Aplikasi Cerdas Pemantau Macet  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Senin, 2 Desember 2013 04:59 WIB

Ilustrasi kemacetan lalu lintas. ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Teknik Informatika ITB 2010 membuat aplikasi cerdas pemantau macet. Aplikasi bernama Smart Traffic Controller itu menyuguhkan kondisi real time kemacetan di jalan, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Aplikasi itu buatan Rizal Panji Islami dan Okharyadi Saputra. Mereka mengandalkan sistem Global Positioning System (GPS) pada telepon seluler pintar pengguna aplikasi. Dari GPS itu, terpantau posisi pengendara dan jalan mana saja yang dilalui.

Indikasi adanya hambatan di jalan atau kemacetan, berdasarkan dari menurunnya laju kendaraan. "Misalnya ketika berjalan lancar 40 km/jam, lalu turun menjadi 10 km/jam atau sampai diam di jalan raya tak seperti biasanya, kita bisa menghindari jalur itu," kata Rizal. Aplikasi tersebut dikhususkan bagi pengendara roda empat atau lebih.

Data seperti itu dari lebih satu orang pengguna, kemudian diolah server. Hasilnya menjadi peringatan adanya hambatan atau kemacetan. Di layar ponsel atau tablet, kemacetan itu berupa titik bulat hijau di atas peta.

Makin banyak pengguna yang mengalami kondisi seperti itu, informasi kemacetannya semakin akurat. Pada kondisi kendaraan antre karena lampu merah, server mengabaikan data itu. Kendaraan yang diam karena sedang diparkir juga tak masuk hitungan.

Di peta wilayah Jakarta, misalnya, Tempo melihat ada lima titik bulat berwarna hijau berkedip-kedip di layar laptop juga telepon seluler pintar. Sedangkan di Bandung pada saat bersamaan, ada sebelas titik serupa yang menyala. Pantauan lalu lintas itu pada Kamis, 28 November 2013, pukul 11.38 WIB.

Di Jakarta, titik hijau itu antara lain menyala di atas peta jalan tol Jakarta-Merak, Jalan Sultan Iskandar Muda dekat persimpangan dengan Jalan Penjernihan, serta di Palmerah. Sedangkan di Bandung, sebaran titik kemacetan di waktu yang sama terpantau di kawasan Dago, seperti Jalan Cisitu, Sangkuriang, Dayang Sumbi, dan Tubagus Ismail.

Selain itu, aplikasi yang menjadikan mereka terpilih sebagai Most Valuable Team di ajang Compfest di Universitas Indonesia, Oktober 2013, tersebut punya menu Route Access. Pilihan itu menunjukkan jarak terpendek dari titik berangkat ke tempat tujuan, lengkap dengan perkiraan waktu tempuh dengan kecepatan tertentu. Adapun menu Golden Way, akan menuntun pengendara ke jalur alternatif dan lowong jika jalan utama macet. Dua menu lainnya, yaitu biodata pengguna dan log out untuk keluar dari aplikasi.

ANWAR SISWADI


Berita Terpopuler:
Aktor Paul Walker Meninggal dalam Kecelakaan Mobil

Ditanya Soal Gaji, Indra Sjafri Menangis

Cerita Indra Sjafri Tentang Pemain Titipan

Dukungan Megawati untuk Jokowi Makin Menguat

2015, Bekasi-Kuningan 39 Menit dengan Monorel

Bale Hat-trick, Madrid Lumat Valladolid







Berita terkait

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.

Baca Selengkapnya

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.

Baca Selengkapnya

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .

Baca Selengkapnya