TEMPO.CO, Jakarta - Ma Huateng, 41 tahun, adalah orang yang berada di balik kesuksesan Tencent, perusahaan Internet terbesar keempat setelah Google, Amazon, dan eBay.
Dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 80 miliar atau sekitar Rp 770 triliun, Tencent berada di atas Facebook, dengan kapitalisasi pasar US$ 64 miliar atau sekitar Rp 620 triliun.
Pony Ma—sapaan Huateng—lahir di Guangdong, Cina. Dia berkuliah di Universitas Shenzhen sebelum mendirikan Tencent pada 1998 di Kota Shenzhen.
Perusahaan ini kemudian meluncurkan Tencent QQ, yang sangat populer di Cina. Tencent QQ adalah layanan instant messenger untuk komputer desktop dan laptop, yang terinspirasi oleh layanan sejenis dari Aol.
Tencent memiliki jumlah pengguna sekitar 184 juta hingga September tahun lalu. Dari sini, Pony Ma meluncurkan layanan online game populer berjudul Legenda Yulong dan Legenda Xuanyuan.
Kedua online game tersebut mendorong pendapatan perusahaan hingga 50 persen lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Menurut Forbes, jumlahnya mencapai US$ 5,1 miliar atau sekitar Rp 49 triliun dengan laba sekitar US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 14,4 triliun.
Banyak orang menilai layanan Pony Ma tak orisinal karena mencontoh dari layanan yang ada, lalu dibuat versi Cina. Menanggapi tudingan ini, dia mengatakan, “Apa orang tak boleh membuat mobil hanya karena ada yang telah membuatnya terlebih dahulu?”
Dalam daftar orang terkaya di dunia versi majalah Forbes yang dirilis pekan lalu, Pony Ma menempati peringkat ke-173 di belakang Robin Li dari Baidu—perusahaan Internet lainnya di Cina.
Sedangkan di Cina, Pony Ma menempati peringkat keempat. Saat ini kekayaannya ditaksir senilai US$ 6,8 miliar (Rp 65,3 triliun).
FORBES | BUDI RIZA
Berita terkait
Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak
9 hari lalu
Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.
Baca SelengkapnyaGoogle Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya
15 hari lalu
Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.
Baca Selengkapnya10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist
16 hari lalu
Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.
Baca SelengkapnyaPihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi
16 hari lalu
Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?
Baca SelengkapnyaPANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet
28 hari lalu
PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.
Baca SelengkapnyaKenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial
32 hari lalu
Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital
33 hari lalu
Jika tidak segera beradaptasi dengan AI, generasi muda akan kesulitan masuk dunia kerja di masa depan
Baca SelengkapnyaWorkshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech
36 hari lalu
Workshop Politeknik Tempo Jakarta, Shopee, dan Mandiri Sekuritas bertajuk "Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech".
Baca SelengkapnyaJokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024
39 hari lalu
Presiden Jokowi meminta layanan yang mengintegrasikan administrasi kependudukan, pendidikan, kesehatan, kepolisian, bantuan sosial, dan keimigrasian - segera selesai.
Baca SelengkapnyaKominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital
49 hari lalu
Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.
Baca Selengkapnya