Laut Hangat, Terumbu Karang Hidupkan Gen Adaptif  

Reporter

Jumat, 25 April 2014 14:46 WIB

Pemandangan terumbu karang di perairan Pulau Kecil, Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah, Senin (5/9). Tempo/ Agung Pambudhy

TEMPO.CO, California - Musim panas adalah waktu yang tepat untuk pergi berenang di laut. Dengan temperatur air sekitar 28 derajat Celsius, orang merasa nyaman berendam di air laut.

Namun, bagi sebagian besar organisme laut, suhu seperti itu sangat mematikan. Penelitian dari Universitas Stanford menunjukkan koral bisa mengaktifkan dan mematikan gen tertentu untuk menyesuaikan diri dan bertahan hidup di lautan yang semakin menghangat.

Perubahan iklim menyebabkan pemanasan air laut dan membuat masa depan koral dan terumbu karang yang menjadi sumber kehidupan terancam. Studi yang dipimpin Profesor Steve Palumbi, Direktur Hopkins Marine Station di Stanford, menemukan beberapa koral laut bisa menyesuaikan fungsi internal untuk menghadapi air yang menghangat 50 kali lebih cepat daripada yang mereka bisa lakukan ketika beradaptasi selama evolusi.

Palumbi mengatakan suhu pada terumbu karang sangat bervariasi. Hal itu menunjukkan bahwa koral laut memiliki kemampuan untuk menghadapi kadar panas yang berbeda.

"Studi kami menunjukkan mereka sanggup melakukukannya dan itu membantu mereka di masa depan ketika laut menghangat," kata Palumbi seperti ditulis laman resmi Universitas Stanford, Jumat, 25 April 2014.

Terumbu karang merupakan sumber kehidupan dan tempat perlindungan organisme laut saat terjadi badai. Penangkapan ikan berlebihan, polusi, kenaikan suhu dan kadar asam di atmosfer akibat perubahan iklim telah menghancurkan separuh dari struktur terumbu karang di seluruh dunia dalam 20 tahun terakhir. Terumbu karang dikenal sangat sensitif. Kenaikan suhu laut sedikit saja bisa membunuh koral dalam struktur sepanjang nyaris dua kilometer.

Dalam studi itu, peneliti menemukan temperatur air laut di perairan dangkal bisa mencapai 35 derajat Celsius dan cukup untuk membunuh nyaris semua terumbu karang. Peneliti lalu membuat koloni terumbu karang di dua kolam dengan suhu yang berbeda untuk melihat kemampuan adaptasinya.

Di sana mereka mendapatkan terumbu karang dari kolam air dingin bisa mentoleransi suhu yang lebih tinggi di kolam hangat. Meskipun tingkat toleransi suhu panas hanya separuh dari koloni di kolam air hangat, terumbu karang dari kolam air dingin bisa mengembangkan kemampuan yang sebelumnya hanya didapatkan dari evolusi selama beberapa generasi.

Seperti manusia, koral juga memiliki gen adaptif yang bisa diaktifkan ketika kondisi eksternal berubah. Temuan ini menunjukkan beberapa koral laut bisa menghadapi efek pemanasan air laut melalui sistem adaptasi ganda berdasarkan genetik dan penyesuaian fisik terhadap kondisi lokal.

Namun, Palumbi mengingatkan bahwa karakter koral yang bisa beradaptasi pada perubahan suhu bukan jawaban utama dalam menghadapi isu perubahan iklim. Koral bakal tidak sanggup menghadapi kenaikan suhu yang terus terjadi. Koral juga berada dalam ancaman polusi dan naiknya kadar asam.

SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA







Berita lainnya:
Golkar Kuasai 7 Kursi DPRD Kabupaten Tangerang
Lima Ketua Parpol di Jember Gagal Jadi Legislator
Saran Agum Gumelar ke Prabowo Jangan Menghujat

Berita terkait

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.

Baca Selengkapnya

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.

Baca Selengkapnya