Jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu berperan dalam hal mempublikasikan panduan bagi korban kekerasan untuk melindungi diri mereka khususnya dalam menjalin hubungan di jejaring sosial. Pihak Facebook mengungkapkan "Menyuruh korban kekerasan untuk offline dari aktivitas jejaring sosial bukan langkah yang tepat karena hal tersebut akan membuat mereka semakin terisolasi dari orang-orang yang dicintainya."
Lebih dari itu Facebook menegaskan kalau panduan antikekerasan yang ditawarkan merupakan strategi pemberdayaan yang membantu korban untuk bangkit kembali dan melepaskan semua ketakutan yang selama ini menghantuinya. Dengan panduan dari Facebook, diharapkan sesama korban kekerasan domestik tetap dapat menjalin komunikasi juga dengan keluarga dan teman-teman serta menjaga privasi dan keselamatan mereka.
Panduan antikekerasan pada Facebook sedikitnya tertuang dalam tujuh halaman. Pengguna Facebook akan menemukan informasi tentang bagaimana mengatur pertemanan, meninjau pengaturan privasi, memahami fitur keamanan di Facebook dan masih banyak lagi. Facebook yang memiliki jumlah pengguna aktif lebih dari satu miliar ini juga menginformasikan kepada penggunanya bahwa pengguna dapat memilih status atau pesan mana yang mau dilihat.
Facebook terus mendesak penggunanya untuk terus memastikan kalau mereka memeriksa pengaturan privasi akun mereka agar hanya orang yang tepat yang dapat melihat aktivitas mereka dan mencegah pelaku kekerasan dan pembajakan.
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya
18 hari lalu
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya
Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.