TEMPO.CO, Malang - Rumput kering (hay) dan rumput hijau hasil fermentasi (silase) menjadi alternatif pakan ternak untuk sapi dan kambing saat musim kemarau. Kombinasi pakan itu cocok digunakan saat rumput hijau sulit ditemui, terutama saat musim kemarau sejak lima bulan lalu.
"Hay dan silase merupakan solusi untuk mengatasi pakan ternak seperti sekarang," kata pakar nutrisi ruminansia Universitas Brawijaya Malang, Hendrawan, Sabtu, 12 September 2015.
Para peternak, katanya, terbiasa menumpuk cadangan rumput kering untuk pakan ternak saat kemarau. Jerami merupakan salah satu pakan yang disimpan atau ditimbun untuk cadangan pakan saat kemarau.
Sedangkan untuk membuat silase, rumput hijau segar difermentasi dulu. Caranya rumput dicacah disimpan dalam lubang atau drum dan dipadatkan untuk menghilangkan kandungan udara, lantas disiram dengan tetes tebu. Rumput ditutup rapat kedap udara, disimpan hingga bertahan sampai setahun lebih.
Peternakan besar, katanya, biasa memanfaatkan silase untuk menyimpan pakan. Sedangkan peternak umumnya enggan memanfaatkan silase karena keterbatasan lahan dan tenaga.
Kedua metode tersebut dianggap sebagai solusi efektif untuk mengatasi krisis pakan ternak. "Meski kandungan gizi menurun, tapi pakan awet," katanya.
Untuk itu Universitas Brawijaya mengajak petani untuk menggunakan metode penyimpan pakan ternak. Metode ini tak hanya digunakan saat kemarau, tapi juga cocok saat bencana alam. Sementara saat kemarau peternak kesulitan pakan karena keterbatasan lahan untuk menanam rumput dan juga alih fungsi lahan pertanian.
Hendrawan berharap pemerintah menjamin penyediaan lahan bagi pengembangan pakan ternak. Tujuannya untuk memacu populasi ternak dan mengusahakan produsi daging secara mandiri. Selain itu, kerja sama antara peternak dan Perum Perhutani untuk menanam pakan ternak diharapkan mampu memasok persediaan pakan ternak.
Hendrawan mengusulkan agar setiap sentra peternakan menggunakan metode pengawetan rumput atau pakan ternak. Sedangkan pengawetan dilakukan kolektif dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit pakan hijau saat rumput mudah diperoleh.
Peternak sapi asal Gondanglegi Kabupaten Malang Endik Teguh Widodo mengaku saat kemarau harus mencari pakan ke desa tetangga. Ia bersama peternak lain membawa mobil pikap dengan jarak tempuh 20-40 kilometer. Lantaran persediaan pakan di daerahnya menipis. "Kami juga tak punya lahan untuk menanam rumput," ujarnya.
EKO WIDIANTO
Berita terkait
UTBK SNBT 2024 di UB, Pengamanan Diperketat di Sejumlah Titik
2 hari lalu
Sebanyak 97 personil diterjunkan untuk mengamankan pelaksanaan UTBK di Universitas Brawijaya.
Baca Selengkapnya4 Anggota Polda Metro Jaya Kedapatan Nyabu, Berikut Kajian Kenapa Polisi Terjerat Pidana Narkoba
9 hari lalu
Polda Metro Jaya meringkus anggotanya yang menggunakan narkoba jenis sabu. Lantas, apa alasan umum ada polisi terlibat narkoba?
Baca SelengkapnyaUniversitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran
9 hari lalu
Universitas Brawijaya selalu diminati oleh calon mahasiswa baru, pun juga menyediakan jalur Seleksi Mandiri yang menggunakan seleksi nilai UTBK
Baca SelengkapnyaPasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba
14 hari lalu
Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.
Baca SelengkapnyaKeripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI
17 hari lalu
Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi
Baca SelengkapnyaRagam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang
32 hari lalu
Apa saja makanan khas Kota Malang yang patut untuk dicoba?
Baca SelengkapnyaKilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda
32 hari lalu
Seperti kebanyakan kota di Indonesia, Kota Malang mengalami pertumbuhan dan perkembangan setelah kedatangan pemerintah kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaUniversitas Brawijaya Terima 3.662 Mahasiswa Baru, Ini Progam Studi Paling Diminati
37 hari lalu
Universitas Brawijaya menerima 3.662 mahasiswa baru dari total 31.368 pendaftar lewat jalur SNBP.
Baca SelengkapnyaGuru Besar 21 PTN Berbadan Hukum Ungkapkan 10 Maklumat Kepemimpinan Membumi
5 Maret 2024
Pertemuan ini menegaskan komitmen untuk meningkatkan kepemimpinan para guru besar dengan membumikan kepemimpinan akademik. Pimpinan Majelis Dewan Guru Besar PTNBH, Andi Pangerang Moenta mengatakan, dalam pertemuan tersebut disampaikan poin-poin penting untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat).
Baca SelengkapnyaDua Rombongan Siswa Bertolak ke Istanbul dan New York Hari Ini
27 Februari 2024
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang, Jawa Timur, akan mengirim 18 siswa mengikuti Istanbul Youth Summit (IYS) 2024.
Baca Selengkapnya