Terungkap, Fosil dari 'Zaman yang Hilang'

Reporter

Selasa, 24 Februari 2015 04:20 WIB

Petugas membuat replika tengkorak manusia wajak Homo Wajakensis di Musium Geologi, Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/4). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Massachusettss – Sebuah tengkorak manusia parsial ditemukan di sebuah situs di Kenya menunjukkan manusia purba yang hidup di Afrika ternyata sangat beragam. Tengkorak berumur 22 ribu tahun ini memang bukan dari spesies baru, tapi diduga merupakan temuan yang serupa ditemukan Afrika dan Eropa dari waktu yang sama.

“Ini mungkin keturunan dari garis yang hilang,” kata anggota penelitian, Christian Tryon, seorang pakar arkeologi prasejarah dari Harvard University, seperti dikutip dari Livescience, Senin, 23 Februari 2015. Temuan ini dirilis dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Bersama rekan penelitiannya, Tryon juga menemukan kulit telur burung unta berumur 46 ribu tahun yang telah dibuat manik-manik. Banyaknya temuan ini, menurut dia, bisa mengungkapkan wawasan tentang pergeseran budaya manusia yang berlangsung sekitar 50 ribu tahun lalu.

Tryon bercerita, sekitar 12 ribu tahun lalu manusia mulai bercocok tanam di dekat pemukiman mereka, yang juga berdekatan dengan makam. “Karena itu mungkin banyak ditemukan kerangka manusia purba yang berlimpah,” Stanley Ambrose, pakar paleoantropologi dari University of Illinois, yang tak tergabung dalam penelitian.

Meski begitu, masih relatif sedikit yang diketahui tentang manusia yang datang sebelum mereka. Hanya segelintir manusia purba dari rentang tahun 12 ribu sampai 30 ribu yang informasinya baru diketahui dari kompleks pemakaman manusia purba itu.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang masa yang hilang ini, Tryon membandingkan fosil yang ditemukan di Lukenya Hill ini dengan dua spesimen fosil koleksi Museum Nasional Kenyai di Nairobi. Lukenya Hill merupakan tanjung batu granit yang menghadap sabana di Kenya.

Spesimen ini juga dibandingkan dengan tengkorak dari situs Kenya lainnya. Tim juga membandingkan tengkorak tersebut dengan beberapa tengkorak manusia Neanderthal dan beberapa tengkorak manusia purba lain.

Meski secara anatomis tengkorak tersebut mirip dengan manusia Homo sapiens, Tryon menjelaskan, tapi tengkorak tersebut memiliki dimensi berbeda dengan tengkorak H. sapiens lain yang ditemukan di Eropa dan Afrika belahan berbeda. Tengkorak tersebut, kata dia, memiliki tulang yang cukup tebal.

“Namun tidak cukup bukti bahwa tengkorak ini merupakan manusia dari subspesies lain,” kata Tryon. Melihat umur tengkorak yang sekitar 22 ribu tahun, Tryon menjelaskan manusia purba ini hidup selama puncak zaman es terakhir. Afrika modern, menurut dia, memang memiliki keragaman genetik yang lebih besar dari populasi lain.

Keragaman tersebut juga terlihat dari ditemukannya cangkang telur burung unta yang dibuat manik-manik, serta pisau batu kecil—sering disebut dengan teknologi Levallois. Artefak-artefak tersebut, kata Tryon, berumur sekitar 22 ribu sampai 46 ribu tahun.

Selama periode tersebut, Ambrose mengatakan, manusia mulai intensif menggunakan rute perjalanan rumit yang cukup jauh sampai ke Afrika Utara. Motif manik-manik dan alat batu yang sama juga ditemukan di Mesir dengan umur sekitar empat ribu tahun. “Hanya, ukurannya lebih kecil dan cukup beracun,” ujarnya.

Penemuan fragmen fosil dari Lukenya Hill ini, menurut Ambrose, merupakan temuan penting. Sebab, temuan tersebut dapat mengisi bukti peradaban manusia yang sempat hilang.

LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Komunitas Pemburu Fosil Purba Bumiayu, Pernah Disoraki Orang Gila

13 Juli 2019

Komunitas Pemburu Fosil Purba Bumiayu, Pernah Disoraki Orang Gila

Setiap kali menemukan fosil, komunitas ini melapor ke Balai Pelestarian Sangiran Situs Manusia Purba Sangiran.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Lantai Masjidil Haram, Fosil Manusia di Brebes

4 Juli 2019

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Lantai Masjidil Haram, Fosil Manusia di Brebes

Top 3 Tekno berita hari ini tentang lantai Masjidil Haram yang selalu dingin, penemuan fosil manusia purba Homo Erectus Bumiayu, dan Huawei P 30 Pro.

Baca Selengkapnya

Fosil Manusia Tertua: Ini Beda Homo Erectus Bumiayu dan Sangiran

4 Juli 2019

Fosil Manusia Tertua: Ini Beda Homo Erectus Bumiayu dan Sangiran

Fosil manusia purba homo erectus Bumiayu menjadi manusia tertua di Indonesia, yang selama ini dipegang homo erectus Sangiran.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil Manusia Purba di Brebes Bisa Mengubah Teori Sejarah

3 Juli 2019

Temuan Fosil Manusia Purba di Brebes Bisa Mengubah Teori Sejarah

Selain fosil manusia purba, para peneliti sebelumnya telah menemukan beberapa fosil lain di wilayah Bumiayu dan sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Fosil Manusia Purba Tertua di Indonesia Ditemukan di Brebes

3 Juli 2019

Fosil Manusia Purba Tertua di Indonesia Ditemukan di Brebes

Temuan fosil manusia purba tersebut berupa tulang bonggol dan rahang serta akar gigi.

Baca Selengkapnya

Fosil Manusia Purba Ini Diyakini Merupakan yang Tertua di Dunia

8 Juni 2017

Fosil Manusia Purba Ini Diyakini Merupakan yang Tertua di Dunia

Asal-usul manusia kembali dipertanyakan, kali ini dengan temuan fosil manusia purba di Maroko.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Manusia dari Afrika Mulai Diragukan, Ini Sebabnya

25 Mei 2017

Asal-usul Manusia dari Afrika Mulai Diragukan, Ini Sebabnya

Fosil dari Yunani dan Bulgaria berupa makhluk mirip kera menimbulkan keraguan soal asal-usul manusia yang selama ini diyakini evolusi dari Afrika.

Baca Selengkapnya

Fosil Bayi Hominin Pertama Kalinya Dipamerkan untuk Publik

24 Mei 2017

Fosil Bayi Hominin Pertama Kalinya Dipamerkan untuk Publik

Fosil bayi hominin, nenek moyang manusia, untuk pertama
kalinya dipamerkan dan terlihat sedikit mirip manusia

Baca Selengkapnya

Dua Kerangka Manusia Purba Bandung Ditemukan di Gua Pawon

23 Maret 2017

Dua Kerangka Manusia Purba Bandung Ditemukan di Gua Pawon

Dua kerangka manusia purba Bandung ditemukan di Gua Pawon, Bandung. Berumur 9.500 tahun.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Teliti Plak Gigi Manusia Neanderthal, Hasilnya...

9 Maret 2017

Ilmuwan Teliti Plak Gigi Manusia Neanderthal, Hasilnya...

DNA kuno dari plak gigi mengungkap informasi menarik baru mengenai Neanderthal, termasuk ihwal bahan makanan spesifik dalam diet mereka.

Baca Selengkapnya