Jim Goevedi Bicara Perang Siber Australia  

Reporter

Kamis, 21 November 2013 18:59 WIB

Ilustrasi hacker. Venturebeat.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar teknologi keamanan jaringan Indonesia, Jim Geovedi, angkat bicara soal reaksi peretas lokal yang berkoar menyerang situs pemerintah Australia. Ia berpendapat, yang dilakukan mereka bukanlah bagian dari perang siber.

"Coba itu yang lagi ribut-ribut 'cyberwar', baca dulu artikel yang gue tulis 2005," ujar Jim lewat akun Twitter-nya, @geovedi, 14 November silam. Jim mengomentari riuhnya kabar perang siber menanggapi penyadapan Australia ke Indonesia.

Para peretas lokal sempat mengancam melakukan perang siber ke Australia. Penggunaan istilah perang siber itu tak disetujui oleh Jim. "Perang siber adalah istilah yang besar dan serius," tulisnya di situs Github. Perang siber tak bisa diutarakan oleh sejumlah orang atau komunitas, tapi oleh kepala negara. "Deklarasi adalah hak istimewa pemimpin negara, bukan hak anak-anak yang bahkan belum punya hak pilih dalam pemilu."

Selain itu, ada dua kriteria lain yang membuat serangan siber dapat dikategorikan sebagai perang siber. "Perang siber harus bersifat instrumental (punya tujuan)," urainya. Misalnya, peretas dalam serangannya harus menuntut pihak lawan untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukannya. Kebanyakan serangan siber yang terjadi di sejumlah situs Australia beberapa hari belakangan hanya berisi pernyataan, bukan ultimatum.

Namun yang paling utama, menurut Jim, perang siber akan memakan korban. "Serangan terhadap sistem komputer yang berbahaya menimbukan jatuhnya korban jiwa," ujarnya. Bila hanya menimbulkan kerugian materil, hal tersebut belum dapat dikategorikan perang siber.

Menurutnya, sampai hari ini belum ada satu pun serangan siber yang memenuhi persyaratan tersebut. "Belum ada korban akibat serangan siber. Belum ada negara yang menyatakan perang siber secara resmi, dan belum ada pelaku penyerangan siber yang disponsori oleh negara, terang-terangan mengakui aksinya."

Jim adalah peretas berskala internasional. Ia mengaku pernah meretas dua satelit Indonesia dan Cina milik para kliennya. Saat itu ia diminta menguji sistem keamanan kontrol satelit dan melihat kemungkinan menggeser rotasinya.

ANDI PERDANA

Berita terkait:

SBY Anggap Australia Tak Pantas Menyadap
Ekonom Menilai Australia Akan Dirugikan
Tiga Langkah SBY Sikapi Penyadapan Australia
Ahok: Tak Perlu Disadap, Saya Sudah 'Ember'

Berita terkait

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

26 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

27 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

27 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

31 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

33 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

34 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

35 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

35 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

37 hari lalu

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

39 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya