Ikan pun Mampu Bekerja Sama dengan Pasangannya

Reporter

Jumat, 2 Oktober 2015 17:10 WIB

Biota laut yang hidup di perairan pulau Ishigaki, kecantikan taman bawah laut pulau Ishigaki membuat para wisatawan tertarik untuk menyelam disana. Ishigaki, Jepang, 20 Juni 2015. Akio Kon/Getty Images

TEMPO.CO, Queensland - Studi terbaru yang dilakukan ARC Centre of Excellence for Coral Reef Studies James Cook University Australia menunjukkan bahwa sepasang ikan rabbit fish alias baronang dapat bekerja sama dan mendukung satu sama lain ketika memberi makan anaknya.

Ikan pemakan lumut yang hidup di laut itu memiliki kemampuan lebih dari yang diperkirakan sebelumnya. "Kami menemukan bahwa pasangan rabbit fish mengkoordinasikan kegiatan mereka secara ketat dan hati-hati, sehingga memberi keamanan bagi pasangan untuk mencari makan bagi anak mereka," kata Simon Brandl dari ARC Centre of Excellence for Coral Reef Studies kepada Science Daily, 25 September 2015.

Sebelumnya, pola kerja sama seperti itu diperkirakan hanya mungkin dilakukan burung dan mamalia. Ternyata ikan pun bekerja sama dengan pasangannya untuk membesarkan anak-anaknya. Seekor ikan akan menjadi pengawas situasi ketika pasangannya menyuapi anak. "Perilaku ini juga terjadi antar-ikan dan tampaknya didasarkan pada kerja sama timbal balik di antara anggota pasangan," ujar Brandl.

Kerja sama timbal balik, yang membutuhkan perbuatan baik bagi pasangan, yang kemudian berbalas, diasumsikan membutuhkan kognitif yang kompleks dan keterampilan sosial. Keterampilan ini pada ikan dianggap tidak ada. Penelitian tersebut dimuat dalam jurnal Scientific Reports edisi September 2015.

Namun Brandl mengatakan penelitian mereka menunjukkan koordinasi yang jelas dan menyajikan bukti menarik ihwal adanya kerja sama timbal balik di antara pasangan baronang. "Telah ada perdebatan dalam jangka panjang tentang apakah kerja sama timbal balik dapat terjadi pada hewan yang tidak memiliki perkembangan keterampilan kognitif dan sosial yang sangat tinggi, seperti ditemukan pada manusia dan beberapa jenis burung dan primata," tutur Brandl.

"Dengan menunjukkan bahwa ikan, yang umumnya dianggap dingin, tidak bersosial, dan tidak cerdas, ternyata mampu bernegosiasi dalam sistem kerja sama timbal balik. Kami memberikan bukti bahwa kerja sama mungkin tidak eksklusif seperti diasumsikan sebelumnya," ucapnya.

Anggota peneliti Bellwood mengatakan persepsi tentang ikan sebagai hewan secara perlahan berubah. "Temuan kami harus lebih memicu upaya guna memahami ikan sebagai organisme yang sangat maju dengan perilaku sosial yang kompleks," katanya. "Ini juga mungkin memerlukan perubahan dalam cara kita belajar dan etika memperlakukan ikan."

Rabbit fish merupakan anggota keluarga besar ikan Indo-Pasifik, yang beranggotakan 28 spesies dan terbagi atas dua grup besar. Kelompok pertama adalah ikan yang hidup di hutan bakau. Kelompok lain adalah ikan berwarna cerah dan umumnya berkaitan dengan terumbu karang.

SCIENCE DAILY | NATURE | AHMAD NURHASIM

Berita terkait

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

2 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

4 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

4 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

5 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

5 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

5 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

6 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

6 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

6 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

6 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya