Bunglon Panther Madagaskar Ini Punya Banyak Variasi Warna

Reporter

Kamis, 4 Juni 2015 06:55 WIB

bunglon

TEMPO.CO , Jakarta: Bunglon panther yang dapat mengubah warnanya semakin membuat para peneliti dari Fields Museum of Natural History di Chicago, Amerika Serikat, terperangah. Mereka menganggap bunglon ini lebih dari sekadar reptil. Hal ini membuat bunglon yang ditemukan di hutan di Madagaskar ini didapuk sebagai spesies bunglon baru.

Mulanya, para peneliti hanya ingin mencari bunglon panther, Furcifer pardalis, untuk penelitian lebih mendalam. Tim menggunakan mobil untuk masuk ke hutan di Madagaskar dan melewati jalan, yang kadang beraspal kadang terjal.

"Di sepanjang jalan itu kami menemukan bunglon sedang bertengger di pohon dan semak sekitar desa," tulis para peneliti dalam jurnal Molecular Ecology edisi 25 Mei 2015. Selama perjalanan itu, para peneliti menemukan 324 ekor bunglon panther. Setelah mengambil sampel darah dan foto beresolusi tinggi dari setiap reptil, tim melepaskan mereka kembali ke alam liar.

Analisis genetika pun kemudian dilakukan dengan melihat Deoxyribonucleic acid mitokondria, atau DNA yang diturunkan dari garis ibu, dan DNA dalam inti sel. "Kami juga menganalisis secara matematis warna-warni dari setiap bunglon."

Bunglon panther hidup dalam kelompok-kelompok yang terpisah sekitar Madagaskar. Analisis genetika semakin menunjukkan perbedaan populasi tersebut. Setiap populasi memiliki garis keturunan yang berbeda dan menunjukkan garis perkawinan lintas populasi yang sangat rendah.

Lantas analisis matematis menunjukkan, bahwa pola warna halus bisa memprediksi keturunan genetika yang berbeda dari setiap bunglon. Analisis ini mendukung gagasan yang menyatakan tiap bunglon yang tinggi di populasi geografis merupakan spesies berbeda.

Dalam jurnal, para peneliti menekankan, bahwa Madagaskar memiliki keanekaragaman hayati yang tersembunyi. Sayangnya, penelitian lain mengungkap pertumbuhan pulau ini yang melambat karena pemanasan global. "Itu mempengaruhi tingkat evolusi spesies baru," tulis peneliti.

Selain pemanasan global, ancaman lainnya adalah perdagangan hewan liar. Faktor ini marak terjadi karena banyaknya permintaan dari kolektor hewan yang menyukai warna bunglon. Dengan warna cokelat kemerahan untuk betina dan kombinasi merah cerah-hijau-biru-kuning untuk jantan, para kolektor rela membayar harga tinggi untuk keberadaan hidup hewan ini di rumah mereka.

Beruntungnya penelitian ini dapat mengklasifikasikan 11 spesies baru yang masih dapat bertahan hidup. Hasil studi ini kemudian dijadikan kuncuk visual sederhana untuk pengiriman bunglon panther ke jalur perdagangan.

LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB


Berita terkait

3 Tips Mengambil Foto Saat Liburan di Alam Terbuka

4 hari lalu

3 Tips Mengambil Foto Saat Liburan di Alam Terbuka

Fotografer profesional berbagi tips mengambil foto saat liburan dan mengabadikan momen satwa liar dan lanskap yang menakjubkan

Baca Selengkapnya

Kasus Landak Jawa, Medina Kamil Sebut Pentingnya Edukasi tentang Satwa Liar yang Dilindungi

19 hari lalu

Kasus Landak Jawa, Medina Kamil Sebut Pentingnya Edukasi tentang Satwa Liar yang Dilindungi

Edukasi terhadap satwa dilindungi beserta aturannya sangat penting digencarkan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Sri Lanka, Destinasi Wisata untuk Keluarga, Pecinta Satwa Liar dan Sejarah

20 hari lalu

Menjelajah Sri Lanka, Destinasi Wisata untuk Keluarga, Pecinta Satwa Liar dan Sejarah

Sri Lanka yang menerapkan bebas visa muali 1 Oktober 2024, kaya akan warisan budaya, pemandangan menakjubkan, dan satwa liar yang dinamis.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi 40 Hari di Pegunungan Sanggabuana Temukan 311 Ekor Owa Jawa

25 hari lalu

Ekspedisi 40 Hari di Pegunungan Sanggabuana Temukan 311 Ekor Owa Jawa

Tim Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana melakukan ekspedisi di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana. Kawasan itu didorong jadi taman nasional.

Baca Selengkapnya

Satwa Langka Landak Jawa Ditemukan di Jalanan Kota Bandung, Pusdi Komunikasi Lingkungan Unpad Serahkan Ke BKSDA

37 hari lalu

Satwa Langka Landak Jawa Ditemukan di Jalanan Kota Bandung, Pusdi Komunikasi Lingkungan Unpad Serahkan Ke BKSDA

Seekor landak ditemukan di Kota Bandung kemudian diserahkan kepada pusdi studi komunikasi lingkungan Unpad dan diserahkan kepada BKSDA Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Davina Veronica Minta Aturan Perlindungan Satwa Liar Tidak Tebang Pilih, Soroti Perilaku Pesohor dan Pejabat

37 hari lalu

Davina Veronica Minta Aturan Perlindungan Satwa Liar Tidak Tebang Pilih, Soroti Perilaku Pesohor dan Pejabat

Aktivis pencinta satwa Davina Veronica meminta penerapan aturan perlindungan satwa liar berlaku untuk semua kalangan dan tidak tebang pilih.

Baca Selengkapnya

Catatan dan Tantangan untuk Ekowisata Satwa Liar yang Berkelanjutan di Indonesia

42 hari lalu

Catatan dan Tantangan untuk Ekowisata Satwa Liar yang Berkelanjutan di Indonesia

Webinar ini dihadiri oleh narasumber yang dipandang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekowisata satwa liar berkelanjutan di Asia.

Baca Selengkapnya

7 Tips Pendaki Tektok Pemula, Mendaki dalam Sehari

11 Agustus 2024

7 Tips Pendaki Tektok Pemula, Mendaki dalam Sehari

Pendaki tektok adalah pendaki yang melakukan perjalanan singkat. Meski terlihat lebih sederhana, persiapannya tak kalah serius.

Baca Selengkapnya

Taman Safari Prigen Luncurkan Wahana ATV Adventure, Sensasi Baru Menjelajah Kaki Gunung Arjuna

21 Juli 2024

Taman Safari Prigen Luncurkan Wahana ATV Adventure, Sensasi Baru Menjelajah Kaki Gunung Arjuna

The Grand Taman Safari Prigen menghadirkan wahana ATV Adventure di kaki Gunung Arjuna. Pengunjung dapat menikmati petualangan seru dan beinteraksi dengan satwa liar.

Baca Selengkapnya

Pengaturan Koridor Ekologi UU KSDAHE Diklaim Bakal Kurangi Konflik Manusia dan Satwa Liar

15 Juli 2024

Pengaturan Koridor Ekologi UU KSDAHE Diklaim Bakal Kurangi Konflik Manusia dan Satwa Liar

Koridor ekologi atau ekosistem penghubung merupakan salah satu bentuk areal preservasi.

Baca Selengkapnya