Gajah afrika termasuk dalam genus Loxodonta, hidup berkelompok. Perbedaan dengan gajah yang ada di Indonesia adalah, ukuran dan bentuk kuping gajah Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan gajah Afrika. Ishara S.KODIKARA/Getty Images
TEMPO.CO, Samburu - Gajah terancam punah karena terus diburu dan gadingnya diperdagangkan. Kelompok konservasi Save the Elephants dan Google mendesain cara unik untuk menyelamatkan gajah Afrika dari serbuan pemburu liar. Setiap gajah dipasangi ban penanda posisi di lehernya. Alat inilah yang akan mengirim gambar, aktivitas, dan keadaan di sekitar gajah ke satelit Google.
Dari alam liar terpencil di utara Kenya, tepatnya di cagar alam Samburu National Reserve, teknologi mutakhir dari Google menciptakan peta tiga dimensi dari data satelit yang dipasok ban leher atau kerah yang terpasang pada gajah. Alat itu menyediakan keamanan bagi hewan langka ini dalam jangka pendek dan membantu melindungi habitat mereka dalam jangka panjang.
“Alat ini adalah bank informasi yang tak ternilai,” kata Kepala Save the Elephants Iain Douglas-Hamilton, 21 September lalu. Gambar yang memuat posisi dan keadaan gajah ini hadir hampir real-time melalui Google Street View, yang memotret Samburu National Reserve.
Sejak 2005, Save the Elephants telah menandai ratusan gajah dengan ban leher di Afrika. Saat ini, dari 85 gajah yang sudah dipasangi kerah pengaman, separuhnya berada di Kenya utara. Selebihnya berada di seluruh benua, termasuk di Republik Kongo, Afrika Selatan, dan Zimbabwe.
Kenya sedang berjuang menghentikan perburuan demi melindungi populasi gajah yang tersisa sekitar 30 ribu ekor. Samburu, sekitar 300 kilometer utara Ibu Kota Nairobi, adalah rumah bagi sekitar 900 gajah. Di seluruh Afrika, per 2007, diperkirakan ada 700 ribu ekor gajah Afrika. Konservasionis telah memperingatkan bahwa perburuan gading seharga ribuan dolar AS per kilo di Asia membuat gajah Afrika mungkin saja punah di alam liar dalam satu generasi.
Harapan penyelamatan itu muncul dari teknologi Google. “Kerah-kerah itu dapat memberi tahu kami saat hewan tidak bergerak, maka kami dapat bereaksi cepat dengan mengirim tim patroli kami,” kata David Daballen, Kepala Operasional Lapangan Save the Elephants, di Samburu.