Ini Obat Anti-Kanker ala Peneliti Indonesia

Reporter

Senin, 12 Oktober 2015 16:34 WIB

LIPI. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Senyawa kalanon dari getah pohon bintagor batu (Calophyllum teysmannii), yang merupakan tumbuhan khas Kalimantan, bisa diolah menjadi obat antikanker. Adalah para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang berhasil mensintesis senyawa itu.

Linar Zalinar Udin, peneliti yang bergabung dalam tim riset itu, mengatakan penelitian tentang senyawa kalanon merupakan usaha untuk mencari alternatif pembuatan obat antikanker yang dikenal mahal dan sebagian besar harus diimpor. "Bahannya kita punya di Indonesia, sudah disurvei dan banyak bahan hayati yang berpotensi untuk dikembangkan," kata Linar, yang bekerja di Pusat Penelitian Kimia LIPI, seperti dikutip dari laman situs LIPI.

Baca juga:
Sudirman Said Bantah Ada Perpanjangan Kontrak Freeport
Kasus Salim Kancil, Kepala Desa Akui Beri 'Sogokan' Polisi

Selain Linar, anggota tim riset obat antikanker ini adalah Muhammad Hanafi, Leonardus Broto Sugeng Kardono, dan Andrianopsyah Mas Jaya Putra. "Kami kerjakan risetnya di laboratorium Serpong dan Bandung," kata Linar.

Senyawa kalanon diketahui mampu menghambat pertumbuhan sel kanker usus. Aktivitas penghambatan itu bisa ditingkatkan dengan mengubahnya menjadi senyawa ester kalanon melalui proses reaksi kimia. Senyawa kalanon bekerja menghambat sel kanker pada konsentrasi lebih dari 20 mikrogram. Sementara senyawa ester kalanon punya efek yang sama dengan konsentrasi kurang dari 20 mikrogram. Artinya, senyawa ester kalanon lebih efektif dalam menghambat sel kanker usus.


Selanjutnya...
<!--more-->

Senyawa ester kalanon juga memiliki aktivitas penghambatan tinggi terhadap sel kanker leukemia. "Riset obat antikanker ini bisa dikembangkan lagi. Kita punya kemampuan dan sumber daya yang banyak untuk itu," kata Linar.

Simak juga:
Muhaimin Iskandar Minta Kader PKB Belajar dari Mario Teguh
Malaysia Ajari Indonesia Tanggulangi Kebakaran Hutan

Selain menemukan senyawa antikanker, para peneliti LIPI menemukan proses baru dalam pembuatan antibiotik untuk menanggulangi penyakit akibat infeksi bakteri. Para peneliti menggunakan mikroba tanah asli Indonesia untuk membuat antibiotik baru. Hasil riset yang berjalan sejak 2006 itu menunjukkan antibiotik yang dibuat dengan proses kreasi LIPI punya hasil sebanding dengan antibiotik yang sebelumnya sudah cukup dominan digunakan.

Muhammad Hanafi, salah seorang anggota tim peneliti, mengatakan masalah utama yang dihadapi dalam pemakaian antibiotik adalah kemungkinan bakteri menjadi resistan terhadap efek obat tertentu. Hal itu menyebabkan dibutuhkan usaha yang berkelanjutan untuk mendapatkan sumber antibiotik baru. "Beberapa sumber yang kami gunakan adalah mikroba tanah dan dari tanaman," kata Hanafi.

Linar mengatakan antibiotik juga bisa digunakan dalam pengobatan kanker, dikombinasikan dengan obat modern. "Masalahnya, obat antikanker modern itu mahal sekali. Di sini kami coba mencari alternatif mendapatkan senyawa yang serupa dengan obat antikanker yang kebanyakan diimpor itu," katanya.

AMRI MAHBUB

Berita terkait

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

5 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

7 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

7 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

PLN dan Pemkot Bogor Sediakan SPKLU Khusus Angkot Listrik

10 hari lalu

PLN dan Pemkot Bogor Sediakan SPKLU Khusus Angkot Listrik

Penyediaan SPKLU itu merupakan bentuk dukungan PLN terhadap uji coba 5 unit Angkutan Umum Perkotaan Berbasis Listrik di Kota Bogor (Alibo).

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

12 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

13 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

15 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

15 hari lalu

OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.

Baca Selengkapnya