Sebuah body kamera film yang terbuat dari plastik ini dapat memotret dengan baik. Kamera yang dicetak dengan menggunakan printer 3D ini masih menggunakan lensa biasa yang terbuat dari kaca dan besi. ABCnews.com
TEMPO.CO, Carolina Utara - Terinspirasi dari logam cair futuristik dalam film Terminator 2, ilmuwan University of North Carolina, Amerika Serikat, mengaplikasikannya pada mesin cetak berbasis teknologi tiga dimensi (3D). Mesin cetak itu diberi julukan penghasil cairan antarmuka secara terus-menerus.
Karya tersebut dipublikasikan dalam jurnal Science. Proyek yang dipimpin Joseph DeSimone ini kemudian melahirkan sebuah perusahaan pembuat printer yang diberi nama Carbon3D.
"Tim mengklaim printer dapat bekerja lebih cepat atau dalam hitungan menit untuk mencetak satu barang," demikian ditulis situs Vox, Senin, 16 Maret 2015. Mesin cetak sejenis umumnya membutuhkan 1-1,5 jam untuk mencetak sebuah obyek.
Cara kerjanya pun diklaim lebih praktis karena dapat terus-menerus membentuk obyek baru yang diinginkan. Sedangkan pada printer 3D lain, obyek dibentuk komponen secara berlapis.
Untuk memodifikasi rancangan, pengguna tinggal mengatur melalui peranti lunak yang terhubung ke komputer. Adapun teknik 3D printing lain umumnya mengharuskan adanya perubahan rakitan pada mesin.
Ada sejumlah teknik 3D printing yang selama ini dikenal. Sebagian besar bekerja melalui satu prinsip yang sama, yaitu menggunakan platform khusus secara berulang. Kemudian mengumpulkan lapisan demi lapisan material, yang umumnya berbahan plastik. Selanjutnya, lapisan akan berkombinasi untuk membentuk obyek.
Sedangkan printer 3D buatan DeSimone dan timnya bekerja dengan membentuk lapisan secara langsung. Platformkemudian menggambar obyek melalui material resin. "Resin akan mengeras ketika melalui proses photopolymerization, atau dipanaskan dengan sinar ultraviolet," tulis Vox. Dengan demikian, proyektor harus terus berada di bawah sinar UV.
Untuk sementara, mesin cetak ini masih sebatas prototipe. Tim memastikan belum akan memproduksinya secara massal dalam setahun ke depan. Belum terungkap juga berapa harga satu unitnya.
3D printing kini tengah menjamur dalam berbagai industri. Sebelumnya, ini identik dengan arsitektur untuk membuat maket bangunan. Belakangan, industri kesehatan, otomotif, dan fashion mulai meliriknya. Teknologi ini memungkinkan adanya modifikasi pada prototipe barang sebelum diproduksi secara massal.