Sultan Resmikan Parangtritis Geomaritime Science Park

Reporter

Editor

Erwin prima

Sabtu, 12 September 2015 04:24 WIB

Sri Sultan Hamengku Bawono menyampaikan pidato pada acara peringatan Jumenengan Dalem di Pagelaran, Keraton Yogyakarta, 18 Mei 2015. Sri Sultan HB X dinobatkan sebagai Raja Mataram Islam sejak 7 Maret 1989. TEMPO/Pius Erlangga.

TEMPO.CO, Bantul: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan pembentukan Parangtritis Geomaritime Science Park pada Jumat sore, 11 September 2015. Lembaga ini merupakan hasil kerja sama antara Badan Informasi Geospasial, Fakultas Geografi UGM, Pemerintah DI Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Bantul.

Pembentukannya juga akan dibarengi dengan revitalisasi Laboratorium Geospasial Parangtritis dan restorasi kawasan gumuk pasir yang kini terancam rusak. Setelah peresmian itu, pemasangan patok pembatas zona inti gumuk pasir seluas 141 hektare juga dilakukan.

Saat meresmikan lembaga baru ini, Sultan mengaku gembira karena sudah lama menunggu ada pembentukan pusat riset di kawasan bentang alam yang potensial menjadi area wisata itu.



Ke depan, Sultan menambahkan, juga terbuka peluang untuk pembentukan lembaga serupa berbasis studi karst dan vulkanologi. "Tapi, mungkin pembentukan science park dan vulkanologi, seperti usulan UGM, masih butuh waktu lama," kata dia.

Sultan menegaskan penetapan batas zona inti gumuk pasir akan diikuti dengan pembersihan permukiman dan pepohonan serta aktivitas lain yang mengganggu pelestarian zona inti gumuk pasir.



Beberapa kali Sultan mengulang pernyataan yang meminta lurah dan kepala dukuh di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabaupaten Bantul agar aktif mencegah kerusakan kawasan geoheritage tersebut. "Lurah dan dukuh di sini harus mencegah ada permukiman dan aktivitas lain yang mungkin bisa merusak gumuk pasir," kata Sultan.

Selama ini, dalam catatan Tempo, masa depan kawasan gumuk pasir Parangtritis terancam karena banyak pohon, khususnya cemara udang, bertebaran di kawasan ini. Selain itu, sejumlah permukiman liar juga terbangun di sekitar zona inti gumuk pasir. Paling parah, sampai sekarang ada puluhan kolam tambak udang yang masih beroperasi di dekat maupun di dalam zona inti.

Fenomena ini bisa menghambat pembentukan barchan atau bukit gumuk pasir dengan bentuk puncak serupa bulan sabit. Sebabnya, pohon, bangunan dan tambak udang bertebaran di jalur lorong angin yang selama ini berhembus dari laut dan membawa material pasir halus pembentuk gumuk.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir yang datang di peresmian itu berharap Parangtritis Geomaritime Science Park bisa menjadi pusat informasi geospasial tentang kelautan dan pesisir bagi publik.



Menurut dia lembaga ini tak hanya layak menyediakan informasi memadai mengenai proses pembentukan gumuk pasir secara ilmiah bagi wisatawan. "Bisa juga menyediakan informasi bagi nelayan tentang lokasi perairan yang banyak plankton dan ikan," kata dia.

Adapun Koordinator Laboratorium Geospasial Parangtritis, Retno Wulan memerinci kawasan gumuk pasir akan terbagi dari tiga bagian. Kawasan ini terdiri dari 141 hektare zona inti, 95 hektare kawasan terbatas dan 111 hektare wilayah penyangga. "Zona inti harus segera bersih dari pepohonan, bangunan dan tambak," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Advertising
Advertising

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

14 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

16 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

19 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

22 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

48 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

54 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

55 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

55 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

8 Maret 2024

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya