Ditemukan Jejak Air dalam Meteorit Mars

Reporter

Senin, 3 Maret 2014 06:26 WIB

Foto permukaan tanah di Planet Mars, setelah kendaraan penjelajah NASA, Curiosity, mengeruk sampel tanah, Kamis (1/11). REUTERS/NASA/Handout

TEMPO.CO , CALIFORNIA: - Tim ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat menemukan bukti adanya jejak pergerakan air dalam batuan dari Mars. Penemuan ini merupakan kelanjutan dari penelitian pada 1996 saat ilmuwan menemukan bukti adanya jejak biologis pada meteorit yang diberi kode ALH84001. Temuan ini kembali meramaikan perdebatan tentang adanya kehidupan di planet keempat dalam sistem tata surya itu.

Anggota tim itu adalah gabungan dari lembaga Johnson Space Center di Houston dan Laboratorium Propulsi Jet di Pasadena. Salah satu anggota tim, Everett Gibson, pernah ikut dalam penelitian pada 1996. Kali ini Gibson dan koleganya meneliti struktur meteorit Martian seberat 13,7 kilogram yang dikenal sebagai Yamato 000593.

Peneliti menemukan perbedaan struktur dan komposisi dalam meteorit Yamato yang menandakan ada proses biologi di Mars jutaan tahun lalu. Hasil temuan ini dilaporkan dalam jurnal Astrobiology edisi Februari lalu. "Ketika misi penjelajahan ke Mars berlanjut, satu-satunya sampel dari sana yang bisa dipelajari di bumi adalah meteorit Martian," kata ketua tim peneliti, Lauren White.

White mengatakan sampel batuan itu bisa menunjukkan gambaran habitat Mars di masa lalu. "Saat dibandingkan dengan hasil observasi modern dengan wahana di Mars, misteri masa lalu planet yang mungkin pernah basah itu bisa terungkap," kata White.

Batu itu diperkirakan terbentuk sekitar 1,3 miliar tahun lalu dari lava yang mengalir di Mars. Sekitar 12 juta tahun lalu terjadi tumbukan besar di Mars yang melontarkan bebatuan dari permukaan planet itu. Meteorit Mars berhamburan di luar angkasa dan ada yang jatuh di Antartika sekitar 50 ribu tahun lalu. Tim ekspedisi dari Jepang menemukan bebatuan itu di daerah glasier Yamato pada 2000.

Material penyusun meteorit Martian punya ciri khusus yang berbeda dengan bebatuan yang berasal dari bumi, bulan atau benda angkasa lainnya. batuan Martian bisa dikenali dari dari komposisi atom oksigen di dalam mineral silika yang menjebak gas atmosfer Mars.

Peneliti menemukan struktur saluran dan kanal mikro yang menjalar di batuan Yamato. Kanal-kanal mikro itu berbentuk melengkung dan bergelombang. Struktur semacam ini mirip dengan yang ditemukan pada batuan basalt bumi yang dihasilkan dari interaksi dengan bakteri. Dalam batuan Martian juga ditemukan lapisan yang mengandung karbon. Hal ini pernah ditemukan juga pada meteorit Martian lain, Nakhla, yang jatuh di Mesir pada 1911.

Kemiripan tekstur dan komposisi dengan batuan bumi mengindikasikan kemungkinan adanya kegiatan biotik di Mars. "Ciri-ciri unik di batuan Yamato menunjukkan perubahan yang dipengaruhi keberadaan air seperti yang ditemukan pada mineral tanah liat," kata Gibson. "Di masa lalu Mars kemungkinan memiliki penyimpanan air yang mengandung komponen karbon."

SCIENCEDAILY | NASA | GABRIEL TITIYOGA

Berita terkait

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

42 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.

Baca Selengkapnya

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.

Baca Selengkapnya