Batan Akan Bangun Reaktor Daya di Serpong  

Reporter

Jumat, 21 Maret 2014 16:07 WIB

Seorang fotografer memotret di dalam ruang pusat kontrol reaktor nuklir No.1 dan 2 di Fukushima (10/3). Wartawan mengenakan pakaian anti radiasi lengkap, saat masuk ke reaktor nuklir yang bocor diterjang tsunami pada 11 Maret 2011 lalu. AP/Koji Sasahara, Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengkaji kemungkinan membangun reaktor daya eksperimental. Fasilitas tersebut merupakan reaktor nuklir riset yang juga bisa menghasilkan listrik dengan memanfaatkan energi panas yang muncul. Daya listrik yang dihasilkan reaktor daya eksperimental ini diperkirakan sebesar 10 megawatt.

Kepala Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir Yarianto Sugeng Budi Susilo mengatakan lembaganya selama ini membangun reaktor nuklir hanya untuk riset. Kali ini mereka mencoba mengembangkan reaktor yang bisa menghasilkan listrik di kawasan Serpong, Tangerang.

"Dayanya memang kecil karena bukan komersial, hanya untuk persiapan dan riset, dipakai untuk kawasan itu saja," katanya dalam seminar bertajuk "Understanding the Fukushima Nuclear Accident and Its Recovery Effort" di Universitas Pancasila, Kamis, 20 Maret 2014.

Yarianto mengatakan masih sulit meyakinkan publik untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) karena tidak ada contohnya di Indonesia. Padahal, menurut dia, kebutuhan energi Indonesia bakal melonjak tajam sementara sumber konvensional seperti minyak dan batu bara makin berkurang.

"Kami sudah lakukan penelitian dan di Indonesia bisa dibangun PLTN," kata Yarianto. Adapun di dunia saat ini terdapat lebih dari 400 PLTN yang beroperasi dengan aman.

Fauzri Fahimuddin, Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasila, mengatakan kehadiran PLTN sangat diperlukan di Indonesia. Pembangunan PLTN merupakan langkah positif. Sebab, menurut dia, pasokan energi di Indonesia tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan populasi 240 juta jiwa. "Kurangnya energi juga membuat Indonesia sulit menggerakkan industri," katanya.

Dalam soal keamanan PLTN, Fauzri mengatakan tidak ada yang perlu ditakuti selama regulasi dan panduan dijalankan dengan baik. Jepang bahkan kembali mengoperasikan PLTN meski reaktor di Fukushima sempat rusak akibat tsunami pada 2011. "Mereka punya aturan yang sangat ketat sekarang. Indonesia bisa belajar dari mereka," ucapnya.

Dalam acara yang sama, ahli nuklir asal Jepang, Takehiko Mukaiyama, menjelaskan PLTN Fukushima otomatis berhenti beroperasi ketika gempa terjadi. Kerusakan PLTN terjadi dipicu tsunami yang mengganggu sistem penyuplai air pendingin. Ledakan yang terjadi disebabkan oleh hidrogen, bukan bahan radioaktif.

"Sejak saat itu kami memperketat semua prosedur operasional PLTN, membentuk otoritas khusus dan membuat regulasi baru termasuk mengantisipasi adanya serangan teroris," kata Mukaiyama.



GABRIEL TITIYOGA

Berita lain:


Mengapa Habibie Yakin Malaysia Airlines Meledak?
MH370 'Sembunyi' di Balik Pesawat Lain?
Radar Jindalee Temukan Dua Puing Diduga MH370
Australia Temukan Obyek Diduga MH370
Puing Ditemukan, Pencarian MH370 Masih Menantang

Berita terkait

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

26 Oktober 2022

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai Indonesia belum siap memanfaatkan teknologi nuklir dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

4 Juli 2022

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

Dua hal penting terkait rencana pengembangan bidang nuklir di Indonesia, yakni perbaikan infrastruktur nuklir dan peningkatan capacity bulding.

Baca Selengkapnya

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

16 Mei 2022

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

Para ahli dan mitra IAEA memamerkan beberapa cara sains dan teknologi nuklir berkontribusi pada tujuan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

16 Februari 2022

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

Lewat bantuan teknologi nuklir akhirnya ilmuwan dapat mengungkap dan merekonstruksi fosil isi perut buaya.

Baca Selengkapnya

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

5 November 2021

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

Akumulasi antibodi IgY yang digunakan dalam vaksin Covid-19 itu tertinggi di organ trakea. "Saya senang karena di situ masuknya virus."

Baca Selengkapnya

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

4 November 2021

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

BRIN rampungkan uji praklinis terhadap antibodi dari kuning telur ayam, IgY, sebagai vaksin pasif Covid-19. Libatkan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

11 Oktober 2021

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

Seorang insinyur nuklir Angkatan Laut AS dan istrinya telah didakwa menjual informasi rahasia tentang kapal selam nuklir kepada agen FBI yang menyamar

Baca Selengkapnya

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

19 September 2019

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) menghadiri Sidang International Atomic Energy Agency (IAEA) di Wina, yang membahas pengembangan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

18 September 2019

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

Amerika Serikat mau memberikan teknologi nuklirnya ke Arab Saudi asalkan negara itu mau membuat kesepakatan dengan IAEA.

Baca Selengkapnya

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

7 September 2019

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

Teknologi nuklir sudah sejak lama digunakan di dunia medis. Namun orang sakit masih takut dengan kata nuklir.

Baca Selengkapnya