4 Hewan dengan Perilaku Reproduksi Unik

Reporter

Selasa, 17 Februari 2015 05:08 WIB

Koala Australia melirik sebuah kamera sambil memakan daun di pohonnya di Kebun Binatang Sydney, Australia (3/4). Hal ini dipicu oleh gerakan koala yang penasaran saat melihat sebuah kamera di pohonnya yang dipromosikan oleh kebun binatang sebagai koala "Selfie". REUTERS/David Gray

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Valentine menginspirasi orang untuk membeli cokelat dan membuat makan malam yang romantis bagi seseorang yang mereka kasihi. Tapi lain halnya dengan hewan. Seringkali hewan jantan melakukan gerakan luwes untuk menarik perhatian betina. Berikut beberapa cara hewan menarik perhatian calon pasangan mereka:

1. Koala
Koala jantan berteriak memanggil betina pada tengah malam saat musim perkawinan tiba. Teriakan tersebut akan ditangkap oleh betina melalui struktur laring mereka. Bill Ellis, peneliti koala dari University of Queensland, mengatakan koala betina akan mendatangi si jantan yang berteriak dengan suara lantang.


Saat kawin koala laki-laki akan naik ke punggung si betina. Kemudian jantan akan menggigit sang betina di tengkuk yang berujung pada proses reproduksi. “Tapi saat si jantan memaksa, koala betina bisa menggigit dan mencakar laki-laki,” kata Ellis, seperti dikutip dari Livescience.


2. Landak
Bagaimana landak kawin saat duri mereka meruncing? Pertanyaan ini selalu menarik. Tapi ternyata landak memiliki cara sendiri untuk kawin. Landak dibagi menjadi dua kelompok besar: old world yang hidup di tanah dan new world yang hidup di pohon, yang biasanya hidup soliter. Kedua kelompok ini memiliki strategi kawin yang berbeda.
Jenis old world biasanya monogami. Pakar landak dari Queens College di New York, Uldis Roze, mengatakan landak jenis ini kawin setiap tahun dan berkembang biak sangat cepat. Sedangkan hingga saat ini data reproduksi tentang landak new world masih sangat kurang.


Satu yang diketahui ialah landak betina jenis new world hanya subur selama 8 sampai 12 jam setiap tahunnya. “Musim kawin terjadi pada September, ketika betina mengeluarkan lendir dari organ vitalnya yang berbau tajam sehingga menarik jantan,” ujar Roze.


Landak jantan yang tertarik aroma ini akan menghampiri si betina. Apabila ada jantan lain, maka kedua jantan tersebut akan terlibat perkelahian sampai mati. Jantan yang menang akan naik ke pohon, tempat jantan betina, lalu naik ke punggung betina.


Advertising
Advertising

3. Pinguin
Musim reproduksi hewan kutub ini terjadi selama musim panas berlangsung di Antartika. Yakni, sepanjang Oktober sampai Februari. Jantan harus membangun sarangnya sendiri untuk merayu si betina. Saat membangun sarang tersebut, beberapa pinguin betina menghampiri si jantan dan membantu mendirikan sarang. Beberapa betina akan bergantian memeriksa sarang baru tersebut. Setelah perempuan memilih pasangannya mereka akan ‘bersolek’. Perempuan kemudian berbaring di tanah, lalu si jantan akan menaikinnya untuk bercinta.


4. Gurita
Hewan bertentakel ini menggunakan isyarat kimia untuk mencari pasangannya. Tapi saat bertemu, gurita jantan langsung ekstra waspada karena meski bukan hewan pemilih, gurita betina akan memakan pasangannya setelah mereka berhubungan. Saat reproduksi, gurita jantan akan menyisipkan hectocotylus, penis gurita, ke rongga mantel betina. Organ yang juga biasa disebut sebagai tangan ketiga gurita ini akan lepas dengan sendirinya saat sudah masuk ke dalam organ vital gurita betina. Tangan ketiga ini menyimpan sekantung sperma yang bernama spermatophores.

LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Amerika Serikat dan Kementerian Kesehatan Bikin Pelatihan Penulisan Ilmiah Bidang Epidemologi

46 hari lalu

Amerika Serikat dan Kementerian Kesehatan Bikin Pelatihan Penulisan Ilmiah Bidang Epidemologi

Lokakarya ini untuk dosen universitas dan petugas kesehatan supaya bisa meningkatkan penyebaran data epidemologi untuk masyarakat global.

Baca Selengkapnya

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

4 April 2024

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya