LIPI Kukuhkan Dua Profesor Riset Baru
Editor
Mahardika Satria hadi
Kamis, 19 Desember 2013 16:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kembali mengukuhkan dua profesor riset, Kamis, 19 Desember 2013. Keduanya adalah Dr. Estiko Rijanto dari Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik dan Dr. Lazarus Agus Sukamto dari Pusat Penelitian Biologi.
Rijanto melakukan penelitian mengenai integrasi sistem kendali dan informasi untuk meningkatkan daya saing industri. Sedangkan Sukamto melakukan penelitian tentang teknologi kultur jaringan endosperma untuk mendapatkan tanaman buah dan kayu triploid.
Sukamto mengatakan Indonesia adalah sumber buah tropis seperti srikaya, sirsak, jambu batu, kedondong, kecapi, dan durian. Namun, buah Indonesia sulit bersaing dengan produk impor karena masih mengandung banyak biji atau berbiji besar. Indonesia juga kaya pohon penghasil kayu yang berumur panjang seperti cendana, gaharu, ramin, kayu besi, dan kayu hitam.
"Sayangnya, populasi pepohonan tersebut mengkhawatirkan karena eksploitasi berlebihan," kata dia dalam orasi ilmiah di Auditorium LIPI. (Baca: LIPI Kukuhkan Dua Profesor Riset)
Untuk mengatasi masalah tersebut, Sukamto meneliti teknik kultur jaringan endosperma untuk menghasilkan tanaman triploid yang inti selnya memiliki tiga set kromosom. Tanaman normal biasanya hanya memiliki dua set kromosom (diploid) atau satu set kromosom (haploid).
"Tanaman triploid mampu tumbuh lebih cepat dan menghasilkan buah tanpa biji atau kayu, getah dan daun yang lebih banyak," kata Sukamto. Teknik ini sudah diuji coba pada tanaman atemoya, matoa, alpukat, kepel, salak, dan cendana.
Sementara Rijanto melakukan riset integrasi sistem kendali dan informasi pada pembangkit listrik. "Cara integrasi yang digunakan dengan menggabungkan lingkar kendali dan sistem informasi memakai protokol komunikasi," kata dia. Dengan sistem yang terintegrasi, industri pembangkit listrik bisa bersaing secara global.
Rijanto mengatakan sistem kendali pembangkit listrik termasuk kategori teknologi canggih. Indonesia, menurut dia, masih tergantung pada produk, teknologi, dan tenaga ahli dari luar negeri. Sistem integrasi ini bisa diterapkan pada terminal peti kemas dan industri baja serta industri strategis lain dalam jangka pendek.
"Perlu kerja sama antara lembaga penelitian dan industri terkait untuk mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri," katanya.
Sukamto lulus dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada pada 1977 dan menjadi peneliti LIPI sejak 1980. Pada 1991, ia meraih gelar master di Departemen Hortikultura, University of Hawaii at Manoa, Honolulu. Di universitas yang sama, ia meraih gelar doktor pada 1996.
Sukamto juga menjadi anggota American Society for Horticulture Science dan menulis lebih dari 60 karya ilmiah. Ia meraih berbagai penghargaan seperti Gamma Sigma Delta, the Honour Society of Agriculture dari University of Hawaii Chapter, Honolulu pada 1994 dan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia.
Rijanto menyelesaikan studi sarjana hingga doktor di Tokyo University of Agriculture and Technology pada 1993-1998. Rijanto memiliki spesialiasi bidang teknik sistem mekanik dengan topik riset sistem kendali lengan robot. Rijanto menulis lebih dari 70 makalah ilmiah tentang teori kendali, kendali mekatronik, kendali pembangkit listrik, kendali proses, dan kendali kendaraan.
Rijanto juga memegang paten tentang pengendalian motor arus searah pada 2007 dan robot hankam pada 2012 serta pencipta mobil robot LIPI (Morolipi).
Tak hanya itu, Rijanto pernah menjadi penanggung jawab International Conference on Sustainable Energy Engineering and Applications 2012 dan mendapat penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia.
GABRIEL TITIYOGA
Berita Terkait
Ternyata Burung Melek Batas Kecepatan
LIPI Kukuhkan Dua Profesor Riset
Daging Hamburger Sintetis, Seperti Apa Rasanya?
Salah Memori dalam Otak Tikus
Survei LIPI: Pemilih Jokowi dari Lintas Partai