TEMPO.CO , CALIFORNIA: - Tim ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat menemukan bukti adanya jejak pergerakan air dalam batuan dari Mars. Penemuan ini merupakan kelanjutan dari penelitian pada 1996 saat ilmuwan menemukan bukti adanya jejak biologis pada meteorit yang diberi kode ALH84001. Temuan ini kembali meramaikan perdebatan tentang adanya kehidupan di planet keempat dalam sistem tata surya itu.
Anggota tim itu adalah gabungan dari lembaga Johnson Space Center di Houston dan Laboratorium Propulsi Jet di Pasadena. Salah satu anggota tim, Everett Gibson, pernah ikut dalam penelitian pada 1996. Kali ini Gibson dan koleganya meneliti struktur meteorit Martian seberat 13,7 kilogram yang dikenal sebagai Yamato 000593.
Peneliti menemukan perbedaan struktur dan komposisi dalam meteorit Yamato yang menandakan ada proses biologi di Mars jutaan tahun lalu. Hasil temuan ini dilaporkan dalam jurnal Astrobiology edisi Februari lalu. "Ketika misi penjelajahan ke Mars berlanjut, satu-satunya sampel dari sana yang bisa dipelajari di bumi adalah meteorit Martian," kata ketua tim peneliti, Lauren White.
White mengatakan sampel batuan itu bisa menunjukkan gambaran habitat Mars di masa lalu. "Saat dibandingkan dengan hasil observasi modern dengan wahana di Mars, misteri masa lalu planet yang mungkin pernah basah itu bisa terungkap," kata White.
Batu itu diperkirakan terbentuk sekitar 1,3 miliar tahun lalu dari lava yang mengalir di Mars. Sekitar 12 juta tahun lalu terjadi tumbukan besar di Mars yang melontarkan bebatuan dari permukaan planet itu. Meteorit Mars berhamburan di luar angkasa dan ada yang jatuh di Antartika sekitar 50 ribu tahun lalu. Tim ekspedisi dari Jepang menemukan bebatuan itu di daerah glasier Yamato pada 2000.
Material penyusun meteorit Martian punya ciri khusus yang berbeda dengan bebatuan yang berasal dari bumi, bulan atau benda angkasa lainnya. batuan Martian bisa dikenali dari dari komposisi atom oksigen di dalam mineral silika yang menjebak gas atmosfer Mars.
Peneliti menemukan struktur saluran dan kanal mikro yang menjalar di batuan Yamato. Kanal-kanal mikro itu berbentuk melengkung dan bergelombang. Struktur semacam ini mirip dengan yang ditemukan pada batuan basalt bumi yang dihasilkan dari interaksi dengan bakteri. Dalam batuan Martian juga ditemukan lapisan yang mengandung karbon. Hal ini pernah ditemukan juga pada meteorit Martian lain, Nakhla, yang jatuh di Mesir pada 1911.
Kemiripan tekstur dan komposisi dengan batuan bumi mengindikasikan kemungkinan adanya kegiatan biotik di Mars. "Ciri-ciri unik di batuan Yamato menunjukkan perubahan yang dipengaruhi keberadaan air seperti yang ditemukan pada mineral tanah liat," kata Gibson. "Di masa lalu Mars kemungkinan memiliki penyimpanan air yang mengandung komponen karbon."
SCIENCEDAILY | NASA | GABRIEL TITIYOGA
Berita terkait
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa
42 hari lalu
Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.
Baca SelengkapnyaRaih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda
27 November 2023
Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.
Baca SelengkapnyaBRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaMembuka Jalan untuk Gibran
26 September 2023
Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.
Baca SelengkapnyaKepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan
21 September 2023
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.
Baca SelengkapnyaMisi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?
27 April 2023
Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaSejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia
17 Januari 2023
Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.
Baca SelengkapnyaAS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa
9 Desember 2022
China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko
Baca SelengkapnyaBRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti
30 November 2022
Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15
3 Agustus 2022
Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.
Baca Selengkapnya