Cara Google View Street Selamatkan Gajah Afrika

Reporter

Senin, 28 September 2015 16:16 WIB

Gajah afrika termasuk dalam genus Loxodonta, hidup berkelompok. Perbedaan dengan gajah yang ada di Indonesia adalah, ukuran dan bentuk kuping gajah Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan gajah Afrika. Ishara S.KODIKARA/Getty Images

TEMPO.CO, Samburu - Gajah terancam punah karena terus diburu dan gadingnya diperdagangkan. Kelompok konservasi Save the Elephants dan Google mendesain cara unik untuk menyelamatkan gajah Afrika dari serbuan pemburu liar. Setiap gajah dipasangi ban penanda posisi di lehernya. Alat inilah yang akan mengirim gambar, aktivitas, dan keadaan di sekitar gajah ke satelit Google.

Dari alam liar terpencil di utara Kenya, tepatnya di cagar alam Samburu National Reserve, teknologi mutakhir dari Google menciptakan peta tiga dimensi dari data satelit yang dipasok ban leher atau kerah yang terpasang pada gajah. Alat itu menyediakan keamanan bagi hewan langka ini dalam jangka pendek dan membantu melindungi habitat mereka dalam jangka panjang.

“Alat ini adalah bank informasi yang tak ternilai,” kata Kepala Save the Elephants Iain Douglas-Hamilton, 21 September lalu. Gambar yang memuat posisi dan keadaan gajah ini hadir hampir real-time melalui Google Street View, yang memotret Samburu National Reserve.

Sejak 2005, Save the Elephants telah menandai ratusan gajah dengan ban leher di Afrika. Saat ini, dari 85 gajah yang sudah dipasangi kerah pengaman, separuhnya berada di Kenya utara. Selebihnya berada di seluruh benua, termasuk di Republik Kongo, Afrika Selatan, dan Zimbabwe.

Kenya sedang berjuang menghentikan perburuan demi melindungi populasi gajah yang tersisa sekitar 30 ribu ekor. Samburu, sekitar 300 kilometer utara Ibu Kota Nairobi, adalah rumah bagi sekitar 900 gajah. Di seluruh Afrika, per 2007, diperkirakan ada 700 ribu ekor gajah Afrika. Konservasionis telah memperingatkan bahwa perburuan gading seharga ribuan dolar AS per kilo di Asia membuat gajah Afrika mungkin saja punah di alam liar dalam satu generasi.

Harapan penyelamatan itu muncul dari teknologi Google. “Kerah-kerah itu dapat memberi tahu kami saat hewan tidak bergerak, maka kami dapat bereaksi cepat dengan mengirim tim patroli kami,” kata David Daballen, Kepala Operasional Lapangan Save the Elephants, di Samburu.

INDIA TIMES | LIVE SCIENCE | AHMAD NURHASIM

Berita terkait

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

6 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

18 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

19 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

19 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

22 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Pemegang Rekor Dunia Lari Maraton Kelvin Kiptum Tewas dalam Kecelakaan Mobil

12 Februari 2024

Pemegang Rekor Dunia Lari Maraton Kelvin Kiptum Tewas dalam Kecelakaan Mobil

Kelvin Kiptum mencetak rekor dunia lari maraton di Chicago Marathon pada Oktober lalu untuk melampaui rekor rekan senegaranya Eliud Kipchoge.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Sekte Kelaparan di Kenya Didakwa Terorisme, Sebabkan 429 Pengikut Tewas

17 Januari 2024

Pemimpin Sekte Kelaparan di Kenya Didakwa Terorisme, Sebabkan 429 Pengikut Tewas

Paul Mackenzie, pemimpin aliran sesat sekte kelaparan di Kenya akan didakwa melakukan pembunuhan dan terorisme atas kematian lebih dari 400 orang

Baca Selengkapnya

Pelari Uganda Benjamin Kiplagat Ditemukan Tewas di Kenya, Diduga Ditusuk dengan Pisau

1 Januari 2024

Pelari Uganda Benjamin Kiplagat Ditemukan Tewas di Kenya, Diduga Ditusuk dengan Pisau

Jasad Benjamin Kiplagat ditemukan dengan luka benda tajam di lehernya. Polisi menduga dia dibunuh.

Baca Selengkapnya

AS Tangkap Warganya di Kenya, Dituduh Bantu Al Shabaab Terinspirasi Serangan Hamas

30 Desember 2023

AS Tangkap Warganya di Kenya, Dituduh Bantu Al Shabaab Terinspirasi Serangan Hamas

Seorang pria New Jersey, AS, yang ditangkap di Kenya didakwa mencoba membantu kelompok militan al Shabaab, terinspirasi serangan 7 Oktober Hamas

Baca Selengkapnya