Sulitnya Mendaratkan Robot Philae Di Komet

Reporter

Kamis, 13 November 2014 19:53 WIB

Poster misi Rosetta yang merupakan gabungan dari berbagai gambar untuk menggambarkan pendaratan pesawat Philae ke komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Citra komet itu diambil dengan kamera navigasi di Rosetta. AP/ESA

TEMPO.CO, Jakarta - Robot Philae yang diluncurkan dari wahana induk Rosetta sukses mendarat di atas komet Churyumov-Gerasimenko, 12 November 2014, pada pukul 23.05 WIB. Ini adalah kali pertama manusia berhasil menempatkan wahana di permukaan komet yang meluncur dengan kecepatan tinggi. Selain harus menstabilkan gerakan wahana, gravitasi adalah masalah besar yang dihadapi para operator untuk mendaratkan Philae.

Misi Rosetta sudah dirancang 25 tahun yang lalu. Pada 2004, Rosetta meluncur dari Bumi dan memulai misinya memburu Churyumov-Gerasimenko. Misi itu dirancang oleh Badan Antariksa Eropa yang bekerja sama dengan Badan Antariksa Amerika Serikat. Komet itu pertama kali dikenali pada 1969 oleh astronom Uni Soviet Klim Churyumov dan Svetlana Gerasimenko.

Sejak peluncuran, Rosetta dan Philae menempuh jarak lebih dari enam miliar kilometer memburu Churyumov-Gerasimenko. Pendaratan Philae adalah tonggak baru dalam sejarah riset antariksa. "Kami yang pertama melakukannya dan penghargaan itu akan bertahan selamanya," kata Direktur ESA Jean-Jacques Dordain seperti ditulis Guardian, 13 November 2014. (Baca: Robot Ini Sukses Mendarat di Komet )

Keberhasilan Philae mendarat di komet adalah hadiah terbesar bagi para ilmuwan di Pusat Kendali Darmstadt, Jerman. Mendaratkan wahana sebesar kulkas di obyek yang bergerak dengan kecepatan tinggi seperti komet adalah tantangan besar. Komet Churyumov-Gerasimenko mengorbit matahari dengan kecepatan mencapai 135 ribu kilometer per jam. Mereka harus menyesuaikan gerakan wahana dengan komet.

Ketika peneliti ESA menerima citra komet Juli lalu, mereka ragu bisa mendaratkan wahana dengan aman di komet yang berbentuk seperti bebek itu. Permukaan komet juga menjadi masalah karena bentuknya berbukit-bukit. Jika gagal mendaratkan Philae, robot itu berisiko terbalik, terdampar, dan tidak berfungsi lagi.

Rosetta menghabiskan waktu berminggu-minggu terbang mengitari komet untuk memetakan permukaan. Syarat lokasi pandaratan adalah lahan yang datar dan tidak memiliki penghalang batu-batu besar. Lokasi pendaratan juga harus menghadap ke seluruh area komet dan mendapat banyak cahaya matahari supaya Philae bisa mengisi ulang baterainya. Dari lima lokasi pendaratan potensial, operator memilih area seluas satu kilometer persegi di bagian “kepala” komet yang dinamai Agilkia.

Gravitasi juga menjadi masalah besar saat operator berusaha mendaratkan Philae di atas Churyumov-Gerasimenko. Komet itu memiliki gravitasi yang sangat rendah. Philae berisiko terpelanting kembali ke ruang angkasa jika gagal mendarat. Kondisi dan kekuatan material permukaan Churyumov-Gerasimenko pun belum jelas, namun Philae didesain bisa mendarat di permukaan sekeras batu hingga yang lembut seperti tepung.

Butuh waktu tujuh jam untuk mendaratkan Philae di atas Churyumov-Gerasimenko. Informasi yang diterima Pusat Kendali dari Philae menyebutkan kaki-kaki robot itu melesak sekitar 4 sentimeter saat mendarat. Hal itu menandakan permukaan komet cukup lunak. Philae dilengkapi dengan harpun kembar untuk menambatkan wahana.

Kepala Operasional Misi ESA Paolo Ferri mengkonfirmasi harpun berhasil ditembakkan, namun belum jelas apakah menembus permukaan komet. Jika gagal, para operator mempertimbangkan menembak ulang harpun yang bisa mengamankan posisi Philae di atas permukaan komet. Ada pun sekrup-sekrup di kaki Philae dikabarkan bekerja dengan baik sehingga robot itu tertambat di permukaan komet. Dalam misi yang berjalan hingga Maret tahun depan, Philae akan mengumpulkan dan menganalisis sampel tubuh komet Churyumov-Gerasimenko.

BBC | ESA | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Terpopuler:
Skype Bakal Gantikan Lync di Office 365
Robot Ini Sukses Mendarat di Komet
Blackberry Passport Diklaim Cocok untuk Jurnalis
Siap-siap, Path Buka Kantor di Indonesia Awal 2015
Pengguna Path di RI Paling Gemar Unggah Meme
Pengguna Facebook Messenger Tembus 500 Juta




Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya