Tiga Tokoh Indonesia Raih Kenton Miller Award

Reporter

Kamis, 20 November 2014 22:15 WIB

Pangeran Charles mengunjungi Hutan Harapan di Jambi, (02/11). Kunjungan ini dalam rangka mengkampanyekan kesadaran akan lingkungan hidup. FOTO: AP Photo/Eka Tresnawan, Harapan Rainforest

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga tokoh konservasi asal Indonesia mendapat penghargaan internasional Kenton Miller Award dari badan konservasi dunia, IUCN, Rabu, 19 November 2014. Mereka adalah Sukianto Lusli, Agus Budi Utomo, dan Yusup Cahyadin. Ketiganya dianggap berjasa melestarikan hutan di Indonesia melalui restorasi ekosistem.

Kenton Miller Award diberikan dua tahun sekali kepada individu atau kelompok yang dinilai memiliki pendekatan inovatif dalam upaya konservasi dan perlindungan ekosistem. Tahun ini penghargaan bergengsi itu diberikan dalam acara World Parks Congress di Sydney, Australia, yang dihadiri 6.000 delegasi dari 170 negara.

"Penghargaan ini kami persembahkan untuk Indonesia guna mendorong konservasi dan pengelolaan hutan berkelanjutan bagi generasi mendatang," kata Agus, yang juga direktur eksekutif lembaga pelestarian burung, Burung Indonesia, dalam keterangan pers, Kamis, 20 November 2014.

Restorasi ekosistem di hutan alam produksi mulanya digagas oleh Sukianto, mantan direktur eksekutif Burung Indonesia, bersama Yusup. Awalnya, inisiatif itu dianggap tidak populer karena hutan produksi selama ini merupakan sumber devisa negara kedua terbesar dari hasil produksi kayu. (Baca: Lahan Basah Akan Dilindungi)

Namun, berkat kerja keras mereka melakukan advokasi, Kementerian Kehutanan pada 2004 mengeluarkan keputusan tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE). Dengan izin usaha ini, hutan alam produksi yang tidak produktif dapat dikelola untuk konservasi. Hal ini dapat dilakukan karena dalam IUPHHK-RE terdapat ketentuan yang melarang pengelola memanen kayu komersial selama masa restorasi.

IUPHHK-RE pertama diterbitkan pada 2007 untuk hutan produksi seluas 53 ribu hektare di Sumatera Selatan. Konsesi itu diajukan oleh PT REKI, perusahaan restorasi ekosistem yang dibentuk oleh konsorsium Burung Indonesia, BirdLife International, dan Royal Society for the Protection of Bird. Tiga tahun kemudian, selama kepemimpinan Agus di Burung Indonesia, PT REKI memperoleh izin serupa untuk hutan produksi seluas 47 ribu hektare di Jambi, yang bersebelahan dengan konsesi pertama. Kedua konsesi itu lantas dikenal sebagai Hutan Harapan. (Baca: Berebut Hutan Jambi)

Perjuangan mereka tidak berhenti meski peraturan tentang restorasi ekosistem telah diterbitkan. Agus berusaha mendorong penguatan peraturan restorasi ekosistem sehingga penerapannya sebagai inovasi untuk pelestarian hutan di luar kawasan konservasi dapat berjalan lebih baik.

Komite seleksi Kenton Miller Award dari Komite Dunia untuk Kawasan Konservasi (WCPA) IUCN menganggap kepemimpinan dan keteladanan Sukianto, Agus, dan Yusup telah melahirkan pengetahuan, praktek yang baik, serta lingkungan tepat yang memungkinkan pemerhati konservasi lain untuk menerapkan model restorasi ekosistem di Indonesia maupun mancanegara.

Saat ini ada lebih dari 40 aplikasi izin restorasi ekosistem di Tanah Air. Pada saat bersamaan, pemerintah juga telah mengalokasikan 2,69 juta hektare lahan untuk restorasi ekosistem. Selain di dalam negeri, inisiatif yang digagas Sukianto, Agus, dan Yusup juga telah menginspirasi negara-negara lain di Asia untuk merencanakan "Hutan Harapan" mereka.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita Terpopuler:
BEM Indonesia Akan Turunkan Jokowi
Ceu Popong Ajukan Pertanyaan 'Bodoh' di Paripurna
Subsidi BBM ke Sektor Produktif, Ekonom UGM: Bohong

Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.

Baca Selengkapnya