TEMPO.CO - Iklan berformat video yang baru saja hadir di Facebook rupanya tidak mendapat tanggapan positif dari penggunanya. Mereka mencari cara untuk mematikan iklan yang bersifat auto-play atau otomatis tersebut.
Alasan orang ingin mematikan iklan karena keberatan dengan kebutuhan kapasitas data terutama dari perangkat bergerak. Memutar video melalui ponsel tentunya membutuhkan data dengan ukuran besar, dibandingkan mengakses aplikasi atau berkirim pesan.
Facebook memiliki alasan di balik hadirnya iklan video. Mereka menyatakan video adalah kunci utama dalam strategi beriklan di media sosial. Selain itu, nilai investasi iklan video lebih kecil dibandingkan beriklan melalui televisi.
Media sosial ini cukup agresif dalam menjalankan strateginya. Namun, penentu keberhasilan tentu saja berasal dari pengguna. Efektivitasnya diukur dari frekuensi akses penggunanya.
Kemampuan Facebook untuk menyamai kesuksesan iklan video di situs YouTube masih dipertanyakan. Iklan yang muncul di Facebook akan otomatis diputar di laman News Feed. Munculnya iklan berlaku di seluruh aplikasi Facebook, baik yang diakses melalui komputer maupun perangkat bergerak.
BUSINESS INSIDER | SATWIKA MOVEMENTI
Berita lain:
BlackBerry Batalkan Peluncuran Dua Ponsel Murah
Ada Salju Natal di Mars
Kostum Iron Man Buatan Cina Ini Dijual Rp 426 Juta
Ponsel Android Berbahan Titanium Keluaran Gresso
Camera360, Aplikasi Foto Paling Laris
Berita terkait
Vice Media Bakal PHK Ratusan Karyawan dan Setop Publikasi Konten
24 Februari 2024
VICE Media Group akan melakukan PHK dan berhenti mempublikasikan konten di situs mereka. Apa sebabnya?
Baca SelengkapnyaIni Strategi Startup Adroady Dorong Industri Iklan Outdoor
9 Februari 2018
Startup di bidang media luar ruang - Adroady, optimistis bisa membangkitkan kembali industri iklan luar ruang (outdoor) yang selama ini lesu.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2017, Belanja Iklan Meikarta Lebih dari Rp 1,5 T
1 Februari 2018
Direktur Eksekutif PT Nielsen Indonesia Hellen Katherina mengatakan tren belanja iklan sepanjang 2017 menunjukkan pertumbuhan positif.
Baca SelengkapnyaKuartal I, Belanja Iklan Traveloka Mencapai Rp 103 Miliar
18 Mei 2016
Traveloka tercatat sebagai perusahaan yang membelanjakan iklan paling banyak pada program berita dan informasi selama kuartal pertama tahun ini.
Baca Selengkapnya5 Seleb Indonesia Jadi Model Coca Cola, Siapa Saja?
24 Februari 2016
Perusahaan minuman karbonasi Coca Cola meluncurkan kampanye
global bertajuk Taste The Feeling.
Nielsen: Akhir 2015 Belanja Iklan Tumbuh Capai 118 Triliun
10 Februari 2016
Pertumbuhan belanja iklan di akhir tahun 2015 bergerak positif dengan angka pertumbuhan sebesar tujuh persen untuk total TV serta media cetak.
Baca SelengkapnyaIni Top 10 Iklan YouTube Terpopuler Indonesia Versi Google
12 Januari 2016
Google mengumumkan daftar iklan YouTube terpopuler di Indonesia pada paruh kedua tahun 2015 dan terpilihlah 10 iklan dengan tampilan paling kreatif
Baca SelengkapnyaMNC Group Kuasai 35 Persen Pasar Iklan Televisi
5 Januari 2016
Grup MNC, yang terdiri atas channel RCTI, Global TV, dan MNC TV, mendulang pendapatan dari iklan mencapai total sekitar Rp 25 triliun selama 2015.
Baca SelengkapnyaHingga September, Belanja Iklan di TV Rp 20 Triliun
19 November 2015
Sepanjang Januari-September, belanja iklan tumbuh 8 persen menjadi Rp 62 triliun.
Baca SelengkapnyaAhok Temukan 'Permainan' di Billboard: Ganti LED
25 September 2015
Ahok membeberkan kongkalikong dalam pemasangan iklan luar ruang konvensional.
Baca Selengkapnya