TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan fenomena akusisi WhatsApp oleh Facebook dengan harga fantastis, US$ 19 miliar, bisa menjadi kesempatan besar pengembang aplikasi dalam negeri untuk lebih mengembangkan kapasitas bisnis. Untuk lebih mengembangkan bisnis aplikasi dalam negeri, Heru menyarankan agar pemeritah memfasilitasi pembentukan pusat inkubator ide dan bimbingan bisnis.
"Kalau dilihat, sumber daya Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia, kelas menengah terdidik megara kita juga semakin bertambah, hal ini merupakan potensi besar jika dilihat sebagai sebuah bangsa," ujar Heru ketika dihubungi, Senin, 24 Februari 2014.
Heru mengatakan bahwa sebenarnya sudah banyak startup lokal yang muncul di Indonesia yang bahkan diakui dunia. Sebut saja Koprol yang telah diakusisi Yahoo. Namun hal ini bukan berarti kita harus banggga diri.
"Untuk bisa bertahan dan terus mengembangkan bisnis, startup lokal itu perlu ekosistem, memperkuat pemikiran (mindset) tentang wirausaha, kemampuan untuk mengakses pendanaan hingga dukungan dari berbagai pihak," ujar Heru.
Selain itu kegiatan pemberian insentif kepada pengembang aplikasi lokal juga harus diperbanyak, hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan kerjasama dengan lembaga pendanaan dari luar negeri. Kegiatan tahun lalu seperti iMulai yang diadakan Microsoft dan IDByte 2013 yang diselenggarakan Bubu.com harus lebih banyak dilakukan di tahun ini.
"Tahun ini dan beberapa dekade kedepan adalah era pegnembangan teknologi dan ekonomi kreatif, jika hal ini dikembangkan maka sektor ini bisa berperan lebih kepada perekonomian Indonesia, hal ini juga bisa mengembangkan SDM indonesia dan menambah lapangan pekerjaan," ujar Heru.
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya
9 hari lalu
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya
Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.