Memilih Aplikasi Pemantau Rute Alternatif
Editor
TB. Firman D. Atmakusuma
Sabtu, 7 Desember 2013 15:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Terjebak kemacetan di jalan sering membuat kita stres. Dampak dari stres adalah timbulnya berbagai penyakit. Nah, supaya terhindar dari kemacetan, stres, dan penyakit, ada baiknya Anda mengecek kondisi jalan sebelum bepergian.
Cukup dengan menengok aplikasi yang ada di ponsel cerdas atau sabak Anda, dengan mudah Anda bisa memilih rute alternatif agar terhindar dari kemacetan. Berikut ini beragam pilihan aplikasi informasi jalan serta aplikasi solusi kemacetan yang bisa diunduh.
:: Waze
Waze merupakan aplikasi berbasis navigasi. Kita dapat memilih beragam kategori mengenai apa yang sedang terjadi di jalan raya, dari kemacetan, kecelakaan, hingga perbaikan jalan. Ada juga pilihan menu chatting dengan sesama pengguna.
Kita juga dapat mengedit peta untuk memberi informasi soal arah rute alternatif. Selain itu, kita bisa berbagi foto untuk membantu menginformasikan rute alternatif tersebut kepada pengguna lain. Yang menarik, Waze didukung oleh teknologi Google Street View.
Senior Director of Communications Waze, Julie Ann Mossler, saat berkunjung ke Jakarta, mengatakan Waze saat ini sudah dapat memantau kondisi jalan raya di sebagian besar wilayah Indonesia. “Sebagian besar Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali.”
Tempo sempat mencoba aplikasi ini. Waze memiliki tampilan yang menarik dan sekilas tampak tampilannya seperti tiga dimensi. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis lewat perangkat berbasis Android, iOS, dan Windows Phone.
:: Smart Traffic Controller
Smart Traffic Controller menyuguhkan kondisi real time kemacetan di jalan, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Aplikasi itu dibuat oleh Rizal Panji Islami dan Okharyadi Saputra, mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung.
Mereka memanfaatkan sistem Global Positioning System (GPS) pada ponsel cerdas pengguna aplikasi. Melalui GPS itu, terpantau posisi pengendara dan jalan yang dilalui. Indikasi adanya kemacetan didasarkan pada menurunnya laju kendaraan.
“Misalnya ketika berjalan lancar 40 kilometer per jam, lalu turun menjadi 10 kilometer per jam, atau sampai diam di jalan raya tak seperti biasanya. Kita bisa menghindari jalur itu,” kata Rizal. Aplikasi tersebut dikhususkan bagi pengendara roda empat atau lebih.
Di layar ponsel atau sabak, kemacetan itu berupa titik bulat hijau di atas peta. Di peta wilayah Jakarta, misalnya, Tempo melihat ada lima titik bulat berwarna hijau berkedip di layar laptop dan ponsel. Sedangkan di Bandung, pada saat bersamaan, ada sebelas titik yang menyala.
Rizal mengatakan, sejak diperkenalkan selama dua bulan terakhir, pengguna Smartf Traffic Controller mencapai 5.000 orang. “Rata-rata responsnya positif, terutama untuk pengguna yang tidak banyak mengetahui rute alternatif.”
:: O-Jex
O-Jex dibuat agar kita bisa menawarkan tumpangan, begitu juga sebaliknya. Tumpangan yang diberikan merupakan solusi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Berkurangnya jumlah kendaraan pribadi dapat mengurangi kemacetan.
“Selain memberikan tumpangan, bisa menjadi potensi tambahan penghasilan bagi orang yang berminat untuk berbagi kendaraan dengan orang lain,” kata Director Badr Interactive, kreator O-Jex, Andreas Senjaya.
O-Jex terdiri atas aplikasi web dan mobile yang dapat dijalankan melalui perangkat BlackBerry, Android, serta iOS. Fitur inti dari aplikasi ini mampu mencari orang yang ingin berbagi kendaraan dan orang-orang yang ingin menumpang.
Aplikasi ini memfasilitasi komunikasi serta transaksi antar-penggunanya. O-Jex juga dapat dikembangkan sebagai aplikasi pencari kerja bagi perusahaan yang membutuhkan banyak sumber daya manusia.
Andreas menyebutkan, kendala menciptakan O-Jex adalah pembuatan fitur navigasi dan transaksi antarpengguna. “Lagi pula, karena ini dibuat untuk banyak platform, jadi butuh waktu dan sumber daya manusia,” ujar dia.
Hingga saat ini O-Jex baru tersedia dalam versi Beta atau belum disempurnakan. Andreas menyebutkan, Badr Interactive sedang dalam proses penyempurnaan.
:: CityApp
Ini adalah aplikasi pilot project yang dibuat oleh penyedia solusi teknologi informasi SAP. Melalui aplikasi ini, kita bisa memperoleh informasi jadwal bus, kereta api, serta beragam informasi di jalan raya secara real time.
Kita bisa mengatur CityApp seperti media sosial dengan membuat profil pribadi di halaman khusus. Kemudian, menambahkan informasi bagi pengguna lain serta bisa mempromosikan suatu event yang berlangsung.
Konsep dasar CityApp adalah Urban Matters, yakni berupa penyediaan layanan yang menggandeng pemerintah dan warga kota. “Solusi yang paling dibutuhkan adalah yang efisien dan dapat diprediksi secara akurat,” ujar Vice President Public Services SAP Asia Pasifik dan Jepang, Vivek Puthucode, di Jakarta, pekan lalu.
Solusi yang dibangun perusahaan asal Jerman ini mengutamakan tiga hal, pertama adalah analisis yang mengacu pada data berdasarkan fakta di lapangan. “Data akan memberikan analisis yang kuat. Misalnya, di mana titik utama dan penyebab kemacetan,” ucap Puthucode.
Kedua, kemampuan solusi dalam memprediksi situasi. Berdasarkan analisis, mudah memprediksi di mana titik kemacetan dan kapan terjadinya. Sedangkan yang terakhir adalah simulasi jika terjadi hal yang tidak terduga. Misalnya, bencana alam.
Meski CityApp belum hadir di Tanah Air, Puthucode mengatakan Indonesia merupakan pasar potensial bagi bisnis layanan publik. “Jakarta sama seperti kota besar dunia pada umumnya, yang membutuhkan solusi kemacetan.”
SATWIKA MOVEMENTI | ANWAR SISWADI