TEMPO.CO, Malang--Muhammad Ayyub, 50 tahun, ketua RW 13 Keluruhan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang berhasil memodifikasi sepeda motor dua langkah atau dua tak berbahan bakar gas metana (CH4). Gas yang keluar dari sampah organik ditangkap dalam sebuah tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram. "Kendaraan ramah lingkungan dan hemat energi," kata Ayyub, Rabu 5 Juni 2013.
Pengusaha perhiasan emas di Malang ini membiayai sendiri penelitian dan merancang bangun kendaraan. Berbekal motor tua, ia memodifikasi karburator disesuaikan dengan gas metana. Modifikasi ini hanya bermodal Rp 150 ribu. Namun, ia mengaku mengalami kesulitan saat menangkap gas metana ke dalam tabung gas.
Menggunakan kompresor angin bertekanan tinggi, ia memasukkan gas metana ke dalam tabung. Namun, kandungan air masih tinggi sehingga gas metana yang ditampung tak optimal di ruang bakar mesin kendaraan bermotor. Melalui berbagai uji coba akhirnya bisa menampung gas metana dalam tabung tanpa kandungan air. "Tabung kompresor dihilangkan, gas langsung masuk ke dalam tabung," katanya.
Motor hasil modifikasi jebolan sarjana hukum ini melaju tanpa hambatan. Tabung gas elpiji tiga kilogram dengan tekanan 200 pound per square inch (psi) mampu melaju sejauh 30 kilometer. Kini, setelah motor modifikasinya melaju ia bermimpi mengembangkan stasiun pengisian gas metana di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang.
Agar mudah didistribusikan, katanya, gas metana diubah menjadi cair. Untuk mengubah gas metana ke dalam bentuk cair dibutuhkan tekanan udara dalam suhu minus 80 derajat celcius. Sehingga menghasilkan gas alam cair (Liquefied natural gas/LNG). "Harganya sekitar Rp 160 juta per unit," katanya.
Namun, ia tengah berusaha memodifikasi sebuah lemari es untuk menjadi alat untuk mengubah gas metana menjadi LNG. Jika gas yang ditangkap bisa diubah menjadi cair, maka akan memudahkan kendaraan bermotor memanfaatkan gas metana tersebut. Termasuk distribusi gas cair akan lebih mudah.
Pemanfaatan gas metana, katanya, sekaligus jawaban atas mahalnya Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain itu, memanfaatkan gas metana sekaligus menyelamatkan lingkungan. Karena gas metana jika terlepas ke udara bebas merusak lapisan ozon. Ia berharap gas metana di TPA Supit Urang dimanfaatkan secara maksimal. Saat ini hanya lima persen gas metana yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor untuk 1.600 keluarga di sekitar kawasan TPA.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Wasto mengatakan volume sampah di Kota Malang naik antara lima sampai 10 persen per tahun. Rata-rata produksi sampah setiap hari mencapai 400 ton. Dampaknya, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumpit Urang kelebihan beban. Dari lahan seluas 25 hektare sekitar 75 persen terisi sampah. "Lahan semakin habis," kata
Total dibutuhkan dana sebesar Rp 200 miliar untuk pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dengan teknologi modern. Program ini merupakan proyek percontohan Kementerian Lingkungan Hidup diantara lima daerah lain. Mencegah pencemaran air tanah dan lingkungan sekitar kawasan. Selain itu, dibangun laboratorium penangkap gas metana kerjasama Pemerintah Belanda dengan Universitas Muhammadiyah Malang.
EKO WIDIANTO
Terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Membangkang | Ahmad Fathanah
Baca juga:
BlackBerry Q10 Dibanderol Rp 7,5 Juta
Bagaimana Cangkang Kura-kura Terbentuk?
Produk Logitech Manjakan para Gamer Sejati
Google Segera Luncurkan Web Designer
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya