TEMPO.CO, Bandung - Macan tutul di alam liar ternyata punya ritual kawin yang unik. Sekali kawin, prosesnya dari awal sampai selesai memakan waktu 85 menit. "Dalam sehari bisa tiga-empat kali kawin," kata Manajer Program Conservation International Anton Ario, Selasa, 8 September 2015.
Proses kawin macan tutul itu jadi rekaman istimewa kamera inframerah yang dipasang di Gunung Malabar oleh lembaga tersebut. Proses kawin sepasang macan tutul itu tertangkap rekaman kamera pada 20 November 2014. Bukti keberadaan macan di Gunung Malabar tersebut baru-baru ini dipublikasikan di Internet.
Waktu kawin sepasang macan itu, kata Anton, sekitar pukul 03.00-04.00 WIB. Ritual perkawinannya dimulai dari pertemuan macan jantan dan betina di suatu tempat khusus. Mereka memeriksa keadaan sekitar dan mencari lokasi privat. Setelah itu betina akan duduk di bawah macan jantan sambil mengibaskan ekornya. "Itu pertanda siap kawin," kata Anton yang meneliti macan di alam liar.
Setelah betina rebah, macan jantan berada di atasnya dan mulai mengawini. Durasi per penetrasi jantan dihitung selama 5-12 detik. "Saat mau selesai, jantan mengakhirinya dengan menggigit tengkuk betina dan ada reaksi dari betina seperti marah ingin menyerang," katanya.
Musim kawin macan tutul berlangsung dari Agustus hingga Desember. Pada masa itu, kata Anton, macan menjadi sensitif. Walau begitu, Gunung Malabar dinilainya masih terbuka bagi para pendaki atau pecinta alam. "Aktivitas orang sebagai lokasi pendakian sebenarnya tidak masalah sepanjang tidak merusak habitat atau mengganggu ekosistem yang ada," katanya.
Ketua komunitas Jelajah Gunung Bandung Unu Miharja mengatakan kabar keberadaan macan tutul di Gunung Malabar sebaiknya disosialisasikan ke kelompok pencinta alam. Tujuannya agar kegiatan pendaki maupun macan tutul di sana tidak saling terganggu.
ANWAR SISWADI
Berita terkait
BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela
4 hari lalu
Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.
Baca SelengkapnyaGempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan
4 hari lalu
BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.
Baca SelengkapnyaPengunjung Situ Cileunca Pangalengan Tenggelam, Dua Korban Ditemukan Meninggal
20 hari lalu
Laporan orang tenggelam di Situ Cileunca diterima pada 9 April 2024. Pencarian butuh berhari-hari karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Baca SelengkapnyaGerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung
35 hari lalu
Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.
Baca SelengkapnyaPemkab Bandung Raih 5 Penghargaan Top Bussiness 2024
45 hari lalu
Top BUMD Awards adalah kegiatan corporate rating atau pemberian penghargaan kepada BUMD-BUMD terbaik se-Indonesia
Baca SelengkapnyaTaman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka
45 hari lalu
KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaBupati Bandung Kembali Raih Penghargaan dari Kementerian PAN-RB
52 hari lalu
Kabupaten Bandung merekrut lebih banyak PNS untuk memenuhi kebutuhan lima rumah sakit baru.
Baca SelengkapnyaBupati Bandung Laksanakan Ground Breaking RSUD Bedas Pacira
57 hari lalu
Ground breaking RSUD Bedas Pacira ini adalah yang kelima, setelah empat rumah sakit lainnya telah diresmikan.
Baca SelengkapnyaHasil Rekapitulasi KPU Tetapkan PKB Jadi 'Penguasa Baru' Kabupaten Bandung
59 hari lalu
Suara PKB mendominasi untuk DPR, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaWaspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda
23 Februari 2024
Khawatir rumah ikut terhantam cuaca ekstrem angin kencang? Tips ala BNPB menarik untuk disimak
Baca Selengkapnya