Sonic Hedgehog, Protein Penyebab Tumor pada Anak  

Reporter

Jumat, 3 Oktober 2014 18:50 WIB

Dokter memeriksa kondisi pasien penderita tumor wajah Huang Chuncai saat akan dioperasi di rumah sakit Guangzhou, Cina (25/12). Huang menderita kelainan genetik Neurofibromatosis yang menyerang sistem syaraf dan membuat pertumbuhan syaraf menjadi abnormal. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Montreal - Para ilmuwan di Institut de Recherches Cliniques de Montréal (IRCM), Kanada, menemukan mekanisme perkembangan medulloblastoma, tumor otak yang umum ditemukan pada anak-anak. Tim penelitian yang dipimpin Frédéric Charron, Direktur Molecular Biology of Neural Development IRCM, mengungkap protein yang dikenal dengan "Sonic Hedgehog" menginduksi kerusakan DNA dan memicu tumbuhnya tumor.

Sonic Hedgehog memberikan informasi sel yang diperlukan oleh embrio tumor untuk berkembang. Pengantar informasi tersebut memainkan peran penting dalam terjadinya tumorigenesis atau proses yang mengubah sel normal menjadi sel kanker. (Baca juga: Senyawa dalam Ganja Bisa Redam Tumor)

"Tim kami mempelajari protein bernama Boc, yang merupakan reseptor pada permukaan sel pendeteksi Sonic Hedgehog," kata Lukas Tamayo-Orrego, anggota penelitian, seperti dikutip dari Sciencedaily.com, Jumat, 3 Oktober 2014. Sebelumnya, kata dia, tim menemukan fakta bahwa Boc penting dalam perkembangan otak kecil, tempat medulloblastoma muncul.

Charron mengatakan kehadiran Boc sangatlah penting untuk membantu Sonic Hedgehog dalam perusakan DNA. "Bahkan, Boc menyebabkan mutasi DNA pada sel tumor yang membuat luka prakanker menjadi medulloblastoma," katanya.

Studi ini juga menunjukkan kemungkinan tumor akan berkurang sebanyak 66 persen saat Boc tak aktif. "Mengurangi perkembangan medulloblastoma," kata anggota penelitian Frederic Mille menambahkan.

Medulloblastoma menempati urutan pertama penyebab kematian pada anak-anak yang dikarenakan kanker. Perlawanan terhadap penyakit tersebut saat ini masih meliputi operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi. Meski sebagian besar anak-anak dapat bertahan dalam pengobatan seumur hidup, tapi radiasi dan terapi sel otak pada bayi dan balita dapat berdampak negatif jangka panjang.

"Akibatnya, anak-anak dapat mengalami gangguan kognitif," ujar Charron. Boc, lanjut dia, kemungkinan besar dapat dihilangkan dengan metode terapi baru yang dapat menghentikan perkembangan medulloblastoma.

Terobosan penting ini akan diterbitkan di jurnal ilmiah Developmental Cell pada 13 Oktober 2014. Para editor menempatkan artikel penelitian ini sebagai sampul jurnal.

AMRI MAHBUB

Berita Lain:

34 Juta Orang Indonesia Tinggal di Kawasan Kumuh
Seperti SBY, Setya Novanto Pun Jadi Trending Topic
Renovasi Trotoar Jalan Braga Telan Rp 12,3 Miliar

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

2 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

6 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

6 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

9 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

13 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

14 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

14 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

16 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

19 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya