BJ Habibie Kecewa Indonesia Belum Peduli Pendidikan  

Reporter

Senin, 12 Oktober 2015 12:53 WIB

BJ Habibie. TEMPO/Aditia Noviansyan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan presiden BJ Habibie menyampaikan kekecewaannya terhadap nasib pendidikan Indonesia. Hingga saat ini, baik pemerintah maupun masyarakat, belum mengerti pentingnya akademi dan edukasi bagi sumber daya manusia.

"Masih banyak yang bertanya, untuk apa mengeluarkan uang banyak untuk ilmu pengetahuan," kata BJ Habibie saat memberikan sambutan perayaan 25 tahun Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Jakarta pada Senin, 12 Oktober 2015. Permasalahan ini telah mengakar sejak ia masih menjabat dulu.

BJ Habibie berkisah, pemikiran ini muncul lantaran kondisi Indonesia zaman Orde Baru, yang makmur karena harga komoditas tinggi. Rakyat hidup berkecukupan, terutama mereka yang bergerak di bidang penjualan hasil alam seperti batu bara. Sayang, tak terbersit di benak para pemilik uang saat itu untuk berinvestasi di peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Orang kaya lebih memilih menghamburkan uang untuk lapangan golf, dan kenikmatan jangka pendek lainnya. Suara-suara yang bermunculan juga cenderung meminta pemangkasan anggaran sektor-sektor pendidikan, dan lebih pada hiburan. Hal ini sangat disayangkan Habibie.

"Padahal, kalau dilihat dari Undang-Undang Dasar bangsa ini, Sumber Daya Manusia menjadi andalan. Harus digarisbawahi, sumber daya alam harus dimanfaatkan untuk memajukan kualitas SDM," kata BJ Habibie.

Seiring berjalannya waktu, harga komoditas pun menurun, dan semua orang mulai ketar-ketir. Hal serupa pun terjadi pada periode saat ini, dan perbedaannya hanya sedikit. Gelombang pemutusan hubungan kerja terjadi. Orang-orang usia produktif terpaksa menganggur, dan menjadi bodoh lantaran tak memiliki keahlian yang cukup. "Konyolnya lagi, negara kita lebih sibuk memakmurkan negara lain. Lewat impor," kata dia.

Ia berharap mata pemerintah dapat terbuka untuk melihat pentingnya pendidikan. Dengan edukasi yang cukup, Indonesia akan memiliki pasukan tenaga kerja yang mumpuni. Pada akhirnya, tenaga kerja berkualitas ini dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Tak lagi tunduk dan patah oleh kemiskinan.

"Kita harus konsolidasi. Tarik lokomotif dari sektor ekonomi, energi, dan lain-lain. Lokomotif itu adalah SDM, dengan memberikan pendidikan dan pembudayaan yang berkualitas," kata dia.

URSULA FLORENE

Berita terkait

Selain Dian Sastro - Reza Rahadian, Pasangan di Film Lain Reza Rahadian dan BCL Setidaknya di 5 Film Ini

40 hari lalu

Selain Dian Sastro - Reza Rahadian, Pasangan di Film Lain Reza Rahadian dan BCL Setidaknya di 5 Film Ini

Selain Dian Sastro dan Nicholas Saputra, Indonesia punya pasangan aktor Reza Rahadian dan BCL yang kerap dipasangkan dalam film.

Baca Selengkapnya

Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

46 hari lalu

Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

53 hari lalu

Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

Beberapa kali laporan investigasi dan cover Majalah Tempo pernah dilaporkan ke Dewan Pers oleh berbagai pihak. Soal apa saja, dan siapa pelapornya?

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

53 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

53 hari lalu

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

Selain sempat menjadi orang kepercayaan Soeharto, Solihin GP berperan dalam Agresi Militer Belanda pada 1947. Ini karier militer dan politiknya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tetapkan Prabowo Jenderal Kehormatan TNI, Mengapa Dulu Dia Diberhentikan dari Militer?

28 Februari 2024

Jokowi Tetapkan Prabowo Jenderal Kehormatan TNI, Mengapa Dulu Dia Diberhentikan dari Militer?

Prabowo Subianto dapat pangkat jenderal kehormatan TNI dari Jokowi. Bagaimana kisahnya dulu ia diberhentikan dari militer? Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Besar Mengiringi Lengsernya Soeharto, Termasuk 14 Menteri Mundur Bersama-sama

27 Januari 2024

Peristiwa Besar Mengiringi Lengsernya Soeharto, Termasuk 14 Menteri Mundur Bersama-sama

Beberapa peristiwa besar libatkan Soeharto hingga proses lengsernya, pada 21 Mei 1998. Termasuk kerusuhan Mei 1998 dan 14 menteri mundur bersama-sama.

Baca Selengkapnya

Profil Ayah Maruarar Sirait, Sabam Sirait Salah Seorang Pendiri PDIP

16 Januari 2024

Profil Ayah Maruarar Sirait, Sabam Sirait Salah Seorang Pendiri PDIP

Maruarar Sirait, putra salah seorang pendiri PDIP memutuskan mundur dari PDI Perjuangan. Berikut profil Sabam Sirait.

Baca Selengkapnya

KNKT Investigasi Kecelakaan Kereta di Cicalengka, Ini Profil Komite Nasional Keselamatan Transportasi

8 Januari 2024

KNKT Investigasi Kecelakaan Kereta di Cicalengka, Ini Profil Komite Nasional Keselamatan Transportasi

KNKT melakukan investigasi kecelakaan kereta di Cicalengka, Jawa Barat. Berikut profil dan lingkup tugas Komite Nasional Keselamatan Transportasi.

Baca Selengkapnya