Perusahaan Ini Bakar Duit Jadi Bahan Bakar Alternatif  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 25 Oktober 2014 03:55 WIB

Bahan bakar alternatif dari daun kering buatan Suki Widodo. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bantul - Mengolah limbah dari ampas tebu, sekam, jerami, atau limbah kayu (grajen) menjadi bahan bakar alternatif sudah biasa dilakukan. Namun, menjadikan uang sebagai bahan bakar, apakah tak sayang?

Sebuah industri kecil, PT Greeno Inovasi Energy di Dusun Patalan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, melakukan inovasi tersebut. Perusahaan ini memanfaatkan uang kertas yang sudah tidak beredar dan tidak dipakai menjadi bahan baku pembuatan bahan bakar.

"Kami mengolah limbah uang kertas. Dalam sebulan bisa dapat 50-70 ton uang kertas," kata pengelola PT Greeno, Arya Purbaya, saat ditemui di pabriknya, Kamis, 23 Oktober 2014. Uang kertas yang diterima PT Greeno sudah dalam kondisi dihancurkan.
Limbah uang kertas itu dicampur dengan bahan perekat, lalu digiling dengan mesin yang disebut pellet miil. Disebut pellet lantaran bentuk bahan bakar yang dihasilkan dari limbah uang kertas tersebut seperti pellet makanan ikan.

Harga bahan bakar alternatif dari uang kertas ini, menurut Arya, lebih murah ketimbang kayu atau arang. Kayu atau arang dijual Rp 3.000-5.000 per kilogram, sedangkan pellet uang kertas ini hanya Rp 450. Satu kilogram biomass pellet bisa digunakan sebagai bahan pembakaran hingga dua jam.

Hanya saja, menurut Direktur Pemasaran PT Greeno Ayus Dodi Kirana, hasil pembakaran pellet uang kertas ini belum ramah lingkungan. Berdasarkan pengamatan Tempo, seusai pembakaran, kompor ditutup untuk mematikan api. Saat itulah asap putih keluar dari celah kompor. "Kami merekomendasikan proses pembakarannya tidak di dalam ruangan," kata Ayus.

Saat pembakaran berlangsung, tak ada asap keluar. Api bahan bakar alternatif ini berwarna kuning. Adapun bahan untuk menyalakan api bisa menggunakan spiritus, minyak tanah, atau minyak goreng.

Sejumlah pengusaha telah memesan bahan bakar pellet dari uang kertas ini. Salah satunya industri gula semut di Kulon Progo, Madukismo. "Kalau menggunakan arang, pabrik gula bisa menghabiskan Rp 4 miliar. Sedangkan dengan biomass pellet bisa menekan separuhnya," kata Monita Indrayanti selaku pembina usaha biomass pellet.

Bahan baku biomass pellet juga tak harus limbah uang, tetapi juga bisa menggunakan limbah ampas tebu. Pabrik teh di Bandung telah memesan biomass dari limbah ampas tebu khusus untuk teh yang diekspor ke Jepang. "Biomass pellet dari ampas tebu bisa menghasilkan aroma teh yang beda. Orang Jepang suka," kata Monita.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Topik terhangat:
Pelantikan Jokowi | Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD

Berita terpopuler lainnya:
Naik Taksi, Putri Jokowi Akhirnya Ikuti Tes CPNS
Pesawat Australia Mendarat karena Diancam Ditembak
Dalam Hitungan Jam, ISIS Perkosa Wanita Yazidi 30 Kali

Berita terkait

4 Manfaat Bioetanol, Bisa Mengurangi Emisi

10 Juni 2023

4 Manfaat Bioetanol, Bisa Mengurangi Emisi

Bioetanol, sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang menjanjikan, muncul sebagai bahan bakar alternatif.

Baca Selengkapnya

DKI Bakal Olah 2.000 Ton Sampah di Bantargebang per Hari Jadi Bahan Bakar

21 Februari 2022

DKI Bakal Olah 2.000 Ton Sampah di Bantargebang per Hari Jadi Bahan Bakar

Pemprov DKI Jakarta akan mengolah 2.000 ton sampah setiap hari yang ada di TPST Bantargebang menjadi 750 ton bahan bakar alternatif.

Baca Selengkapnya

Mobil Balap Porsche di Le Mans Pakai Bahan Bakar Terbarukan, Mesinnya Twin-Turbo

29 Januari 2022

Mobil Balap Porsche di Le Mans Pakai Bahan Bakar Terbarukan, Mesinnya Twin-Turbo

Baik Porsche maupun Audi akan menggunakan sasis Multimatic pada mobil balap LMDh masing-masing. Mesin hybrid V8 twin-turbo diuji di Weissach.

Baca Selengkapnya

RDF Cilacap Mampu Olah Sampah 140 Ton Sehari, Hasilkan Energi Terbarukan

3 Maret 2021

RDF Cilacap Mampu Olah Sampah 140 Ton Sehari, Hasilkan Energi Terbarukan

Pakar teknologi lingkungan ITB Enri Damanhuri menyebut RDF cocok untuk pengelolaan sampah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Maskapai KLM Belanda Terbangkan Pesawat dengan Bahan Bakar Kerosin Sintetis

9 Februari 2021

Maskapai KLM Belanda Terbangkan Pesawat dengan Bahan Bakar Kerosin Sintetis

Maskapai penerbangan Belanda, KLM, menjadi yang pertama menerbangkan pesawat dengan campuran bahan bakar kerosin sintetis dari Amsterdam ke Madrid.

Baca Selengkapnya

Kementerian Lingkungan Hidup Kembangkan Bioethanol dari Nira Aren

10 Maret 2017

Kementerian Lingkungan Hidup Kembangkan Bioethanol dari Nira Aren

Bioethanol nira aren sangat prospektif dan sangat membantu masyarakat perdesaan memenuhi bahan bakar rumah tangga.

Baca Selengkapnya

Menteri Darmin: NTB Bisa Jadi Sentra Bioetanol

11 Februari 2017

Menteri Darmin: NTB Bisa Jadi Sentra Bioetanol

Riset pengembangan biosolar dengan mencampurkan solar dengan hasil olahan kelapa sawit sudah dilakukan di Indonesia barat.

Baca Selengkapnya

PT Enero Tagih Janji Pertamina Serap Produksi Bioetanol

9 September 2015

PT Enero Tagih Janji Pertamina Serap Produksi Bioetanol

Sambil berharap serapan bioetanol oleh Pertamina, PT Enero menandatangani kontrak dengan PT Total Oil Indonesia yang akan membeli 135 ribu liter/tahun

Baca Selengkapnya

PTPN X Jual Bioetanol ke Total Oil

1 September 2015

PTPN X Jual Bioetanol ke Total Oil

PTPN X optimistis bioetanol makin menarik perhatian pasar.

Baca Selengkapnya

Pertalite Hadir untuk Memberikan Pilihan yang Lebih Banyak

15 Juli 2015

Pertalite Hadir untuk Memberikan Pilihan yang Lebih Banyak

Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite hadir untuk memberikan pilihan yang lebih banyak

Baca Selengkapnya