TEMPO.CO, Washington - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebutkan 2014 sebagai tahun di mana bumi mencapai temperatur paling panas sepanjang era modern atau sejak 1880. Fenomena itu diperkuat oleh kesimpulan Badan Klimatologi AS atau National Oceanic and Atmospheric Administration yang menyebut temuan serupa.
Rekor itu menumbangkan catatan temperatur tertinggi yang pernah dicapai bumi pada 15 tahun silam. "Sejak 1880, suhu permukaan bumi meningkat rata-rata mencapai 0,8 derajat Celsius dan mencapai puncaknya pada tahun lalu hingga 30 derajat Celsius," kata John Grunsfeld, seorang pejabat NASA di Science Mission Directorate, Washington, seperti dilansir Science Daily, Senin, 19 Januari 2015. (Baca juga: Pemanasan Global, Puncak Kerusakan Bumi 2100.)
Grunsfeld menjelaskan kondisi itu masih dipengaruhi oleh fenomena pemanasan global. Menurut dia, emisi karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer bumi makin meningkat volumenya dari tahun ke tahun. "Gejala meningkatnya suhu bumi akibat pemanasan global makin nyata sejak tiga dekade terakhir," kata dia.
Grunsfeld juga menyatakan bahwa pemanasan global tak hanya membuat rekor suhu bumi pada tahun lalu. Namun, efek tersebut juga menimbulkan anomali cuaca di beberapa wilayah di Amerika Serikat. Dia merujuk wilayah di pesisir barat negeri Abang Sam yang tiba-tiba disergap musim dingin. "California, Arizona, dan Nevada juga mengalami kenaikan suhu terpanas sepanjang sejarah," ujar Grunsfeld.
NASA dan NOAA sedang memantau dan mencatat perubahan ekstrem suhu bumi tersebut secara intensif. Mereka juga membangun laboratorium khusus untuk memantau fenomena iklim ini di Greenbelt, Maryland. Fasilitas riset ini terafiliasi dengan Columbia University di New York.
RAYMUNDUS RIKANG | SCIENCE DAILY
Berita lain:
Yusril: Jokowi Melanggar Undang-Undang Kepolisian
Presiden Jokowi Dimusuhi Tiga Negara
Oegroseno: Budi Gunawan Pasti Ditahan KPK
Berita terkait
6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia
29 Mei 2023
Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.
Baca SelengkapnyaMahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan
14 September 2022
Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?
3 Juni 2022
Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.
Baca SelengkapnyaKetika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong
24 September 2021
Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.
Baca SelengkapnyaPerbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?
31 Agustus 2021
Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?
Baca SelengkapnyaCiri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?
31 Agustus 2021
Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?
Baca SelengkapnyaFaisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara
20 April 2021
Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.
Baca SelengkapnyaBMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami
6 April 2021
BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.
Baca SelengkapnyaMensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming
18 Januari 2021
Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.
Baca SelengkapnyaCegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta
15 Oktober 2019
Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.
Baca Selengkapnya