Temuan Baru, Diet Kini Bisa Memakai Bakteri

Reporter

Selasa, 25 Agustus 2015 05:34 WIB

Ilustrasi. easydietprograms.info

TEMPO.CO, Tennessee - Hasil penelitian mengungkapkan bahwa bakteri punya potensi untuk digunakan sebagai metode diet. Para ilmuwan berhasil membuat bakteri melalui metabolisme molekul normal yang dapat menekan rasa lapar.

"Ini menawarkan program penurunan berat badan yang potensial," kata Sean Davis, pakar molekul dari Vanderbilt University, seperti dikutip dari Science Daily. Davies dan rekan penelitiannya akan menjelaskan temuan itu dalam pertemuan National Meeting and Exposition of the American Chemical Society ke-249.

Melalui pembiayaan riset dari National Institute of Health, Davies dan rekan membuat bakteri yang biasanya dihasilkan di usus halus setelah makan, N-asil-phosphatidylethanolamines (NAPEs). Bakteri ini lalu dengan cepat diubah menjadi bakteri yang dapat menekan nafsu makan, N-asil-ethanolamines (Naes). Caranya dengan mengubah gen dari strain bakteri probiotik menjadi NAPEs.

Setelah berhasil mengubah genetika strain bakteri probiotik, tim peneliti kemudian mengujinya pada sekelompok tikus yang obesitas dan memiliki gejala diabetes. Hasilnya, berat badan tikus ini berhasil turun dengan drastis. Berat badan tikus itu juga turun 15 persen lebih cepat dalam delapan pekan dibandingkan dengan tikus yang juga diberi program diet tanpa bakteri.

Tak hanya itu, kadar metabolisme tikus dan jumlah glukosa dengan program diet bakteri lebih baik ketimbang tikus tanpa bakteri. Berat badan tikus dengan program pun jauh lebih ringan setelah 12 pekan terakhir.

Davies mengatakan, perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan tidak berdampak signifikan terhadap penurunan berat badan. Kebanyakan orang akan kembali mendapatkan berat badan yang berlebih jika tidak dibantu dengan pengurangan pola makan.

Dalam beberapa tahun terakhir banyak penelitian menunjukkan populasi bakteri yang hidup dalam usus mungkin menjadi faktor kunci dalam menurunkan obesitas. "Strategi mikroba usus patut dicoba," ujar Davies.

Dia mengklaim diet mikroba merupakan perawatan yang mudah. Tujuannya hanya untuk menghasilkan bakteri terapi yang hidup dalam usus manusia selama enam bulan sampai satu tahun dan memberikan pemberian obat berkelanjutan. Metode ini, kata Davies, jelas berbeda dengan program obat penurunan berat badan yang biasanya harus diminum setiap hari.

Namun penelitian Davies ini tidak terlepas dari risiko. Kendala utamanya ialah mencari orang yang cocok untuk uji coba klinis. Sebab, tidak semua orang cocok dengan bakteri tersebut.

Science Daily | Amri Mahbub

Berita terkait

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

19 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

36 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

40 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

55 hari lalu

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.

Baca Selengkapnya

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

5 Maret 2024

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Diet Flexitarian?

29 Februari 2024

Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.

Baca Selengkapnya

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

23 Februari 2024

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

11 Februari 2024

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.

Baca Selengkapnya

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

8 Februari 2024

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.

Baca Selengkapnya

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

3 Februari 2024

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?

Baca Selengkapnya