyamuk dapat berkembang sangat cepat," katanya.

Ia menekankan bahwa temuan ini tidak harus menghentikan penggunaan DEET di daerah beresiko tinggi. Justru penggunaan DEET akan membantu para ilmuwan yang mencoba menemukan versi baru yang lebih efektif. Tim juga ingin mempelajari efek pada nyamuk yang lainnya, termasuk spesies yang menularkan malaria.

BBC | ISMI WAHID



Terpopuler:
Jika Partikel Higgs Terbukti, Semesta Akan Lenyap

Aplikasi Twitter Ini Khusus Orang Mati

HTC Butterfly, Kupu-Kupu Cantik nan Cerdas

Cabai Olahan Mulai Diproduksi untuk Farmasi

ThinkPad T430u, Ultrabook Berspesifikasi Militer

Ilmuwan Temukan Eksoplanet Terkecil

Jejak Samsung di Ranah Ponsel

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya