Cinta Atau Nafsu Belaka? Lihat Tatapan Matanya  

Reporter

Jumat, 18 Juli 2014 16:59 WIB

Sejumlah gembok yang bertuliskan nama pasangan digantungkan di Pont des Arts di atas Sungai Seine, Paris (13/2). Pont des Arts, sebuah jembatan penyeberangan yang melintasi Sungai Seine, yang romantis dipilih oleh pecinta untuk melampirkan kunci cinta mereka. REUTERS/Charles Platiau

TEMPO.CO, Chicago - Seseorang bisa saja mengatakan cinta dengan beragam cara tapi tatapan mata menunjukkan apa yang sebenarnya dia inginkan. Sebuah penelitian menunjukkan tatapan dan pola gerakan mata menunjukkan apakah seseorang melihat orang lain dengan perasaan cinta atau nafsu belaka.

Stephanie Cacioppo, Direktur High-Performance Electrical NeuroImaging Laboratory, Universitas Chicago, mengatakan masih sedikit bukti ilmiah untuk menunjukkan bagaimana seseorang bisa jatuh cinta. "Namun pola respons seperti gerak mata bisa menjadi petunjuk awal dalam membedakan perasaan cinta dan nafsu belaka," kata Cacioppo seperti dikutip situs Universitas Chicago, 17 Juli 2014.

Riset yang dimuat dalam jurnal Psychological Science ini menunjukkan orang yang berfokus menatap wajah lawan jenis menganggap dia berpotensi menjadi pasangannya. Namun orang yang arah tatapannya berganti terus, mulai wajah hingga seluruh tubuh, dinilai punya hasrat seksual semata. (Baca: Bakteri Ini Seperti Alien, Makan Energi Listrik)

Cacioppo mengerjakan studinya bersama koleganya dari Departemen Psikiatri dan Psikologi Universitas Chicago dan Universitas Geneva. Riset Cacioppo sebelumnya menunjukkan ada jaringan berbeda di otak yang diaktifkan oleh perasaan cinta dan hasrat seksual. Studi tentang arah tatapan dan pola gerak mata ini dilakukan untuk mengenali status emosional dan kognitif yang kadang sulit dibedakan. (Baca juga: Kecanduan Game Bisa Bebas Wajib Militer?)


Selanjutnya, tak ada perbedaan waktu signifikan untuk mengidentifikasi keinginan cinta romantis dan hasrat seksual.

<!--more-->

Sejumlah mahasiswa pria dan wanita dari Universitas Genewa terlibat dalam eksperimen Cacioppo. Mereka diminta melihat serangkaian foto hitam-putih dari orang yang belum pernah mereka temui. Orang dalam foto berupa pasangan yang sedang berinteraksi atau mengobrol dan individu yang dinilai atraktif. Tak ada satu pun dari foto itu yang memuat gambar orang telanjang atau erotis.

Ternyata tak ada perbedaan waktu signifikan yang dibutuhkan partisipan untuk mengidentifikasi keinginan cinta romantis dan hasrat seksual. Hal ini, menurut peneliti, menunjukkan otak bekerja cepat dalam memproses dua emosi itu. Namun analisis pergerakan mata menunjukkan ada pola berbeda bergantung pada perasaan yang dialami partisipan saat melihat foto.

Ketika melihat gambar dan merasakan cinta romantis, partisipan cenderung melihat fokus pada wajah. Namun, ketika melihat gambar yang memancing hasrat seksual, mereka menatap ke seluruh tubuh. Efek ini terjadi baik pada partisipan pria maupun wanita.

"Dengan mengidentifikasi pola gerak mata yang terhubung dengan stimulus cinta, studi ini menjadi kontribusi pada pengembangan penanda biologis yang membedakan perasaan cinta dan hasrat seksual," kata John Cacioppo, Direktur Center for Cognitive and Social Neuroscience.

UCHICAGO | SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Terpopuler
Microsoft Berhentikan 18 Ribu Karyawan
Baterai Beri Sinyal iPhone 6 Tertipis
Jelang Lebaran, Transaksi di Berniaga.com Melonjak
Google Doodle Rayakan Ulang Tahun Nelson Mandela
WeChat Perbarui Fitur Jelang Lebaran
Supaya Selfie Anda Terlihat Keren
Ilmuwan Temukan Fosil Burung Bersayap Empat











Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya