TEMPO.CO, Bandung - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian punya bahan bakar kendaraan dari minyak buah kemiri. Selain lebih irit daripada solar, emisi asapnya tak mengebul hitam. "Tarikan gasnya lebih enak seperti mobil berbahan bakar bensin," kata Jainuddin, 51 tahun, sopir mobil kantor badan tersebut, di Bandung, Kamis, 6 Mei 2015.
Jainudin membawa mobil dinas itu dari kantornya di Bogor ke Bandung. Ia mengklaim konsumsi bahan bakar mobil bermesin diesel tersebut hanya 40 liter biodiesel. "Kalau pakai solar sekitar 50 liter pulang-pergi," ujarnya.
Namun biodiesel yang dipakai belum murni minyak kemiri. Bahan bakar itu masih perlu dicampur solar sekitar 15 persen untuk menyesuaikan mesin mobil yang masih asli dari pabrikan. Minyak kemiri itu berasal dari hasil penyulingan di kantor Balitbang Pertanian di Bogor.
Staf peneliti, Wiyanto, mengatakan biji kemiri yang dipakai adalah jenis kemiri sunan. Nama ilmiahnya Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw. "Tanaman aslinya berasal dari Filipina," tuturnya kepada Tempo di sela pameran produk di Telkom University Bandung, Kamis, 6 Mei 2015. Nama lain lokalnya seperti kemiri Cina, kaliki Banten, jarak kebo, muncang leuweung, atau kemiri hutan.
Pembuatan minyak kemiri sebagai biodiesel diawali dengan pengeringan biji kemiri sampai kadar air tersisa sekitar 7 persen. Biji kering berwarna kecokelatan tersebut kemudian dihancurkan dan diperas hingga menghasilkan minyak berwarna cokelat kehitaman.
Cara kedua, kulit biji dikupas kemudian isi buah kemiri dikeringkan hingga kadar airnya tersisa 7 persen. Pemerasannya bisa menghasilkan 53 persen dibanding cara pertama dengan hasil 40-50 persen minyak. Selanjutnya minyak kasar itu diolah dalam tangki reaktor untuk menghasilkan minyak murni yang lebih bersih. Warnanya putih kekuningan.
Sebagian minyak kasar yang tersisa dari proses tersebut atau gliserol, kata Wiyanto, menjadi minyak untuk bahan baku pembuatan sabun, cat, pelumas, dan kulit sintetis. Adapun bungkil atau sisa kulit kemiri diolah menjadi biogas, pupuk organik, dan pakan ternak. "Minyak kemiri ini pengganti minyak jarak. Jenisnya juga yang bukan untuk dikonsumsi orang," ucapnya.
Setiap tahun, panen buah kemiri tersebut bisa menghasilkan sekitar 6-8 ton biodiesel per hektare per tahun. "Umur produktif pohonnya sampai usia 50 tahun," katanya. Soal harga jual, kini masih berkisar Rp 11-12 ribu per liter.
ANWAR SISWADI
Berita terkait
Bos Pertamina Jelaskan Sebab Produksi BBN di Milan Dibatalkan
29 Januari 2020
Pembatalan itu, menurut Dirut Pertamina, karena adanya kebijakan penolakan crude palm oil (CPO) yang diterapkan oleh Eropa.
Baca SelengkapnyaSetelah B30, Pemerintah Kembangkan Biodiesel B50
6 September 2019
Pemerintah sudah menyiapkan berbagai rencana untuk memanfaatkan minyak sawit sebagai bahan bakar biodiesel
Baca SelengkapnyaRini Soemarno: Tiga Tahun Lagi Minyak Nabati Gantikan Solar
18 Februari 2019
Rini Soemarno mengatakan dalam tiga tahun lagi, minyak nabati bisa menggantikan bahan bakar solar
Baca SelengkapnyaPerang Dagang AS-Cina, Ini Harapan Pengusaha Kelapa Sawit
11 Juli 2018
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina yang semakin memanas mulai berpengaruh terhadap pasar minyak nabati.
Baca SelengkapnyaParlemen Uni Eropa Tolak Biofuel Sawit, Pemerintah RI Kecewa
23 Januari 2018
Parlemen Eropa menyetujui penghentian penggunaan biofuel berbahan dasar kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan pada 2021.
Baca SelengkapnyaProdusen Biodiesel Tuntut Eropa Hapus Bea Antidumping
21 Maret 2017
Bulan ini, Kementerian Perdagangan mengajukan gugatan terhadap
Uni Eropa melalui WTO.
Tiga Industri Ini Bermitra Sulap Rumput Gajah Jadi Biofuel
9 Maret 2017
Tiga perusahaan itu adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) bersama PT Pertamina (Persero) dan Toyota Motor Corporation.
Baca SelengkapnyaBPBD Sawit Klaim Campuran BBN pada Solar Capai 18,6 Persen
17 Juni 2016
Pencampuran bahan bakar nabati (BBN) pada solar diwajibkan mencapai 20 persen atau B20.
Baca SelengkapnyaPertamina Serap 519 Ribu Kiloliter Biodiesel Per 2 Bulan
29 Maret 2016
Penyerapan minyak sawit untuk biodiesel di dalam negeri akan
menaikkan harganya di pasar dunia.
Rizal Ramli Lobi ASEAN Agar Pakai Biodiesel dari Sawit
4 Februari 2016
Indonesia dan Malaysia lobi negara-negara
ASEAN agar beralih ke Biodiesel dengan
campuran minyak nabati dari CPO. Cina dan
India juga diajak.