Dijamin, Anda Belum Pernah Tahu Rahasia Candi Borobudur Ini

Reporter

Rabu, 8 April 2015 17:49 WIB

Cahaya lampu yang menghiasi candi Borobudur sebelum penerbangan lampion saat merayakan pergantian tahun 2014-2015 di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 1 Januari 2015. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Ternyata di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, terdapat sebuah danau purba berumur 10 ribu tahun. Adalah Helmy Murwanto, mahasiswa doktoral Departemen Geografi Universitas Gadjah Mada, yang mengungkap danau purba tersebut. Dia memperkirakan danau ini terbentuk pada Zaman Pleistosen Akhir itu.

"Danau purba itu hilang akibat mengalami pendangkalan secara alamiah dan intervensi manusia," kata dia, dalam sebuah pernyataan dalam laman situs UGM, Rabu, 8 April 2015. Sebelumnya dia mempresentasikan temuannya ini dalam ujian promosi doktoral pada akhir Februari 2015.

Pendangkalan danau tersebut, tulis Helmy, dapat diamati dari material penutup endapan danau berupa hasil aktivitas vulkanis, tektonis, dan gerakan massa tanah serta batuan. Material penutup tersebut berupa tanah lempung berwarna hitam yang tersingkap oleh proses geomorfologis.

Sebaran endapan lempung hitam itu cukup luas. Mulai dari Sungai Pacet di kaki Bukit Tidar, Mertoyudan, yang diperkirakan bagian utara danau, hingga mencapai lembah hilir Sungai Sileng di kaki Pegunungan Menoreh. "Sebaran tersebut berjarak 8 kilometer," ujar Helmy, yang juga mengajar di Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta.

Sedangkan perubahan bentuk danau menjadi dataran lakustrin disebabkan aktivitas tektonik dan longsoran lahan. Pendangkalan tersebut tidak terjadi dalam satu waktu, melainkan bertahap. Keberadaan jalan lurus penghubung antaran Candi Mendut-Pawon-Borobudur pun muncul setelah danau mengering sebagian.

Helmy menduga, keberadaan jalan lurus penghubung antara Candi Mendut, Pawon dan Borobudur, dibuat setelah danau mengalami pengeringan secara sebagian. Aktivitas manusia di sekitar candi Borobudur dipengaruhi oleh keberadaan danau dan sungai. Hal itu terefleksikan dalam relief Candi Borobudur dan troponin di sekitar candi Borobudur.

Dari hasil penelusurannya, Helmy mengungkap bahwa material penutup danau berasal dari material vulkanik dan sedimen Pegunungan Menoreh. Didukung hasil interpretasi citra satelit, penelitiannya juga menunjukkan beberapa tempat yang menyerupai bekas alur sungai di sekitar Desa Bumisegoro, Pasuruhan, Saitan dan Deyangan, yang berujung ke danau purba tersebut.

Sungai tersebut, kata dia, pernah dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk pengairan lahan pertanian. Aliran sungai tersebut mengering akibat pendangkalan dan pengeringan danau.

Berdasarkan pemetaan spasiotemporal yang dilakukan Helmy, danau purba ini dibagi menjadi tiga periode. Yakni, Zaman Pleistosen Akhir, Holosen dan Resen. Pembagian waktu ini berdasarkan uji penanggalan bebatuan di tiap wilayah. Yang jelas, tulis Helmy, belum ada peradaban saat danau ini beru terbentuk.

AMRI MAHBUB

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

31 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

56 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.

Baca Selengkapnya

Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

18 Januari 2024

Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

Sebanyak 907 dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada atau UGM menerima penghargaan kesetiaan dan purnabakti.

Baca Selengkapnya

5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

29 Desember 2023

5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, menegaskan UGM telah memiliki sikap dan posisi yang tegas terkait hal itu.

Baca Selengkapnya

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

11 Oktober 2023

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya