Mars Diduga Pernah Punya Ombak Raksasa

Reporter

Editor

Erwin prima

Kamis, 2 April 2015 03:00 WIB

Kawah McLaughlin di Planet Mars. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Washington - Peneliti mengatakan Mars kuno kemungkinan memiliki gelombang laut raksasa yang bergerak lamban. Gelombang besar itu kemungkinan telah mengukir garis pantai di Mars sebelumnya.



Jika demikian, mempelajari garis pantai ini bisa menjelaskan iklim Mars kuno, dan menjawab pertanyaan apakah Mars memiliki laut cukup lama sehingga kehidupan berpotensi berkembang di Planet Merah itu, kata para ilmuwan.

Meskipun Mars sekarang terlalu dingin dan kering bagi zat cair untuk bertahan di permukaannya dalam waktu yang lama, gambar orbital dari misi Mariner 9 NASA pada awal tahun 1970 dan banyak temuan lain sejak itu menunjukkan bahwa banyak bagian dari Planet Merah pernah ditutupi sungai dan laut. Keberadaan lautan Mars kuno akan menjelaskan mengapa dataran rendah utara Mars menyerupai dataran abyssal lantai samudera bumi.

Namun para peneliti masih memperdebatkan keberadaan dan tingkat laut purba di Planet Merah itu. Hal ini terkait fakta bahwa banyak hal yang masih belum jelas terkait lingkungan Mars kuno. Karena ketidakpastian itu, banyak pertanyaan tersisa tentang apakah iklim Planet Merah itu mampu mempertahankan zat cair di permukaannya untuk jangka waktu yang lama.

Satu pertanyaan yang belum terjawab adalah apakah ombak di lautan Mars bisa memotong garis pantai di Planet Merah. Jika bisa, mengungkap tanda-tanda garis pantai masa lalu ini bisa memperkuat kasus untuk laut purba di Mars dan menjelaskan seperti apa lingkungan Mars kuno.

"Jika Anda dapat mengidentifikasi garis pantai terpotong gelombang di Mars, maka kami bisa memberitahu Anda kekuatan angin minimum yang terjadi ketika laut terbuka ada di Mars," kata penulis utama studi Don Banfield, seorang ilmuwan planet di Cornell University di Ithaca.

Selain itu, karena ada hubungan antara kekuatan angin dan tekanan atmosfer, "kami mungkin dapat menggunakan garis pantai yang terpotong gelombang untuk membatasi tekanan atmosfer pada awal Mars," kata Banfield kepada Space.com, Rabu, 1 April 2015.

Kekuatan gelombang sangat tergantung pada kekuatan angin yang bertiup di atas air, yang pada gilirannya sebagian tergantung pada ketebalan atmosfer. Atmosfer Mars saat ini sangat tipis. Sementara tekanan atmosfer Bumi sedikit di atas 1.000 milibar di permukaan laut. Tekanan atmosfer Mars saat ini kurang dari 0,5 persen dari itu, pada 6 milibar.

Namun, masih belum jelas seberapa tebal atmosfer Mars di masa lalu. "Perkiraan antara 6 milibar hingga 2.000 milibar," kata Banfield.

ERWIN Z | SPACE

Berita terkait

Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.

Baca Selengkapnya

Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

2 November 2023

Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

Rho Coronae Borealis adalah bintang katai deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi.

Baca Selengkapnya

Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

23 Oktober 2023

Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

Atmosfer Planet WASP-17b yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop James Webb.

Baca Selengkapnya

Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

26 September 2023

Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

Pemasangan cermin teleskop Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur belum rampung.

Baca Selengkapnya

Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

25 September 2023

Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.

Baca Selengkapnya

Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

27 Agustus 2023

Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

Pluto ditemukan pada 1930. Penemuan tersebut menjadi berita utama di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

27 Agustus 2023

Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

Pluto sejak 2026 tidak lagi masuk dalam kategori planet karena tidak memenuhi satu dari tiga kriteria definisi planet.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

26 Juni 2023

Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

Observatorium Bosscha, akhirnya dibuka kembali untuk kunjungan publik. Tempat yang tepat mengisi liburan sekolah anak.

Baca Selengkapnya

Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

12 Mei 2023

Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan manusia untuk mendiami planet lain? Mungkinkah manusia "menjajah" dunia di luar Bumi atau bahkan tata surya?

Baca Selengkapnya

Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

11 Mei 2023

Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

Sebuah bintang melahap planet yang jaraknya 12.000 tahun cahaya, kemudian mengeluarkan debu-debu sisa serdawa.

Baca Selengkapnya