TEMPO.CO, Missouri – Berbagai penelitian terus dikembangkan untuk bisa mengobati penyakit HIV/AIDS. Salah satunya berhasil dilakukan oleh University of Missouri School of Medicine, Amerika Serikat. Dalam penelitian terbarunya, mereka mengklaim bahwa kelak kecap dapat menyembuhkan penyakit yang menyerang sistem imun ini.
Dilaporkan Live Science, Rabu, 7 Mei 2014, pada 2001, peneliti dari Yamasa Corp, sebuah produsen kecap sejak 1600-an, menemukan penambah rasa yang disebut EFdA (4'-etunil-2-fluoro-2'-deoxyadenosine) tidak hanya membuat rasa kecap yang lebih baik, tapi juga sangat mirip dengan obat antivirus yang sekarang digunakan dalam perang melawan HIV/AIDS.
Bahkan EFdA mungkin bekerja lebih baik daripada tenofovir (TDF), sebuah antivirus yang mengurangi jumlah HIV dalam darah. Orang dengan HIV yang mengonsumsi tenofovir biasanya mengembangkan resistensi terhadap obat tersebut, dan kemudian akan "dipaksa" minum obat lebih kuat.
Dari sini, peneliti dari University of Missouri School of Medicine kemudian mengembangkan penelitian. Bersama rekan-rekannya, Stefan Sarafianos, seorang ahli virus, menemukan bahwa EFdA tidak dipecah oleh hati dan ginjal secepat tenefoir. Zat ini juga lebih mudah diaktifkan oleh sel, sehingga senyawa in memiliki potensi besar dalam pengobatan AIDS.
Meski belum diujikan pada manusia, EFdA terbukti membuat hewan-hewan yang lesu dan sakit menunggu suntik mati akibat terkena HIV menjadi sehat kembali dalam satu bulan. Saat ini tim masih terus menyempurnakan EFdA agar kelak bisa digunakan untuk penyembuhan AIDS pada manusia.
ANINGTIAS JATMIKA | LIVE SCIENCE
Berita Lainnya:
Tentara Norwegia Rasakan Kecanggihan Oculus Rift
Argentinosaurus Lebih Berat daripada T-Rex
Ini Trik Jitu Agar Menang Adu Suten
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya