Aplikasi Pemeringkat Orang Mengundang Kecaman di Twitter  

Reporter

Editor

Erwin prima

Jumat, 2 Oktober 2015 17:22 WIB

Aplikasi Peeple. kickstarter.com

TEMPO.CO, San Francisco - Pencipta sebuah aplikasi yang memungkinkan setiap orang untuk memeringkat orang lain yang mereka kenal, bersumpah akan meluncurkan aplikasinya sesuai rencana bulan depan, meskipun mengundang kemarahan di dunia maya.

Aplikasi Peeple telah disamakan oleh pengkritik dan pendukungnya seperti layanan ulasan Yelp di mana orang dinilai tanpa persetujuan mereka, seperti seseorang memberikan nilai terhadap restoran atau sebuah maskapai penerbangan.

Yelp dengan cepat membuat klarifikasi tidak terkait dengan startup Peeple, yang menurut beberapa laporan bernilai US$ 7,6 juta (Rp 111,5 miliar) berdasarkan dana investasi yang diperoleh.

Peeple adalah sebuah aplikasi untuk memberikan peringkat dan komentar terhadap orang-orang yang berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari secara pribadi, profesional, atau romantis, menurut situs forthepeeple.com.

Para pendiri, Julia Cordray dan Nicole McCullough, pada Kamis, 1 Oktober 2015, membela karya mereka, sebagai tempat di dunia maya untuk memberi umpan balik pujian dan konstruktif.

Badai kritik di Twitter, Facebook dan media online lainnya menilai pencipta Peeple entah naif atau sengaja meremehkan begaimana komentar jahat bisa terjadi di Internet.

"Inovator sering dimentahkan karena orang takut dan mereka tidak mengerti," sebuah pesan dari kepala eksekutif Cordray di website Peeple. "Kami inovator berani dan tidak akan meminta maaf untuk itu."

Cordray menyebut Peeple sebagai "aplikasi positif" yang akan diluncurkan pada November. "Apakah Anda menyukai kami atau konsep kami atau tidak, kami tetap menyambut semua orang," kata pesan situs itu.

Peeple memungkinkan orang menilai teman-teman, keluarga, teman kencan, atau orang lain dengan bintang satu sampai lima. Subyek yang dinilai tidak dimintai izin. Penilai harus login menggunakan akun Facebook dengan identitas asli mereka, dan hanya perlu nama dan pencocokan nomor ponsel dari orang yang mereka nilai.

Mereka yang menjadi target komentar di Peeple dipertahankan selama dua hari untuk memberikan waktu kepada para pihak yang terlibat untuk memecahkan masalah.

Twitter pun marak dengan kecaman ke Peeple. Rentetan tweet mengutuk gagasan akan sebuah aplikasi untuk memeringkat manusia sebagai sebuah mimpi buruk yang akan digunakan sebagai senjata oleh pengganggu atau penguntit dengan efek dunia nyata yang berpotensi tragis.

"Di zaman di mana kebenaran dan gosip di internet benar-benar dapat merusak kehidupan, aplikasi peeple ini mengerikan dan menakutkan," kata model Christine Teigen dalam tweet dari @chrissyteigen.

Pendiri Peeple memblokir atau mengutuk beberapa kritik secara online yang diarahkan ke mereka.

AFP | ERWIN Z

Berita terkait

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

4 jam lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

14 jam lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

14 jam lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

17 jam lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

20 jam lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

21 jam lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

22 jam lalu

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

Menhan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu, bahwa terkait Rafah, AS meninjau beberapa pengiriman senjata jangka pendek ke Israel.

Baca Selengkapnya

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

22 jam lalu

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB untuk memprotes pemungutan suara yang mendukung keanggotaan penuh Palestina

Baca Selengkapnya

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

1 hari lalu

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

Pemerintahan Joe Biden mengakui bahwa Israel kemungkinan menggunakan senjata yang disediakan AS tak sesuai hukum kemanusiaan di Gaza

Baca Selengkapnya

143 Negara Dukung Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

1 hari lalu

143 Negara Dukung Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

143 negara memberikan suara setuju untuk keanggotaan penuh Palestina di PBB, sembilan negara menolak, termasuk AS, Israel, dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya